Tak ada belati yang tak membuat mati. Seperti kamu yang mustahil tak membuat patah hati. Bodohnya, kehadiranmu tetap saja ku nanti.
____________"Bisa nggak sih lo jangan ngeselin?!"
Daisy tertawa di meja makan melihat Artha dengan wajah takutnya menatap Dara yang kini melototinya galak.
"Kasian Kak Artha loh, Ra. Jangan di omelin mulu."
"Diem lo tempurung kelapa!"
Daisy mencebik mendengarnya. Ia kembali melihat Artha yang pasrah dimarahi Dara karena tak bisa memotong ayam dengan benar. Salah Artha juga sebenarnya, meminta diajari memasak oleh gadis galak.
"Nggak bisa apa-apa juga sok jadi playboy cap queenkong."
"Ini ayamnya di potong layang-layang, jajar genjang, apa love nih?" tanya Artha.
Daisy tak habis pikir, pertanyaan bodoh itu meluncur begitu mudahnya dari mulut Artha.
"Trapesium atau segitiga kalau bisa!" jawab Dara asal. Gadis itu sibuk memotong beberapa sayuran untuk di jadikan teman si ayam di dalam panci yang airnya masih belum blukutuk-blukutuk itu.
Dara menoleh pada Artha yang anehnya tak berisik. Pupil matanya sontak melebar melihat hasil karya Artha.
"Bagus kan, Ra?"
Dara menggeleng frustasi, kenapa perkataannya benar-benar di lakukan? Kini, dada ayam tadi sudah berubah menjadi beberapa bentuk segitiga dan trapesium.
Pria di depannya sehat kah?
"Beneran deh, Tha, gua takut lo sawan."
Artha mendelik. "Tega banget sumpah, ngomong kayak gitu."
Daisy lagi-lagi hanya bisa tertawa. Pasangan di depannya ini begitu unik. Tidak perlu mengumbar kemesraan, namun hubungan mereka terlihat apik.
Eh? Daisy jadi teringat hubungan asmaranya. Aster sering memperlakukannya dengan manis di depan khalayak umum, namun tiba-tiba hubungannya renggang tanpa ia tahu penyebabnya.
Colekan di dagunya berhasil menarik Daisy kembali dari lamunannya. Terlihat Artha menaruh semangkuk besar sup ayam di depannya dengan asap yang masih mengepul.
"Kenapa? Ada masalah? Kalau mau curhat, curhat aja. Gua lagi open tempat curahan hati seorang bini."
Daisy menggeleng lirih, kemudian menatap sup ayam yang baunya terasa lumayan sedap di indra penciumannya.
"Lepas dulu apron lo bego!"
"Hah? Lepas teplon?" Artha tiba-tiba berubah bolot.
Dara mendesis, sedang Daisy menahan tawanya.
"Bolot!" Artha memanyunkan bibirnya, kesal di ejek bolot.
"Gausah manyun, mirip bebek tetangga tau nggak?! Lepas apron lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Daisy
Teen Fiction-Aku yang mengajakmu berdiri dan dia yang kau ajak berlari.- Mengisahkan tentang gadis manis. Dia, Daisy. Si gadis maniak blueberry. Ia sangat mencintai Aster lebih dari dirinya sendiri. Namun, suatu hari, kenyataan pahit menamparnya. Menghempaskan...