Part 12

798 87 4
                                    

Apa gunanya mata dan hati,
jika kita menilai seseorang dengan telinga ?!

____________________________

Bi Sari yang melihat itu pun menatap punggung Nindy sambil tersenyum sendu,
'dia baik tapi kenapa seolah semesta tak mengizinkannya bahagia' pikir bi Sari

♥♥♥♥♥♥

"NINDYYYYYYYYYYYYY YUHUUUUUUUUUU" teriak seseorang gadis sangat kencang saat Nindy baru saja memasuki area sekolahan

"Ck, lo ga teriak sehari bisa ga sih Lun ?, ga putus apa gimana tuh pita suara" marah Nindy kepada gadis tersebut, yapp Luna, sahabat Nindy

"Hehehehehe.. mau gimana lagi ? udah bawaan dari orok ini mah" jawab Luna cekikikan. Nindy yang malas meladeni Luna pun berjalan meninggalkan Luna sendirian

"NINDYYY, KOK GUE DI TINGGAL SIH" teriak Luna menampakkan muka melasnya. Melihat tidak ada tanda-tanda respond dari Nindy, Luna pun ikut berjalan mengikuti Nindy dengan menghentak hentakkan kakinya di tanah

Sesampainya di depan pintu kelas, Nindy pun mendorong pintu  agar terbuka, seluruh penjuru kelas di lihat oleh Nindy, dan tidak ada siapa-siapa !! hanya ada tas milik Nissa, siswi paling rajin di kelasnya dan mungkin ini dia sedang berada di perpustakaan dan jangan lupakan tas milik Aluna, sahabat Nindy

Nindy pun berjalan menuju tempat duduknya, saat ingin meletakkan tas di kursinya, Nindy melihat tas teman sebangkunya ada di dalam laci meja,

'Dia kemana' pikir Nindy. Tetapi Nindy tak ambil pusing, Dia langsung menaruh tasnya di kursi setelah itu mendudukan diri.

Seperti ritual, setiap berangkat sekolah Nindy selalu mengecek isi lacinya

"Eh, apaan nih" ucap Nindy saat ia menemukan sebuah kotak bewarna biru berukuran sedang yang di balut rapi, tak lupa di hiasi sebuah pita "Perasaan belum ulang tahun, apa ini punya Xen ya ?"

Nindy menemukan note di samping yang bertuliskan namanya

Anindya Avariella

"Kok ada nama gue ? apa ini buat gue kali ya ?!" guman Nindy. Lalu Nindy membuka kotak bewarna biru itu

"Khiyaaaaaaaa" teriak Nindy hesteris sambil melemparkan kotak tersebut secara asal

berpapasan dengan Luna yang memasuki kelas, Luna pun menghampiri Nindy dengan muka kaget.

"Nindy, lo kenapa teriak-teriak ?!" ucap Luna menghampiri Nindy yang sedang mengatur nafasnya

Nindy merasa seperti tidak ada pasokan udara di dalam kelas, Nindy diam mematung, rasa nyeri dikepala pun ikut menyerangnya

"Nindy lo kenapa ?" tanya Luna lagi, ia menghampiri Nindy, dan melihat apa yang terjadi

Luna berjalan kearah kotak yang di buang Nindy, dan betapa terkejutnya Luna atas isi kotak tersebut

Kotak bewarna biru itu berisi  bangkai ular yang kepalanya masih tertancap sebuah pisau kater di sana

Luna pun langsung menutup kotak itu kembali, ia berjalan menghampiri Nindy lagi lalu memeluknya bermaksut ingin menenangkan Nindy

ANINDYA [ TELAH TERBIT  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang