Part 8

880 129 8
                                    

Yuwwwwwww part 8 up nih:)
Tonton trailernya dulu
yuk....




_________________

Selalu ada harapan yang sangat ingin
di aminkan,
Selalu ada rindu yang tak harus
di ungkapkan,
dan Selalu ada kecewa, yang
tak harus di ucapkan

♥♥♥♥♥

"Ihhhh... sebel gue sama si Nata, yakali dia lebih milih temen barunya dari pada gue" ujar Sarah kepada Azka, Rayka, Gibran dan Gavin yang sedang berkumpul di meja kantin paling pojok

"Ya biarin lah Sar,.. dia juga butuh temen selain kita, jangan egois mengekang Xenata, karna itu bisa membuat Xenata sendiri gak nyaman berteman sama kita" tutur Gavin "Ya ga bray ?"

"Tumben lo berfikir dewasa" ucap Rayka

"Maaf, gue mah gak suka berfikir dewasa. Gue sukanya adegan dewasa ya gak Ran ?" ucap Gavin kepada Gibran

"YOIII BROO.... " teriak Gavin girang disertai kekehan "Kapan-kapan kita kolab ya"

"Siap. Atur waktu aja" jawab Gavin dengan cengir konyolnya

"Dasar gila"guman Azka

"Ck.. temen Xenata tuh masalahnya yang ngaku-ngaku pacar si Azka" ucap Sarah kesal

"Lo juga" tutur Rayka datar yang dibalas kekehan oleh Gibran dan Gavin

♥♥♥♥♥♥♥

"Kita duduk sini aja yuk !!"ajak Xenata kepada Nindy, Najwa dan Luna

"Oke dah sini aja" ujar Luna kemudian mereka duduk di meja dengan membawa pesanan mereka masing-masing

"Kok lo bisa sih Xen temenan sama si Sarah ?"tanya Luna membuka suara

"Hah ? emang kenapa sama Sarah ? lo semua ada masalah sama dia ?"tanya Xenata

"Bukan kita, tapi noh si Nindy" ujar Luna sambil melirik Nindy, membuat Xenata menaikkan satu alisnya bertanda bertanya 'ada apa ?'

"Ga kok, gak ada apa-apa gue sama dia. Cuma ya gitu, percekcokan kecil aja" Ucap Nindy

"Dia dikatain jablay !! kalau Nindy jablay dia jalang berarti dong ?" timpal Luna

"Maaf deh, gue jadi gak enak sama kalian" ujar Xenata meringis mendengar ucapan Luna

"Udah kali gapapa kok, bukan lo juga yang salah" ujar Najwa menenangkan Xenata karna melihat perubahan wajah Xenata yang lesu akan malu berbaur dengan mereka.

"Gue cabut dulu ya, bentar" tutur Nindy sambil berdiri dari kursi

"Mau kemana ?" tanya Luna kepo

"Mau cariin Azka sebentar. Mau ngasih surat ini" jawab Nindy sambil menunjukkan selembar kertas yang dilipat rapi

"Lo... pacarnya Azka ? kok gak cerita sama gue sih lo pada ?" ujar Xenata yang dibalas cengiran oleh Nindy

"Aminin aja udah. Bay semua gue pergi" ucap Nindy berlari menjauh dari teman-temananya

"It-itu Nindy beneran pacarnya Azka ?" ucap Xenata linglung yang dijawab kekeha oleh Luna san Najwa

♥♥♥♥♥♥♥

Suasana di meja pojok kantin sangat lah gaduh karna Gavin menyalakan musik diponselnya dengan sangat kencang

" HAREUDANG, HAREUDANG, HAREUDANG......
PANAS, PANAS, PANAS..... SELALU SELA--- ANJIRRRRR" Nyanyian Gibran terputus karna Gavin mengetok kepala Gibran dengan sendok

"BERISIK ANJING, SUARA LO KAYAK DESAHAN CICAK KAWIN" teriak Gavin frustasi karna mendengarkan suara Gibran yanng brnyanyi sangat keras

"Lo pernah denger desahan cicak kawin ran ?" tanya Sarah disertai kehanannya

Sarah memang bergabung satu meja akan Azka, Rayka, dan Gibran. Tidak salah bukan ?, Sarah sahabat mereka juga

"Lo gak denger tadi waktu si Gibran nyanyi, nah kayak gitu desahan cicak kawin" ucap Gavin mengejek yang membuat orang tertawa sekaligus risih atas guyonan Gavin

"Azka...." panggil seorang gadis manis yang telah berada di samping Azka, membuat beberapa siswa/siswi menoleh kearah gadis tersebut

"Mau apa lagi ?" tanya Azka malas

"Nih, buat kamu" ucap Nindy sambil menyodorkan secarik kertas kearah Azka

"Ga modal banget, masa ngasih kertas" sambar Sarah mengejek

"Lihat hatinya aja ya Ka, ini emang gak seberapa" ujar Nindy tak membedulilan ejekan Sarah, oh ayolah....apa mau Sarah sebenarnya ?!

"Gue.gak.butuh.surat.lo" ucap Azka dengan menekan setiap kata

"Ka, aku mau bicara sebentar, bisa ?" tanya Nindy bermohon kepada Azka

"Gue gak ada waktu !! tapi temen-temen gue ada kalau lo mau. Biar Gavin yang ngatur jadwal gilir lo" ucap Azka yang membuat Gavin menyemburkan minumannya atas perkataan Azka.
tak hanya Gibran, Siswa/Siswi yang mendengar ucapan Azka pun dibuat kaget.

Nindy diam membeku. Hatinya berdenyut nyeri, sebegitu murahnyalah Nindy bagi Azka.
Nindy menahan air matanya agar tidak lolos.

"Gak, makasih tawarannya Ka. kalau gitu aku pergi" ujar Nindy berjalan menjauh dari Azka dan meremas kertas di genggamnya.

Kecewa ? jangan ditanyakan lagi !!

Sakit ? pasti !!

Perempuan mana yang mau di perlakukan seperti Azka memperlakukan Nindy ?

Hancur...hati Nindy Hancur,

"Gila lo Ka, lo gak mikirin perasaan dia apa ? pakai bawa-bawa gue segala" ucap Gibran

"Cara lo salah Ka" tutur Rayka yang sedari tadi diam menyimak percakapan temannya, berbeda dengan Sarah yang tersenyum penuh harap seakan perkataan Azka kepada Nindy memberikannya secarik harapan.

♥♥♥♥♥♥



uwwwww....Kasian Nindy:(
Azka jahat ya kayak dia.

wkwkwkwk gimana buat part ini ?

ANINDYA [ TELAH TERBIT  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang