Part XXI

13 3 0
                                    

Happy reading!
~

+62 856-9212-0757: Selamat siang mba zoya
+62 856-9212-0757: Minta patokan rumahnya
+62 856-9212-0757: Mau kirimbpaket

Kelopak mataku seketika melebar membaca chat dari nomor baru ini. Aku mengerjap dan berpikir. Kapan aku belanja online? Terakhir aku beli online itu bulan April. Itupun paketnya di terima Rahayu yang masih di kos. Terakhir aku melakukan transaksi atm saja ketika bayar kos dan bayar zakat kampus. Terus ini paket apa?

Yaya : Paket dari siapa ya?
+62 856-9212-0757: Pengiriman paket dengan Ninja Xpress sedang dalam perjalanan. Apabila tidak ada penerima dilokasi, mohon untuk menghubungi CS untuk mengubah jadwal pengiriman.
Yaya : Alamatnya sudah tertera dipaket kan ya?
Yaya : Maaf sebelumnya, Mas. Alamat yang tertera dipaket, alamat purworejo atau sumpiuh?
Yaya : Karena saya sedang di sumpiuh, bukan purworejo.
+62 856-9212-0757: Sumpiuh mba
Yaya : Oke, Mas.
Patokannya SD negeri 2 banjarpanepen ke selatan sedikit.
Yaya : Rumah saya deket jalan raya. Sebelah barat.

Siapa yang mengirim paket? Kenapa bisa tau alamat rumahku? Tau dari mana orang ini?

"Ma, ada yang kirim paket atas namaku ke alamat rumah."

Mama mengerutkan kening mendengar pernyataanku. "Siapa?" tanyanya.

Aku menggeleng tapi kemudian satu nama terlintas di benakku. "Apa Panggih?" gumamku bertanya.

"Hm?" Mama makin tak paham dengan asumsiku. "Buat apa dia kirim-kirim paket ke kamu," lanjutnya.

"Aah!" Aku mengacak rambutku. "Aku kemarin nggak sengaja ngomong soal flat shoes. Dia kan lagi liat-liat di aplikasi belanja online, terus kubilang, coba liatin flat shoes. Jangan-jangan dia beli lagi!? Aduh, aku kan cuma bercanda. Cuma nitip liatin! Bukan beliin!" keluhku.

Mama menggeleng heran. "Lain kali jangan kayak gitu, Kak. Mama nggak ada ngajarin kamu buat minta-minta ke laki-laki yang bukan siapa-siapamu," ucapnya.

"Kalo dia pacarku, gimana, Ma?" Aku bertanya dengan ragu-ragu.

"Heh! Dibilang nggak usah pacar-pacaran. Nanti kalo kebablasan, emang kamu mau?!"

Aku menggeleng kuat-kuat, mana mau aku nikah muda. Nikah muda tidak ada dalam rencana jangka pendek maupun panjangku. Aku tidak berminat dengan hal-hal berbau akad. Aku lebih berminat menghabiskan waktuku untuk menyelesaikan urusan di kampus dan meraih hal-hal yang lebih baik untuk mama dan papa.

"Mamaa," rengekku manja. Kalo benar asumsiku, aku jadi makin tidak enak dengan pemuda itu. Kesan perempuan jahat seolah makin kental dalam diriku kalo begini caranya.

-

Ting!

Panggih PGSD: Assalamualaikum, sehat kan?
Yaya : Wa'alaikumsalam, sehat.
Panggih PGSD: Baru selesai UAS :')
Yaya : Sehari 1 apa 2?
Panggih PGSD: Hari ini 1
Panggih PGSD: Tpi MTK :(
Yaya : Ada yang 2?
Panggih PGSD: Sejauh ini si blum ya
Panggih PGSD: Soalnya kbnykn UAS nya pkek tugas akhir
Panggih PGSD: Kyak bikin cerpen, PKM gt
Yaya : Nggak paham
Panggih PGSD: Oiya, dr kmren aku nggak WA🙃
Yaya : Iya
Panggih PGSD: Km marah/kesel ngga?
Yaya : Iya
Panggih PGSD: Sekarang masih marah?
Yaya : Iya
Panggih PGSD: Ehe
Panggih PGSD: Kok nggak WA😂
Panggih PGSD: Klo sebel
Yaya : Males

Ya, orang lagi sebel! Males lah kalo musti chat-chat. Lagipula, buat apa juga aku chat kalo nanti ujung-ujungnya aku merasa makin jahat. Kesannya aku terlalu bocah sekali, tidak bisa tanpa dia. Memangnya dia papaku? Papaku saja tidak lagi menyukai manjaku.

Panggih PGSD: Oiya, ulang tahun km itu 20 juli kan?
Yaya : kok tau sih
Panggih PGSD: Desa ketanda Rt.04/04
Yaya : hah?
Panggih PGSD: 🙄
Panggih PGSD: Kok hah?
Yaya : Kok tau'-'
Panggih PGSD: Paketnya dah smpe?
Panggih PGSD: :v
Yaya : Hah? Paket? Paket apa?
Panggih PGSD: Yaudah, blum brrti
Yaya : -,-

Tuh kan bener, paketnya dari dia! Terus ini, gimana caranya dia tau tanggal lahir sama alamatku? Ah, I see, mungkin skill stalking-nya udah macem FBI.

"Mama! Bener kan, paketnya tuh dari dia," teriakku sembari pergi ke ruang tamu menemui mama yang baru saja selesai mengaji.

"Paket apa? Dari siapa?" Papa menyahut.

Aku membuang muka dan lebih memilih mendekat pada mama. Hal-hal yang berurusan dengan laki-laki, aku pilih mama. Aku lebih dekat dengan mama ketimbang dengan papa.

"Dari temennya kakak, Pa."

"Oh, yang kemarin kamu bilang itu?"

Aku menyembunyikan wajah di balik punggung mama. Mama mengusapku kemudian berkata, "Iya, Pa. Udah dong tanyanya nggak usah kayak gitu. Lagipula cuma temenan."

"Jangan mau dimodusin." Papa berlalu setelah mengatakannya.

Mama menghela napas dan menarik lenganku. "Nanti kalo paketnya sampe, jangan lupa bilang makasih sama dia," ucap mama.

Aku mengangguk patuh. "Kakak nggak enak, Ma," ujarku.

Mama tersenyum. "Lain kali jangan kayak gitu, ya. Ini berlaku tiap ada laki-laki yang deket sama kamu. Mau bagaimana pun hubunganmu sama laki-laki, jangan pernah minta hal-hal dalam bentuk apapun. Karena kita nggak tau keadaan juga niat dari laki-laki," pesannya.

Ting!

Panggih PGSD: Wkwk
Yaya : ish
Panggih PGSD: Masih sebel?
Yaya : nggak tau
Panggih PGSD: Sekarang lgi apa?

Aku kembali ke dalam kamar dan kembali berkutat dengan soal uas yang diberikan dari sehari yang lalu.

Yaya : nyari jawaban soal yang terjemahnya nggak jelas apa maksudnya
Panggih PGSD: Aku ganggu ya
Yaya : Enggak kok
Panggih PGSD: Tugas apa emang?
Yaya : Uas Fisdas
Yaya : Sebenernya cuma ngulang uts
Yaya : Tapi jawabanku miring semua dan ada yang kurang
Yaya : Jadi musti cari tambahan lagi
Panggih PGSD: Oalah
Yaya : iya
Panggih PGSD: Jangan semangat
Panggih PGSD: Eh
Panggih PGSD: Semangat maksudnya😗🖤
Yaya : Hmm
Panggih PGSD: Maaf jg, dri kmren gaada kabar :)
Yaya : Iya, nggak apa-apa.
Panggih PGSD: Soalnya emang kmren lgi ga enak ati bgt🙂
Panggih PGSD: Tugasnya numpuk di hari Sabtu kmren
Panggih PGSD: Klo marah gpp kok :')
Yaya : Enggak dih
Panggih PGSD: Klo ngga, ya alhamdulillah :)
Panggih PGSD: Udah, selesaiin dlu tugasnya
Panggih PGSD: Aku nnti mlah ganggu

Hanya mengulang soal uts tapi tetap saja aku dibikin mumet. Mana jawabannya harus didapatkan dengan analisis. Ribet sekali.

-

"Kak! Ini paketmu!"

Aku langsung berlari keluar dari kamar dan menuju teras depan rumah. Kulihat kurirnya pergi, menyisakan mama dan nenek yang penasaran dengan isi paket. Keduanya membuka paket dengan tak sabaran.

"Aduh, cantik sekali ini, Nduk. Coba dipake," tutur nenek sembari memegang flat shoes warna hitam yang sudah dikeluarkan dari kardusnya. Dia memberikan bagian flat shoes sebelah kanan padaku.

Aku menerimanya dan memakainya. Ok, ini pas dan modelnya lucu. Persis seperti model sepatu untuk anak sekolah dasar. Aku mengerjapkan mata dan tersadar. "Kok makin mirip bocah sih aku," ujarku.

-

Yaya : ?
Yaya : Udah sampe kemarin sore
Panggih PGSD: Alhamdulillah, ngga nyasar
Yaya : Yang nerima bukan aku
Panggih PGSD: Siapa?
Yaya : Mama sama nenek yang lagi di depan rumah
Yaya : Ini dalam rangka apa?
Panggih PGSD: Oalah.. ya kan nnti dikasih ke km jg :)
Panggih PGSD: Anggapa aja hadiah ulang tahun mu.. dprd nnti kelewatan :v
Yaya : Yaiya, tapi bikin ribut. :')
Yaya : Oalah
Yaya: Aku nggak minta padahal.
Panggih PGSD: Pada nanyain gt?
Panggih PGSD: Btw, klo jelek mon maap ya🙃
Panggih PGSD: Soalnya kan aku nggak liat barangnya langsung
Yaya : Iya, nanyain
Yaya : Dari siapa?
Yaya : Tau dari mana alamatnya?
Yaya : Yang mana orangnya?
Yaya : Kenapa ngasih?
Yaya : Emang siapanya?
Panggih PGSD: Pertanyaannya panjang x lebar x tinggi yaa 😬
Yaya : Heem 👌🏻
Panggih PGSD: Mau UAS IPA dlu
Yaya : oke

Hadiah ulang tahun, ya?

Aku terdiam dan menghentikan kegiatan menulisku. Seketika terlintas satu pertanyaan, apa ketika ulang tahunku tiba nanti, dia sudah tak ada bersamaku?

Aku mendesah pelan dan menggelengkan kepala, mengusir semua asumsi yang menyakitkan. Tapi jika memang begitu akhirnya, bukankah sebagai insan biasa, aku hanya bisa menerima?

~to be continued~
Uploaded on 23 Agustus 2020

Kamu & Tugas Dari Semesta [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang