8

2.4K 487 53
                                    

Pesta ulang tahun Jisung terbilang mewah. Banyak teman-teman sekolah hingga teman dari luar sekolah yang diundang. Baru masuk ke lokasi pesta, Seungmin sudah terlihat gugup. Ini adalah pertama kalinya dia menghadiri acara semacam itu ditambah dia harus berpura-pura menjadi pacarnya Hyunjin. Kalau di depan kakek sih bisa tapi sekarang di depan banyak orang. Seungmin kewalahan.

"Wah akhirnya lo dateng juga!" Seru Junkyu sambil penepuk pundak Hyunjin. "Eits siapa nih? Cakep banget pake topi beret," lanjut Junkyu sambil menatap Seungmin.

Wajah Seungmin otomatis merona. Hyunjin saja tidak memuji penampilannya sejak tadi.

Hyunjin tidak bicara melainkan sibuk melihat sekitar. Banyak teman-teman SMP yang datang ke pesta tersebut. Rasanya seperti reuni.

Jadi Hyunjin dan Jisung adalah teman sejak SD. Mereka sekolah di yayasan yang sama, tentu saja sekolah berkelas untuk kaum elit. Hyunjin masih bersekolah di sana hingga SMP. Sayangnya saat SMA Hyunjin dan Junkyu memilih untuk tidak melanjutkan di yayasan tersebut karena ingin mencoba di lingkungan yang baru.

"Gue ke sana dulu ya. Lo gak mau ikut? Ada Jeno sama Jaemin. Bomin juga nanyain lo tadi."

"Nanti aja. Gue mau ngajak Seungmin nyari minum."

Junkyu pun pergi meninggalkan Hyunjin sementara Seungmin masih sibuk melihat sekelilingnya yang begitu gemerlap.

"Lo haus gak?" tanya Hyunjin membuat Seungmin berhenti melamun.

"Sedikit."

"Ayo ikut gue," kata Hyunjin sambil menarik tangan Seungmin ke arah meja tempat jamuan pesta.

Saat Hyunjin asik bersama Seungmin, ternyata Jisung memperhatikan mereka dari jauh. Jisung bahkan tidak peduli jika temannya mengajak bicara. Dia terus melihat ke arah Hyunjin yang sekarang sedang merapikan topi beret yang Seungmin pakai. Hyunjin tersenyum hangat pada Seungmin, senyum yang selama ini hanya ditunjukkan pada Jisung.

Setelah acara tiup lilin dan potong kue, pesta kembali dilanjutkan dengan makan malam. Seungmin yang baru kembali dari toilet tidak menemukan Hyunjin di tempat makan. Dia bahkan sempat bertanya pada Junkyu dan jawaban Junkyu membuat Seungmin panik.

"Gue tadi lihat Hyunjin ke sana bareng Jisung."

Karena itu Seungmin langsung mencari Hyunjin ke arah yang dimaksud.

Di waktu bersamaan, Hyunjin dan Jisung sedang melangkah mencari udara segar di pinggir kolam renang. Tidak ada yang bicara hingga Hyunjin mulai lebih dulu.

"Selamat ulang tahun," ucap Hyunjin singkat.

"Makasih Hyunjin."

"Tunangan lo gak dateng?"

Jisung menggeleng, "Dia masih ada urusan di Jepang. Tapi udah ngirimin hadiah kok."

"Oh."

"Hyunjin...kamu belum move on dari aku kan?" tanya Jisung to the point.

"Udah dong. Kalo belum ngapain gue dateng ke sini, bareng pacar lagi."

Jisung malah mencibir, "Aku gak percaya."

"Terserah."

Tiba-tiba Jisung memegangi perutnya seperti sangat kesakitan, "Aduh..." rintih Jisung membuat Hyunjin langsung panik.

"Lo kenapa??"

"Gak tau nih sakit banget..."

"Ayo masuk kita cari—"

"Tapi bohong!" seru Jisung diikuti oleh tawanya yang begitu puas karena sudah berhasil mengerjai Hyunjin.

"Aish ada-ada aja lo," kesal Hyunjin sambil mengusap rambutnya ke belakang lalu berkacak pinggang.

"Tuhkan bener, lo masih perhatian sama gue."

Hyunjin diam saja, merasa kesal pada diri sendiri yang masih terbiasa memperhatikan Jisung. Hyunjin sadar tidak seharusnya dia berada di sini.

"Gue balik ya, kasihan Seungmin sendirian."

Baru selangkah dan Hyunjin merasakan pelukan hangat di punggungnya. Iya, Jisung memeluk Hyunjin dari belakang yang langsung membuat Hyunjin terdiam mematung.

"Bisa gak sih kamu jangan pacaran sama dia? Aku gak suka."

Hyunjin menghembuskan napas berat mendengar permintaan Jisung, "Jangan kayak gini. Lo udah punya tunangan."

"Aku cuma—"

"Seungmin!" seru Hyunjin saat melihat Seungmin yang sedang melangkah kebingungan di depan sana.

"Cih," kesal Jisung ketika Hyunjin memaksa untuk lepas dari pelukannya dan lebih memilih menghampiri Seungmin.

"Seungmin, ayo pulang," ajak Hyunjin yang langsung menarik tangan Seungmin tanpa melihat ke belakang lagi.

"P-pulang? Tapi..." Seungmin kecewa. Dia bahkan belum makan hidangan mewah di sana. Harusnya dia makan dulu dan tidak usah mencari Hyunjin.

🌸

"Kalian pelukan."

"Kita gak pelukan tapi dia yang meluk gue."

Seungmin diam saja, malas berdebat di saat perutnya lapar. Seungmin hanya fokus pada sepanci ramen yang sedang dimasak. Iya mereka sudah sampai apartemen tapi dengan perut kosong.

"Lo gak cemburu?" tanya Hyunjin tiba-tiba dari pantry.

"Ngapain gue cemburu? Itu kan urusan lo sama mantan lo."

Hyunjin mendengus sambil menopang dagunya. Baru kali ini Seungmin menanggapinya dengan ketus.

"Lo marah sama gue ya?"

"Nggak gue gak marah gue cuma nyesel kenapa gak makan di sana."

"Maksudnya?"

"Lobster! Tadi tuh ada lobster dan gue melewatkan kesempatan emas untuk makan sesuatu yang belum pernah gue makan sebelumnya!"

Awalnya Hyunjin kaget namun tak lama kemudian dia terkekeh mendengar jawaban Seungmin yang menurutnya sangat polos dan menggemaskan.

"Lo pengen makan lobster? Kapan-kapan gue ajak ke restoran seafood deh."

"Gak mau!"

"Astaga ngambek." Hyunjin berniat mendekati Seungmin tapi Seungmin langsung memberi isyarat untuk tidak mengganggunya memasak.

Hyunjin pun kembali duduk sambil terus memperhatikan Seungmin. Dalam lubuk hatinya keinginan untuk membahagiakan Seungmin semakin besar. Entah sejak kapan perasaan itu muncul. Mungkin kemarin saat Seungmin menghiburnya di balkon?

Di luar kendali Hyunjin tiba-tiba mengatakan sesuatu yang membuat dirinya sendiri dan Seungmin terkejut.

"Seungmin, gue pengen kita pacaran beneran."

Iya, Hyunjin serius.



Bersambung

Ctrl + S | HyunMin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang