Chapter 31 - Pengakuan

83 13 2
                                    

Jangan Lupa Tinggalkan Jejak ya Readers. Vote and Comment dipersilahkan😊

          🌺HAPPY READING🌺

Setelah mengetahui kebenarannya, Arin segera menghubungi Nanon, dalang di balik pemblokiran kontak Nanon di ponsel miliknya pun sudah di eksekusi oleh sang Ayah.

Arin benar-benar kesal pada mereka semua yang sudah mengerjai Nanon dan dirinya.

Mau mengerjai sih ya silahkan saja, tapi jangan sampai seperti ini. Arin tidak suka. Ingin rasanya Arin membombardir oknum-oknum tak berakhlak tersebut, tapi Arin menyayangi mereka, jadi Arin tidak akan melakukannya. Ia menyerahkan semuanya pada sang Ayah.

Arin terus mencoba menghubungi Nanon, namun tidak mendapat jawaban dari lelaki itu.

Pintu kamar Arin terbuka, menampilkan sosok Al yang tengah berjalan menghampiri dirinya.

"Al~", panggil Arin dengan mata berkaca-kaca.

"Uwuwuuu sini peluk dulu", ujar Al yang langsung mendapat pelukan dari Arin.

"Nanon marah ama gue", adu Arin.

Al menepuk punggung Arin pelan.

"Panggilan gue gak dijawab sama Nanon, chat gue juga gak di bales hiks"

"Pengen temuin Nanon?"

Arin melepas pelukannya dan mengangguk antusias.

"Lo tau Nanon dimana? Udah ketemu ama dia?", tanya Arin.

"Udah, Nanon lagi di lapangan basket kampus. Gue anterin yuk kesana"

"Yuk"

Arin dan Al pun menuju ke tempat dimana Nanon berada.

"Samperin gih", kata Al pada Arin yang tengah memperhatikan Nanon mendribble bola basket.

Arin mengangguk.

"Makasih ya, Al"

"Iya sama-sama, sana samperin, urusan Ohm, Harit, Chimon, Aje dan Jeje biar gue tanganin, setelah di eksekusi Ayah Cakra tentunya. Gue juga bakalan ngasih pelajaran ke mereka semua", kata Al.

"Siap, gue serahin semua nya ke lo. Terserah mereka mau lo apain, gue dukung"

"Pastinya, tenang aja. Sana samperin Nanon", Al mendorong tubuh Arin agar segera berjalan mendekati Nanon.















            ~~~~~~~~~~~~~













Melihat Nanon yang terduduk ditengah lapangan dengan bola yang sudah terpantul ke sembarang arah, Arin berinisiatif untuk mengambil tempat duduk disamping lelaki berlesung pipi tersebut.

"Nih", Arin menyodorkan air mineral pada Nanon.

Nanon menoleh, cukup terkejut melihat Arin yang sudah berada di sampingnya.

"Rin?", tutur Nanon pelan.

"Lo nangis?", tanya Nanon saat melihat mata Arin yang sembab.

"Kesengat lebah tadi", jawab Arin asal.

"Ngapain lo disini?", tanya Arin saat memandang sekitar lapangan basket kampus yang sangat sepi.

Masih pada ingatkan kalau mereka sedang libur semester, jadi tidak ada mahasiswa ataupun dosen di Kampus, hanya ada beberapa satpam dan petugas kebersihan yang menjaga keamanan serta kebersihan kampus.

[✔]𝐌𝐲 𝐀𝐧𝐧𝐨𝐲𝐢𝐧𝐠 𝐁𝐨𝐲 || 𝐍𝐚𝐧𝐨𝐧 𝐊𝐨𝐫𝐚𝐩𝐚𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang