[Nadinna Azzahra]
Jakarta, i'm back.
"Perasaan baru seminggu nemenin mama di Jogja ko udah balik kesini anak manis papa?" tanya Iqbal pada anak keduanya itu.
"Iya pa Nadin bosen aja ngeliatin mama bolak balik ngcheck butik."
jawab Nadin hati hati, ia tak mama mbuat papamya khawatir akan kondisi mama, serta gengsi untuk bilang bahwa ia sangat ingin menemani papanya disini.
"Padahal papa nyuruh kalian rame rame kesana biar mama seneng, eh anak krucil satu ini kabut ke papanya" ucap Iqbal seraya mencubit gemas hidung Nadin.
"By the way," ucap papa lagi,
Nadin yang sedang membaca novel mendongak melihat papanya."Ko papa ga di cium?"
funfact Nadin dan papa punya ciumnya ala ala gituu.
dimulai dengan papa mencium pipi kanan kiri dan kening Nadin, lalu Nadin mencium pipi kiri dan kanan serta kening papa setelahnya mereka akan menggesekan hidup mancung keduanya.
entah siapa yang membuat ciuman itu tapi Nadin dan Iqbal selalu begitu.
setelah mendengar papanya 'kode' Nadin menutup novelnya dan bergerak mendeketi papa hingga di cium sesuai keterangan diatas.
1 week.
"Pagi anak anak mama" sapa Rani.
Sambil menaruh beberapa roti bakar di piring kami."Pagi ma, mumpung libur hari ini Doni mau ikut nemenin papa ya ma"
"Dina juga mau"
"Nadin? ga mau ikut nak?" tanya mama. seketika Nadin menjadi sorotan di meja makan.
"Ikut"
-
"Bang ko papa seneng banget sih sampe cerita cerita ke mama gitu emang ada apa?" tanya Dina yang daritadi menguping pembicaraan orang tuanya.
selama didalam kamar rawat papa tadi, papa memang terlihat agak beda hari ini, ia lebih ceria, bahkan lebih bersemangat makan, itu hal bagus
tapi Dina masih penasaran hingga akhirnya memberanikan diri bertanya pada Doni saat dindindo sedang diluar kamar papa.
"Katanya sih papa pindah tangan dokter, dokter yang sekarang lebih muda dan lebih seru, bahkan papa ngajak dokter itu main catur di kamar, ada ada aja kan, papa siapa si itu" jelas Doni.
Dina dan Nadin yang mendengarnya hanya bisa geleng geleng kepala karna ulah menggemaskan papanya.
Rumah sakit kini lenggang, bau atau wangi rumah sakit yang khas sangat tercium di indra pengciuman Nadin saat ini,
suster dan dokter berlalu lalang, Nadin terpaku melihatnya.
beberapa tahun sejak papa berkali kali masuk rumah sakit, Nadin selalu berfikir bahwa ia ingin menjadi dokter untuk menyehatkan orang orang, khususnya papanya sendiri.
saat sedang menghalu bahwa dirinya akan menjadi salah satu dokter ternama di rumah sakit ini, tiba tiba handphone nya berdering bertuliskan "kutu kupret"
Nadin menggeser tanda hijau.
"Kenapa bang?"
Namun beberapa detik kemudian sambungan terputus.
kutu kupret
deeNadinna.
apaakutu kupret
ayo pulang sini ke papa duluread.
tak butuh waktu lama untuk sampai di kamar inap papa,
saat itu juga pemandangan menakjubkan masyaAllah shinning shimmering splendid terdapat di depan kamar papa.ia sedang mengobrol dengan mama, Nadin menghampirinya dan dengan sengaja berdiri di samping mama hingga orang itu pamit undur diri.
"Hayo kenapa? kesemsem ya? cakep?" tanya mama peka
"Dih mana ada, itu siapa ma?" tanya Nadin sok gengsi
Yang ditanya malah melengos hilang dari tatapan Nadin dan sudah menghambur ke dalam ruangan papa.
"Maa tadi siapaa?" tanya Nadin lagi.
"Dih mini idi" ucap mama ngejek Nadin.
"Dokter Farhan seru kan ma? jiwa mudanya berkobar banget" celetuk papa.
oh. dr.Farhan
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Jogja
Ficção Adolescente[Nadinna azzahra] kalau saja hujan tak turun kala itu, tak ada kata kita saat ini. Rabu, 19 Agustus 2020.