19

2.1K 223 4
                                    

~Hyunjin POV~

Aku senang melihat Jisung masih tetap berada di rumah ini, itu artinya Chris tidak mengusir ataupun menjualnya. Namun yang membuatku merasa tidak nyaman adalah lebam merah yang ada di tubuh Jisung. Karena Jisung menggunakan kaos, sehingga aku dapat melihat luka lebam merah di bagian leher, dada, bahu, dan juga beberapa di lengan bawahnya.

Meski begitu Jisung tetap tersenyum manis saat bertatapan denganku seolah mengisyaratkan 'Aku tidak apa-apa' sebagai jawaban atas ekspresi khawatirku. Saat waktu sarapan selesai, Chris langsung meninggalkan tempat ini begitu juga dengan Irene dan Lino sehingga hanya tinggal aku dan Jisung yang ada di ruang makan.

"Jisung, kau terluka seperti apa tidak sebaiknya berobat" ucapku dengan panik.

"Tidak perlu khawatir Hyunjin. Aku sudah berobat, ini hanya luka biasa" jawab Jisung masih dengan senyum yang tak hilang dari wajahnya.

"Aku juga khawatir padamu, sepertinya kau juga terluka sampai banyak bercak merah di lehermu" kata Jisung membuatku sangat terkejut dan juga malu karena bercak merah itu bukanlah luka melainkan kissmark dari Chris karena bercinta semalam.

"A-aku tidak apa-apa" balasku sambil menahan malu dan aku juga tidak tahu seperti apa wajahku saat ini yang pasti mungkin terlihat memerah dihadapan Jisung.

"Ahahaha.. kau gugup sekali Hyunjin" kata Jisung lalu kembali tertawa.

"Aku senang kau bisa tertawa Jisung" ucapku dan Jisung kembali menatapku dengan tatapan serius.

"Aku mulai mencoba untuk menerima hidup baruku, Hyunjin. Aku tidak punya orang tua dan aku hanya tinggal dengan seorang ayah angkatku. Dia juga tidak terlalu baik padaku, karena itu aku ingin mencoba untuk hidup sebagai anak buah Boss Bangchan. Aku lihat Irene, Lino, Changbin dan Felix bisa tertawa setiap hari dan hidup mereka juga berkecukupan. Jadi kurasa akan lebih baik jika aku juga menjadi bagian dari mereka" jelas Jisung padaku.

Aku tersenyum melihat Jisung yang mulai menerima kehidupan barunya disini dan aku juga senang karena Hyunjin tidak akan lagi diperbudak oleh Chris meski mungkin dia harus melakukan hal kotor yang diperintahkan oleh Chris. Tapi selama hidup Jisung baik-baik saja dan ia merasa nyaman disini, kurasa berlaku kotor juga tidak masalah daripada berbuat baik tapi sengsara.

Aku segera menggeleng-gelengkan kepalaku, aku tidak habis pikir kenapa aku bisa memiliki pikiran seperti ini. Tapi yang pasti aku senang, karena aku bisa bersama dengan Chris dan juga bersama dengan Jisung meski saat ini aku benar-benar merindukan kedua orang tuaku.

"Hyunjin, kau ingin melihat tempat latihanku?" tanya Jisung padaku.

Sepertinya cukup menarik jika aku melihat tempat latihan Jisung karena itulah aku mengangguk. Jisung pun membawaku ke bagian rumah ini yang belum pernah kukunjungi sebelumnya. Ruangan yang bersebelahan dengan ruang makan namun di dalamnya masih ada pintu ruangan lagi dan disanalah ruang latihan Jisung.

Aku sungguh terkejut dan juga takjub melihat ruang latihan disini. Berbagai jenis senjata api dari pistol sampai senapan di pajang rapi di dinding ruangan. Lalu ada juga berbagai jenis pedang dari yang bermata satu sampai bermata dua dan juga dari bentuk yang berbeda-beda. Berbagai jenis cambuk dari yang terbuat dari tali-temali bahkan dari kawat dan juga cambuk paku. Di sudut ruangan ada dua buah matras yang disenderkan pada dinding.

"Kau tau, kemarin aku latihan bersama Lino dan dia memukuliku setiap kali aku gagal melakukan apa yang diperintahkannya" aku menatap Jisung dengan mulut yang menganga karena tak percaya.

"Ahahah.. tapi aku tidak apa-apa, kau tidak perlu memasang wajah tegang begitu" kata Jisung yang lagi-lagi sambil tertawa.

"Aku senang kau merasa tidak apa-apa. Irene pernah berkata padaku kalau dirinya sudah seperti keluarga disini, jadi kurasa kau juga akan menjadi bagian dari keluarga Bang jika kau menjadi anak buah Chris" balasku sambil tersenyum.

҂Big Boss (Chanjin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang