satu

34 3 1
                                    

Suara rintikan hujan menghiasi tempat keberadaan seorang gadis manis dipenghujung hari. Ditemani secangkir susu vanilla panas di hadapan, jari jari lentik nan manis lihai menari nari diatas keyboard laptonya.

[Nadinna Azzahra]

tarikan nafas kasar menandai akhir dari pekerjaannya hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


tarikan nafas kasar menandai akhir dari pekerjaannya hari ini. Gadis itu menyeruput susu vanilla panasnya hingga titik terakhir.

menghempaskan tubuh berisinya di senderan empuk pada kursi yang ia duduki.

Kenyamanan tak berlangsung begitu lama ketika ia melirik jam tangannya yang sudah menunjuk pertengahan angka 5 dan 6.

mengingat ia memiliki orang tua yang bisa di bilang overprotective,

"etdah buju bustrak! perasaan tadi baru Ashar, cepet amat waktu. Bisa kaga di bukain pintu ama ibu negara kalau gini ceritanya!"

dumelnya sambil merapihkan barang barangnya diatas meja bundar kecoklatan.

gerimis sore itu tak menghentikan langkahnya menuju rumah, tak peduli bajunya basah atau kedinginan sekalipun,

langkahnya tak terburu buru bahkan bisa dibilang terlewat santuy aka. santai

Jogja terasa tenang, bahkan berjalan dibawah gerimis -- tanpa payung -- masi terkesan "Romantis" dibanding hiruk pikuk ibu kota yang biasanya membuat gadis ini  lelah hanya dengan melihat jalan raya.

Namanya juga perempuan, pasti kebanyakan tau saat saat tepat untuk halu.

"Kalau di film film ini seru kalau tiba tiba ada orang yang mayungin gue, rambut sedikit basah, pake baju item, terus nawarin nganter sampe rumah, terus pe-de-ka-te, terus jadian ter.."

bug.

Bukan Nadin namanya jika tak ceroboh sedikitpun. lihat saja, saat ini ia menabrak seorang lelaki muda yang diperkerikan seumuran dengannya, menghilangkan haluan lama gadis itu, namun menciptakan imajinasi baru bahwa lelaki ini yang akan menjadi tokoh utama pria di kehidupannya.

ditambah lagi setelan baju lelaki itu yang persis seperti orang yang ada pada halunya beberapa menit yang lalu. dan jangan lupakam wajah lelaki itu yang kelewat tampan.

Lelaki yang di tabraknya hanya diam tak bergeming, namun sedetik kemudian terdengar suara wanita yang sangat amat lembut.

"Apa itu mas?"

yang dipanggil memperlihatkan senyum manis pada gadis disebelahnya yang tak kalah manis.
"Bukan apa apa" jawabnya dengan suara berat tanpa menghilangkan senyum itu.

Gadis JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang