Kini kelas 12 IBB sudah seperti kapal pecah. Sapu yang sudah patah menjadi dua, meja yang semulanya rapih kini di tata seperti panggung hajatan dengan pasangan mempelai yang sedang bersalaman di atas nya, anak laki-laki yang seolah-olah mengantri makanan, dan anak perempuan yang seolah-olah sedang selvi bersama mempelai. Akibat jamkos! Membuat kelas ini seperti kapal pecah.
Hanya beberapa murid saja yang kalem memperhatikan kehebohan teman-teman nya. Bulan yang sedang membaca novel kesukaannya, Vanda yang sedang melamun, Jarwo yang tidak mood mengikuti kehebohan hanya mengupil, dan Helisya yang sedang menghitung uang kas.
Jarwo yang sedari tadi memperhatikan Vanda yang sedang melamun mulai membuka suara.
"Ngelamun tross, ngupil dong kaya gue biar gak gabut. Lama-lama di rasukin setan mampus lu!" Ujar Jarwo membuat Vanda menolehkan wajahnya.
"Setan mana yang berani rasukin gue? Bawa kemari kalo tu setan berani sama gue." Ucap Vanda.
Bulan yang sedang fokus dengan novel nya terusik lalu memperhatikan Vanda dan Jarwo yang sedang berbincang.
"Anjay ngeri! Setan yang denger lu ngomong begini depresot pasti."
"Tentu!"
"Kalian berdua kok gue lihat-lihat cocok juga ya." Celetuk Bulan membuat Jarwo dan Vanda tersentak kaget.
"Idih siapa juga yang mau sama Jarwo, good looking sih iya tapi gak good rekening ya buat apa." Ujar Vanda menusuk.
"Anjay sakit! Lagian tipe-tipe Vanda juga bukan kaya gue, Lan, tipe-tipe dia kan sekelas Byun Baekhyun."
"Behhh mantap! Kalo itu baru gue mau!"
"Coba aja gue kaya Byun Baekhyun pasti gak akan nolak."
"Wah, Stttt! Jangan lu samakan berlian sama batu krikil sahabat."
Bulan menjitak Vanda. "Kalo Baekhyun gue juga gak akan nolak!"
"Emang tipe lu kaya gimana, Van? Kalo cowok kaya Jarwo aja lu gak mau." Tanya Bulan pada sahabatnya itu. Sekedar info dulu Jarwo pernah mendekati Vanda tetapi tidak berakhir jadian.
"Tipe cowok lu kaya idol korea gitu ya, Van? Sampe lu nolak gue dulu." Tanya Jarwo pada mantan gebetan nya itu.
"Enggak juga sih, yang penting tahan banting udah itu aja."
Bulan yang tidak mengerti mengerutkan jidatnya. "Maksud lu?"
"Maksud gue yang tahan kalo gue lempar palu, bom atom, nuklir, tabung gas, meja, kursi udah."
"Oh jadi tipe lu limbad?" Celetuk Jarwo. "Mengkis-mengkis no dek aku." Lanjut Jarwo.
Bulan menutup mulut menahan tawanya agar tidak pecah hingga membuat wajahnya memerah.
"Ya gak gitu juga Jarwo."
Kini Bulan menghadap Jarwo. "Kalo tipe lu yang kaya gimana, Jarwo?" Tanya Bulan sama seperti yang ia tanyakan pada Vanda tadi.
"Kalo gue sih yang penting baik, sopan santun, tidak berkata kasar, body bagus, kulit putih bersih, mau di ajak susah atau pun senang, pintar, gak menye-menye udah itu aja."
"Sayang nya wanita itu udah hilang dari muka bumi!" Timpal Vanda. Pasalnya Jarwo seperti menyindir dirinya.
"Ada."
"Gak ada."
"Ada."
"Lah kok maksa, gak ada."
"Ada."
"Gak ada."
Seperti itu saja terus Vanda dan Jarwo lama kelamaan nada mereka menjadi nge gas. Helisya yang sedari tadi menghitung dan mencatat uang kas seketika melihat Vanda dan Jarwo, dengan semangat Helisya mengambil botol minum nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Sad Story
Ficção AdolescenteNama aku, Bulan. Kata orang memeluk mama ketika lelah itu nyaman, kata orang memeluk mama saat sedih itu tenang, kata orang memeluk mama dengan bahagia itu rasanya istimewa. Tetapi aku tidak pernah merasakan pelukan yang orang lain bilang nyaman, te...