Part 9

775 99 2
                                    

Ratapi sejenak, kadang waktu menghamburkan
segala cara, terutama rasa

________________________

Nindy sedang duduk di taman sekolahan, dia sedang memikirkan ucapan Azka yang menyayat hati.
Apakah sebegitu murahnya Nindy di mata Azka ?

Nindy tak dapat membendung air matanya lagi, kini pipinya sudah di banjiri air mata

"Ga usah sedih, kalau emang lo sanggup, kejar !! kalau lelah istirahat !! kalau sakit berhenti !!" ucap seorang gadis yang sedang berdiri disamping Nindy

"Xe-Xenata, lo kok ada di sini ?" ujar Nindy kaget

"Maaf, tadi gue ngikutin lo. Gue juga denger semuanya tadi" tutur Xenata  "Azka sebenernya ga jahat kok Dy. bukan maksut gue bela Azka !!  mungkin Azka butuh ruang"

"Iya Xen, gue paham"

"Ini surat buat Azka ya ? mau gue coba bantu kasih ?" tawar Xenata "Ya setidaknya gue bantu lo sedikit-sedikit lah"

"Dia ga bakal mau, ini ga penting juga" ujar Nindy sambil meremas semakin kuat kertas tersebut hingga lusuh, tiba-tiba Xenata mengambil paksa kertas dari tangan Nindy

"Xenata !! kembaliin ga ?!"  tutur Nindy sambil melotot kearah Xenata

"Ihh... jangan melotot-melotot !! nanti mata lo keluar terus menggelinding, nanti siapa yang mau ambil ? ngeri Dy" ujar Xenata dengan kekehannya mengejek Nindy "Ga bakal gue buka, santai aja kali, nanti gue kasih ke Azka" cakap Xenata sambil memasukan kertas lusuh itu kedalam saku seragamnya

"Ish... nyebelin"ucap Nindy

"Udah lah, yang penting nih surat bakal sampai ke penerimanya"ujar Xenata sambi menarik Nindy untuk memasuki kelas "Udah mau bel, ayo ke kelas"

♥♥♥♥♥♥♥

"Ga nyangka Azka bisa jahat kayak tadi, kaget dedek mas, kaget !! mas jahat sama dedek" ujar Gavin dramatis

"Jijik dodol !!! nama gue aja yang di bawa-bawa ga sedrama itu"celetuk Gibran menimpali

"Gue tadi khilaf" ucap Azka santai "Lagian salah dia juga deket-deket gue. humam"

"Hukum karma itu ada Ka" tutur Rayka

"Gue setuju sama Rayka, siapa tau nanti lo yang ngejar-ngejar si Sindi itu" ucap Gibran ikut menimpali

"Sindi ?" guman Gavin bingung

"iya Sindi !! yang tadi itu Sindi kan namanya ?" tanya Gibran dengan wajah polosnya

"NINDY NAMANYA GIBRAN ANJING !! N.I.N.D.Y BUKAN SINDI. BEDA JAUH OGEB" teriak Gavin tepat di depan wajah Gibran

"Iya in biar si Gavin bahagia. Kasian sadboy" Papar Gibran ngawur

"Lo mau gue pukul vin ?"tanya Gavin menahan emosinya

"Mau dong dedek di pukul pakai bibir a'a" ujar Gibran lebay menirukan gaya waria yang membuat Gavin risih

"Homo" ucap Rayka datar saat melihat kedua temannya yang gilanya sudah tinggkat akut

♥♥♥♥♥♥


Tak terasa bel pulang sekolah telah berbunyi lima menit yang lalu. Semua siswa/siswi berbondong-bondong keluar kelas untuk bergegas pulang, ada juga yang masih tetap di sekolahan untuk mengikuti ekstrakulikuler yang ada.

ANINDYA [ TELAH TERBIT  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang