Chapter 22 - Penyelamatan

128 13 18
                                    

Jangan Lupa Tinggalkan Jejak ya Readers. Vote and Comment dipersilahkan😊

         🌺HAPPY READING🌺

Saat ini mereka sudah berada dirumah Chimon. Chimon meminta mereka untuk berkumpul dirumahnya.

Al bergerak gusar. Ia merasa sangat gelisah.

"Lo gak liat wajah mereka yang bawa Arin pergi, Al? Atau mungkin plat mobilnya?", tanya Ohm.

Al menggeleng.

"Mereka nutup wajah mereka, plat mobil nya juga gue gak sempat liat karena gue terlalu shock dengan kejadian tadi"

"Ini pasti ulah Frank ama Drake", kata Nanon setelah sekian lama terdiam.

Mereka semua sontak menatap ke arah Nanon.

"Frank ama Drake musuh kita dari sekolah tetangga dulu?", tanya Ohm.

Nanon mengangguk dengan wajah datar.

"Tapi Arin punya masalah apa ama mereka?"

"Bukan Arin, tapi gue. Mereka nyulik Arin supaya bisa nangkap gue"

"Mereka jadiin Arin umpan?", tanya Al.

Nanon mengangguk.

"Mereka tau gue suka ama Arin, gak tau mereka dapet info itu dari mana. Mereka pasti tau gue akan nyerahin diri gue sendiri ke mereka kalau Arin ada ditangan mereka", tanpa mereka sadari, Nanon mengepalkan tangannya.

"Sialan, pengecut banget mereka", maki Ohm.

"Kita gak bisa diem aja kayak gini. Kita harus bergerak cepat", seru Jeje.

"Mereka bakalan ngelukain Arin kalau kita diem aja kayak gini", sambung Aje.

"Sampai sekarang aman. Mereka gak ngelukain Arin", kata Chimon tiba-tiba.

Dengan langkah cepat Nanon langsung mengambil posisi disamping Chimon.

Chimon menyerahkan tablet miliknya pada Nanon.

Nanon mengambilnya. Disana ia bisa melihat para berandalan itu membawa Arin ke sebuah ruangan kosong yang ditengahnya sudah terdapat kursi dan tali. Ruangan itu juga terlihat memiliki banyak debu. Sangat tidak terawat.

"Bisa-bisanya mereka bawa sodara gue ditempat gak steril kayak gitu. Kalau bunda tau, habis dah mereka di gebuk pake kemoceng legend punya bunda", kata Ohm.

Aje dan Jeje yang mendengar perkataan Ohm kompak menggeleng. Bisa-bisanya Ohm berpikiran tentang kemoceng legend milik Bunda Arin.

"Mon, ini kok bisa ada di lo? Gimana caranya lo nyadap cctv mereka?", tanya Al yang terkejut.

"Gue ahli dibidang ini, he..he..", jawab Chimon.

"Kita harus nyelametin Arin. Kita harus lapor ke Polisi dan nyerahin tablet ini sebagai bukti", kata Al.

Nanon menggeleng.

"Gak. Gue sendiri yang akan nyelametin Arin", kata Nanon dengan nada datar.

Chimon, Ohm, Aje, Jeje dan Al yang mendengar nada Nanon sontak merinding.

Mereka sangat hafal, jika Nanon sudah mengeluarkan nada seperti itu, dirinya sangat marah dan akan menghabisi siapa pun yang sudah mengusiknya atau pun orang-orang yang ia cintai.

"Pertama, kita harus nyari tau tempatnya dimana", kata Aje.

Mereka mengangguk. Nanon hanya diam.

[✔]𝐌𝐲 𝐀𝐧𝐧𝐨𝐲𝐢𝐧𝐠 𝐁𝐨𝐲 || 𝐍𝐚𝐧𝐨𝐧 𝐊𝐨𝐫𝐚𝐩𝐚𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang