7

2.5K 471 49
                                    

Untuk sementara Seungmin dilarang pergi keluar selain ke sekolah. Bekerja pun tidak boleh. Hyunjin tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Seungmin. Terus dapet uang dari mana?

Ya dari Hyunjin.

Awalnya Seungmin menolak tapi Hyunjin bersikeras akan menanggung Seungmin. Sebenarnya dengan siapapun yang sedang dalam kesulitan pasti akan dibantu oleh Hyunjin. Hanya saja Seungmin agak spesial bagi Hyunjin. Alasan pertama, Seungmin adalah pacar bohongan Hyunjin. Kedua karena mereka sama-sama yatim piatu. Ketiga... Seungmin sangat menggemaskan.

Malam ini Hyunjin berada di apartemen untuk mengerjakan PR bersama Seungmin. Mereka belajar di ruang tengah, duduk lesehan ditemani cemilan dan minuman dingin. Seungmin termasuk siswa yang pintar. Sejak tadi dia sudah banyak membantu Hyunjin mengerjakan soal.

Aslinya Hyunjin cuma modus pura-pura gak ngerti supaya bisa deketan sama Seungmin. Begitu Seungmin udah deket bukannya dengerin penjelasan, Hyunjin justru memperhatikan wajah Seungmin dari dekat.

Lama mereka belajar hingga tidak sadar jika sudah pukul 10 malam. Hyunjin yang sudah lelah memutuskan untuk berdiri melihat ke luar jendela. Ternyata di luar sedang hujan. Hyunjin langsung menoleh ke arah Seungmin yang sibuk merapikan meja. Pemuda itu terlihat baik-baik saja.

"Seungmin."

"Kenapa?" tanya Seungmin tanpa menoleh ke Hyunjin.

"Lo gapapa?"

Seungmin hanya menggeleng dan masih memunggungi Hyunjin. Merasa ada yang tidak beres Hyunjin langsung mendekati Seungmin. Ternyata benar, Seungmin sedang menangis. Ini kedua kalinya Hyunjin melihat Seungmin ketakukan karena hujan.

"Lo...gak suka hujan ya?"

Seungmin mengangguk lalu menutup kedua telinganya. "Gue benci hujan."

"Kenapa? Jangan simpen rasa sakit itu sendiri. Lo bisa berbagi sama gue," kata Hyunjin sambil duduk di lantai lalu mengusap kepala Seungmin.

"Hujan bikin gue teringat sama orang itu."

"Siapa?"

Seungmin langsung menggeleng. Sepertinya dia belum siap untuk memberitahu Hyunjin.

"Iya gapapa, lo bisa cerita ke gue kapanpun lo siap. Inget kata-kata ini ya, trauma itu harus dilawan supaya lo makin kuat."

Entah kenapa Seungmin merasa nyaman dengan usapan lembut tangan Hyunjin di kepalanya. Sudah lama dia tidak merasakan kehangatan itu. Perlahan Seungmin berhenti menangis lalu mengusap air matanya meski masih gemetar.

"Tangan lo mirip mama gue," gumam Seungmin sambil memeluk lututnya.

Hyunjin hanya tersenyum karena sebenarnya dia mulai gemas pada Seungmin. Dalam pikirannya ada peperangan hebat antara dua sisi yang menyuruhkan untuk memeluk Seungmin dan tidak. Dia ingin memeluk Seungmin untuk menenangkannya tapi di sisi lain merasa takut jika nanti Seungmin tidak nyaman dan malah menganggap Hyunjin mesum.

Pada akhirnya Hyunjin memilih untuk tidak memeluk Seungmin. Dia kembali mengusap kepala Seungmin dengan penuh kasih sayang hingga Seungmin benar-benar tenang.

🌸

"Gue lihat lo sama Seungmin makin akrab."

"Biasa aja."

"Lo suka Seungmin ya?"

Hyunjin hanya diam tidak menjawab pertanyaan Junkyu.

"Gue dapet undangan dari Jisung. Lo gimana?" Undangan yang dimaksud adalah pesta ulang tahun Jisung.

Ctrl + S | HyunMin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang