Part XIII

2 3 0
                                    

Happy reading!
~

Ting!

Satu notifikasi chat masuk dari aplikasi whatsapp. Aku menggeser badan dan memberikan ruang pada Elgio. Dia baru saja sampai dan menyusulku kemari. Ke tempat yang mama tinggali semenjak wanita itu keluar dari rumah sakit. Dan untuk Elgio, karena dia sudah bangun pagi dan masak, jadi dia berhak mendapatkan penghargaan berupa unduhan anime.

Terserah apa yang mau dia unduh dan tonton, yang penting dia bahagia. Juga ukuran file-nya tidak boleh sampai membuat laptopku keberatan. Sejujurnya, ini bukanlah laptopku. Karena laptop ini adalah mama yang membelikan.

Meski sudah jadi hakku, karena memang mama membelikannya untukku. Tapi aku tentu akan menggunakannya sebaik mungkin. Aku tak ingin membuat mama sedih dan kesusahan.

Kulirik Elgio yang mulai membuka satu situs download anime. Sudahlah, Aku malas mengomentarinya, jadi lebih baik aku kembali menterjemahkan soal-soal yang sudah diberikan oleh dosenku. Hm, kenapa suka sekali memberi cobaan pada mahasiswanya sih?

Aku memutuskan untuk membuka chat yang baru saja masuk, melipir sejenak dari acara terjemah. Dan pastinya, ini bukan lagi kali pertama kalian tahu tentang si pengirim pesan. Sudah pasti ini dari mahasiswa PGSD semester dua yang menjabat menjadi komsting dan apa ya? Oh iya, bucinnya Mbak Yaya, kalo versi Rahayu.

Panggih PGSD : Ay, tadi aku bangun jam 10 dong :"
Panggih PGSD : Padahal aku ada kuliah jam 10.20
Panggih PGSD : Auto kaget

Baiklah aku takkan merasa heran bila kaum adam bangun di jam-jam yang sudah menjelang tengah hari. Mereka pasti setengah mahluk nocturnal, lebih banyak menghabiskan waktu dimalam hari ketimbang di siang hari. Untung saja, pagi ataupun siang sama saja untuk Panggih. Sama-sama punya kegiatan berfaedah.

Hm, kalo dibandingkan denganku yang hanya menghabiskan sebagian waktu luangku untuk menonton drama korea, sudah pasti aku tak seimbang dengannya. Aku sangat bertolak belakang dengannya. Dan aku yakin, dia lebih suka perempuan yang punya visi dan misi yang jelas dalam hidupnya.

Berbeda denganku yang masih kelimpungan mengurus banyak hal yang mampu membuat badanku remuk dan pikiranku kacau. Kalo kata Rahayu, aku dan Panggih takkan cocok. Aku dan pemuda itu sudah jelas akan berat sebelah. Dalam berbagai aspek, Panggih jelas lebih unggul dan aku sudah tertinggal jauh. Untuk mengejar dan mengimbanginya, aku butuh banyak waktu.

Ya, aku tau tak ada yang instan. Lagipula aku sudah lebih dulu merasa sadar diri. Semenjak awal aku tau jika diriku tidak sebanding dengannya.

Aku terlalu malas, untuk dia yang rajin. Terlalu bodoh, untuk dia yang pandai. Terlalu aneh, untuk dia yang normal. Dunianya dan duniaku jelas berbeda. Tapi, bukankah di setiap perbedaan pasti ada kesamaan? Tunggu, kenapa aku malah jadi banyak memikirkannya sih!?

Yaya : Manggil siapa kamu?

Balasanku benar kan? Aku patut bertanya tentang si 'Ay' itu. Jangan-jangan, pemuda ini sudah punya pacar. Kan tidak lucu kalo aku ternyata jadi orang ketiga.

Ting!

Aku menggeser layar dan kembali membuka room chat Panggih.

Panggih PGSD : Manggil km, kan di room chat km 🙄

Aku mendengkus pelan. Kali saja kan salah room chat? Lagipula, aku yakin dia pasti punya teman perempuan lain. Jangan ditanya lagi, sudah pasti kontaknya adalah para perempuan dari teman semasa sekolah dasar sampai kuliah sekarang ini.

Kontakku pun begitu, kontak laki-laki yang kusimpan bukan hanya miliknya. Aku punya beberapa kontak laki-laki lain. Yang sejujurnya hanya saling save dan tak pernah bersapa di room chat. Untuk tambah-tambah viewers story whatsapp tentunya.

Kontakku sudah hampir 400 dan aku harus mulai merapikannya, karena beberapa kontak sudah berganti whatsapp. Membuatku sengit saja. Memang tidak bisa ya, mereka itu setia pada satu nomor?

Yaya : Kali aja salah room chat

Ada banyak hal yang bisa saja dijadikan alasan untuk meninggalkanku. Dari sikapku yang kadang tak mengacuhkannya, itu sepertinya cukup jadi alasan.

Ting!

Panggih PGSD : 1 aja susah bgt dapetnya :"

Aku terkekeh kecil membaca balasannya. Namun terhenti seketika ketika satu tanya menyapa logikaku, apa yang ingin dia dapatkan dariku?

Yaya : Terus itu siapa?

Panggih PGSD : Yg mana?

Hish, pake pura-pura tidak tahu pula. Positif thinking, dia baru bangun tidur jadi susah untuk fokus. Oke, santai, Yaya. Mari bersabar.

Yaya : Itu Ay Ay
Yaya : Ayu?

Aku terdiam dan berpikir, kira-kira siapa ya?

Ting!

Bibirku ternganga setelah membaca jawabannya. "Aduh, jantung," bisikku.
Kenapa mudah sekali bagi pemuda ini mengundang debar-debar sih? Mau tidak mau, bibirku otomatis tersenyum dan berakhir tertawa. Menertawakan diriku sendiri.

-

"Apa ya?" gumamku bertanya-tanya.

Aku tengah bingung dengan drama korea yang akan kuunduh dan kumarathon. Aku sebenernya tak suka bila menonton drama korea sendiri. Semenjak punya teman sesama fangirl seperti Rahayu, aku langsung merasa dia sejoliku.

Gara-gara gadis kelahiran 2001 itu, aku jadi tidak bisa menikmati drama korea sendirian. Walaupun kadang kami menonton bersama dan berakhir dengan aku yang sibuk dengan ponsel. Tapi, aku cukup senang melihat berbagai macam ekspresi ia tunjukkan ketika tengah menonton. Aku jadi merindukan gadis itu, apa kabar dia?

Aku membuka aplikasi whatsapp dan memutuskan untuk mengirim pesan pada Rahayu. Sebenarnya tidak ada seharipun kami berdua lewati tanpa berbalas pesan. Aku dan Rahayu kerap kali meributkan soal kuliah yang tak pernah memberikan sedikit jeda untuk sekedar bermain keluar.

Yaya : Yu, menurutmu kejelasan itu perlu nggak?

Pembahasan soal cinta takkan ada habisnya. Semakin ke sini, aku semakin kebingungan dengan apa yang harus kulakukan.

Ting!

Rahayu : Jipang ya, Mbak?

Aku terkekeh pelan dan teringat pada panggilan khusus yang kusematkan untuk Panggih. Jipang. Kalo di kota irama, Jipang adalah sebutan untuk sayur welok. Dan aku awalnya hanya asal membuat panggilan itu. Tapi kini justru aku, Rahayu bahkan Dwisila tahu perihal panggilan ini.

Yaya : Iya, Yu. Dia manggil aku sayang, anggep aku pacar. Gimana menurutmu?
Rahayu : Emang dia udah nembak Mbak Yaya?

Aku menggeleng. Tentu saja belum. Kalo mama papaku sampai tau aku punya pacar, bisa dipecat aku. Mama dan papa memang tak pernah melarangku dekat dengan laki-laki manapun. Tapi untuk menjalin hubungan yang lebih dari pertemanan, sudah pasti itu adalah larangan. Tidak boleh pacar-pacaran jika belum lulus kuliah. Pendidikan dulu, kerja dulu, siap dulu, baru pasangan.

Yaya : Belum sih.
Rahayu : Menurutku kejelasan hubungan itu penting, Mbak. Biar nggak bingung mau gimana ke depannya.

Ya, dia benar. Kejelasan dalam sebuah hubungan itu perlu. Tapi, jika aku sendiri takut dengan kejelasan itu, apa aku masih harus memintanya?

~to be continued~
Uploaded on 22 Agustus 2020

Kamu & Tugas Dari Semesta [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang