1•

3.5K 197 24
                                    


Hari mulai tengah malam tapi tiga manusia kurang kerjaan masih Betah nongkrong depan pos kamling ujung kompleks, diseduhin kopi oleh satpam Budiman jadi pelengkap jiwa para remaja pengangguran.

"Jay, nyari lowongan kerja dimana?"

Yang dipanggil menoleh, tatap kentara dengan kerutan di dahi.

"Model cem anak manja minta kerja. Sehari magang diusir lu-Astagfirullah!"

Kepalanya kena sekali gebuk, bukan yang dibicarakan pelakunya tetapi salah satu manusia sangar raut wajah, Nicholas.

"Ngomong asal Mulu, pantes jomblo" Nicholas ngomong datar, Jay udah siap narik kerah baju Nichol sangking emosi digeplak ralat dibilang jomblo.

"Punya temen gini Amat ya tuhan, tolong Baim yallah"

Jay menghela nafas, menghempas kerah baju Nichol dan empunya balik nyeruput kopi hitam yang tinggal setengah.

"Kalau mau nanti gua cariin"

Jake mengangkat sebelah alisnya, tampak tidak percaya pada perkataan Jay barusan.

Jay yang ditatap seperti itu tidak terima. Dia yang paling tua walau beda beberapa bulan tapi kenapa kedua curut suka sekali menindasnya.

"Gue serius anjir, mau kerja kagak lu?"

"Ya maulah"

"Ya udah entar kalau udah Nemu gua kabarin"

Jake mengangguk mengiyakan, tangan meraih anti nyamuk dan dilumuri ke area tangan juga kaki. Bisa panjang urusannya kalau dia pulang merah merah, dikira kena cupang orang gila yang lalu lalang di komplek.

"Ngomong-ngomong pak Budiman mana?"

Nicholas menjauhkan gelasnya, diam diam menukar gelas miliknya dengan gelas kopi milik Jay yang masih penuh, meminumnya dalam sekali teguk

"Nyari topik tapi kopi gua lu tandas, gak lucu anjir!"

"Salah sendiri kopi udah dingin gak diminum"

"Tuh mata buta apa gimana?, kopi gua tadi ditaruh es batu Bambang"

Jay menggeram, sungguh dia tidak tahan dengan Nicholas yang entah disengaja atau memang tanpa disengaja melakukan nya yang jelas ini sudah ke 5269 kalinya Nicholas mengerjainya. Tampang muka doang yang sangar tapi kelakuan kek anak kurang ajar. Gak tau apa dia juga kurang ajar

"Eh Raden belom pulang?"

Ketiganya menoleh cepat, ada pak Budiman datang dengan kantung kresek isi aneka Kue dari warung Bu inem langganan setiap umat komplek jajargenjang.

"Belum pak, nungguin bapak beli kue"

Jake nyengir gak berdosa, ketiganya orang kaya mampus tapi kalau mau sesuatu paling suka ditraktir, entah kenapa beda rasa sama yang dibeli sendiri.

"Untung saya beli banyak, ini kuenya buat Raden sekalian aja"

Pak Budiman maju selangkah, menata kue langganan pada piring kecil kemudian menggulung kantung kresek kosong disisipkan pada sisi papan pos kamling, biar kalau dibutuhin kan masih bisa pakai.

"Loh bapak gak makan juga?"

Pak Budiman menoleh, ngasih pentung pada Nicholas jaga-jaga kalau Jay banyak bacot dia tinggal pukul

"Sisahin aja Den, saya mau buat kopi lagi. Raden pada mau dibuatin kopi juga?"

Jay mengangguk antusias, kepalanya geleng atas bawah dengan mulut penuh sama kue janda-janda.

Derana'JakehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang