Dia Daisy-11

59 19 38
                                    

Pada akhirnya aku kehilangan banyak hal ketika dewasa, yaitu tertawa tanpa beban dan menangis di depan banyak orang.

_____________________

Banu tersenyum penuh kemenangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Banu tersenyum penuh kemenangan. Tadi saat bu Wandana pergi ke toilet, ia segera memberi siraman qolbu pada Daisy. Dengan itu, sekarang ia sudah mendapatkan sembilan jawaban dari Daisy. Entah karena apa Banu bisa masuk ke kelas Ips II.

Tiga puluh menit berlalu. Daisy melangkah menuju meja guru untuk mengumpulkan kertas ulangannya. Banu manyun, baru saja ia ingin meminta jawaban kembali.

"Daisy, kamu boleh keluar," ucap bu Wandana saat melihat Daisy ingin kembali duduk di bangkunya.

Banu pun semakin manyun.

Koridor terasa sepi, karena jam istirahat baru di mulai lima belas menit mendatang. Daisy melangkahkan kakinya menuju kantin untuk memakan bekal yang ia bawa.

Gadis itu melahap dua potong sandwich yang ia buat tadi pagi. Sebenarnya sandwich ini ia buat untuk Aster, namun batal karena perkataan Dara saat ia akan naik ke mobil Gara tadi.

Rangkulan di bahunya menghentikan kegiatannya. Ia menoleh, mendapati Aster tersenyum lebar.

Daisy berdecak. "Lepasin! kan udah aku bilang, aku nggak mau ketemu kakak!"

Aster tak peduli dengan protesan Daisy, ia tetap memeluk erat bahu gadis itu. "Tapi aku yang mau ketemu kamu."

Daisy acuh, ia kembali melahap sandwich di depannya. Dan Aster dengan jahil mengigit sandwich yang setengahnya sudah masuk ke dalam mulut Daisy.

"Kwak!" tegur Daisy. Beruntung kantin belum terlalu ramai. Hanya ada tiga siswa yang membelakangi mereka.

Aster tetap dengan muka tak berdosanya. Pria itu mengunyah pelan sandwich daging di mulutnya. "Salah siapa nggak bagi-bagi."

"kok nyalahin aku lagi?!"

Aster mengusap rambut Daisy dengan gemas. Gadis itu jika marah malah terlihat semakin menggemaskan. Aster mengeluarkan sekotak susu dengan rasa blueberry dari saku hoodie yang di pakainya.

"Mau nggak?"

Daisy seketika berbinar melihatnya. Ia ingin mengambil susu kotak dari tangan Aster, namun dengan sengaja pria itu menjauhkan tangannya.

Aster tergelak melihat raut muka sebal Daisy.

"Kakak ih, nggak boleh gitu. Bikin orang sebel itu dosa tau nggak?" Aster tertawa saat Daisy semakin mendekat padanya.

"Yaudah, mau maafin aku nggak?" tanya Aster. Dengan cepat Daisy mengangguk mengiyakan.

"Beneran?"

Daisy berdecak kesal. "Iya kaaak .... "

Aster tersenyum sumringah sambil memberikan susu kotak di tangannya. Pria itu terkekeh saat Daisy dengan semangat menyedot susu di tangannya sambil mengayunkan kedua kakinya pelan. Menggemaskan.

Dia DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang