sebelas

6 1 1
                                    

"TUNGGU! SIAPA YANG PULANG?!"

Hari ini hari dimana Nadin akhjrnya kembali memunculkan senyum cerianya yang sudah agak lama memudar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini hari dimana Nadin akhjrnya kembali memunculkan senyum cerianya yang sudah agak lama memudar.

Papa yang biasanya ia temui di rumah sakit, kini bisa ia lihat di meja makan di jam makan, di kamar tidur saat malam, bahkan bisa ia temui tanpa keluar rumah.

Seharian ini Nadin seakan sangat amat manja, mulai dari sering bergelanyut di tangan papanya, meminta di kepangkan papanya, bahkan makanpun sesekali meminta jatah papanya.

ia senang. sangat. amat.

Saat ini Nadin sedang menduduki salah satu ayunan di taman belakang rumah bersama papanya.

"Gimana anak gadis papa sekolahnya?" tanya papa memulai sesi tanya jawab.

"Baik pa"

"Pacar?" tanyanya lagi.

Nadin tak bergeming. Ia hanya melempar senyum ke arah papanya.

"Ga boleh yaa, selama ada papa atau ada yang menyebut nama kamu binti nama papa dengan sah, tanggung jawab kamu masih papa, gaboleh pacaran!" ucap papa dengan lembut dan senyum merekahnya setelah anak gadisnya itu mengangguk patuh.

"Jangan lupa doain papa, biar bisa jadi saksi nikah kamu, Dina, sama abangmu, Dino." ucapan papa yang satu ini sudah sangat sering Nadin dengar dari dulu.

Lagi lagi Nadin hanya menjawab dengan anggukan patuhnya.

Tak lama setelah itu mama memanggil mereka berdua untuk segera masuk ke dalam karna cuaca mendung.

hujan.

Nadin memandangi jatuhnya bulir bulir alir dari balik jendela.

"Apasih yang di liatin din?" tanya mama tanpa jawaban Nadin karna terpotong oleh suara papa.

"Kapan kapan kita main hujan di Jogja yuk, sebelum Nadin berumur dan malah main hujan disana sama suaminya"

ini kenapa papa random banget sih.

"Hush ngawur, anaknya masih SMA ini pah" ucap mama dengan tangan yang sibuk mengupas buah buahan untuk cemilan papa.

hujan kali ini terasa berbeda, mama yang biasanya hanya akan duduk meminum coklat panas kini merawat papa di rumah, dan semua kini kembali seperti semula, papa disini.

-

"Nak?" sapaan lembut mama Nadin, Rani, seraya membuka daun pintu kamar Nadin.

"Iya ma?" tanya Nadin tak kalah lembut.

"Ada temen papa dibawah, turun yuk pakaian yang sopan ya, mama denger itu pemilik sekolah kamu"

pemilik sekolah.

Gadis JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang