"Lho? Mana minumannya?" gumam Hyunjin saat melihat Seungmin berlari ke arahnya dengan wajah panik.
"Hyunjiiiiin!"
"Kenapa??"
Hyunjin jadi ikutan panik apalagi saat Seungmin memeluknya sambil menangis.
"Seungmin lo kenapa??"
"Orang itu— dia ngikutin gue ke sini! Hiks... gue takut banget..."
Seungmin semakin mempererat pelukannya sementara Hyunjin berusaha menenangkan dengan mengusap bagian belakang kepala Seungmin.
"Gapapa, lo aman sekarang. Ada gue di sini," ucap Hyunjin setengah berbisik.
Tidak diberitahu lebih detail pun Hyunjin sudah mengerti. Dia mengedarkan pandangan ke sekitarnya tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan pria misterius itu. Berani juga pria itu muncul di saat pagi dan di tempat ramai. Itu berarti Seungmin masih berada dalam bahaya.
Setelah mengantar Seungmin ke apartemen, Hyunjin segera menghubungi seseorang. Dia terlihat sangat serius. Kali ini Hyunjin tidak akan memberi kelonggaran. Orang yang dicintai berada dalam bahaya, itu berarti Hyunjin harus melakukan sesuatu yang ekstra demi melindungi Seungmin.
🌸
"Wah gila sih! Kalo gue ada di sana udah gue hajar tu orang!" Junkyu terlihat menggebu-gebu setelah mendengar cerita Seungmin.
"Tapi lo gak diapa-apain kan?" tanya Jinyoung khawatir.
"Gue baik-baik aja."
"Bapak Hwang Hyunjin gak komentar apa-apa nih?" goda Junkyu pada Hyunjin yang sedang sibuk dengan handphonenya.
"Jangan ganggu gue."
"Sok sibuk lo," celetuk Jinyoung.
Seungmin melirik Hyunjin yang terlihat begitu serius. Entah siapa yang diajak chat, Seungmin juga ingin tau. Tiba-tiba Seungmin menepuk pipinya sendiri. Dia tidak boleh melewati batas. Hyunjin juga punya privasi.
"Kantin yuk laper nih," ajak Jinyoung pada mereka.
Junkyu langsung berdiri penuh semangat, "Lo yang traktir kan?"
"Aish mana ada. Seungmin ikut gak?"
"Eh? I-ikut." Seungmin lalu menoleh ke Hyunjin.
"Lo gimana?" tanya Jinyoung pada Hyunjin.
"Kalian duluan aja nanti gue nyusul."
Seungmin pun pergi ke kantin bersama Junkyu dan Jinyoung sedangkan Hyunjin masih sibuk sendiri. Tak lama kemudian handphonenya berdering. Buru-buru Hyunjin menerima panggilan tersebut dengan antusias.
"Apa ada kabar bagus? Baiklah nanti saya ke sana. Terima kasih paman."
Setelah panggilan terputus Hyunjin terlihat begitu senang. Sejak semalam dia sangat sibuk menghubungi seseorang. Pulang sekolah nanti dia akan pergi ke suatu tempat untuk menyelesaikan sebuah urusan penting.
08.00 pm
Seungmin sedang bermalas-malasan di ranjang sambil menonton youtube. Sejak pindah ke apartemen Hyunjin, Seungmin jadi lebih bisa menikmati hidupnya. Jika dia tidak bertemu Hyunjin, entah bagaimana nasibnya sekarang. Mungkin Seungmin sudah berakhir di tangan pria aneh yang suka mengikutinya.
Bicara tentang Hyunjin, seharian ini pemuda itu terlihat berbeda. Hyunjin lebih fokus pada hpnya. Saat pulang pun dia tidak mengantar malah meminta Junkyu yang menemani Seungmin.
"Apa dia punya gebetan baru ya?" tanya Seungmin yang sudah mulai tidak fokus pada youtube.
Entahlah, Seungmin seketika merasa kesepian. Seungmin langsung menyadari jika dirinya dan Hyunjin tidak pernah berfoto bersama. Terlihat dekat tapi sebenarnya sangat jauh. Itulah yang Seungmin dapat simpulkan tentang hubungannya dengan Hyunjin.
"Seungmin."
Bahkan sekarang Seungmin bisa mendengar suara Hyunjin. Luar biasa.
Tok tok tok
"Seungmin, lo udah tidur?"
Seungmin langsung bangun dan membuka pintu kamar. Ternyata suara Hyunjin tadi bukan halusinasi. Hyunjin benar-benar ada di hadapannya.
"Hyunjin..."
"Gue kira lo udah tidur."
"Belum."
Hyunjin pun mengusap kepala Seungmin sambil tersenyum.
"Lo kemana aja? Kenapa masih pake seragam?"
"Tadi gue ke kantor polisi."
"Eh? Ngapain??"
"Ketemu om om yang nguntit lo."
"Kok bisa?? Terus gimana??"
Seungmin terlihat kaget sekaligus penasaran. Hyunjin bukannya bercerita tapi malah memeluk Seungmin dengan erat. Dia terlalu gemas sampai tidak bisa menahan diri.
"Om mesum itu bilang alasan dia sering ngikutin lo karena suka sama lo," ucap Hyunjin masih memeluk Seungmin.
"Ish jijik banget."
"Jangan gemes-gemes dong, jadi banyak yang suka kan."
Seungmin pun membenamkan wajahnya ke pundak Hyunjin. Jujur dia tersipu mendengar ucapan Hyunjin barusan.
"Sekarang dia bakal dipindahin ke rumah sakit jiwa. Ternyata dia punya kelainan tertarik sama bocah terus suka pamerin alat kelaminnya di depan umum."
"Syukurlah kalo gitu. Gue masih keinget ekspresinya yang menggebu-gebu mau nyerang gue di taman kemaren. Kalo dibawa ke RSJ berarti dia gak bisa nyari gue lagi kan?"
"Iya lo udah aman tapi harus tetep waspada. Masih banyak pria aneh di luar sana yang kelakuannya sulit diprediksi."
Seungmin pun tersenyum lalu melepaskan pelukan Hyunjin dari tubuhnya.
"Makasih ya Hyunjin. Gue berhutang banyak sama lo."
Hyunjin menggeleng, "Gue ngelakuin ini semua karena tulus mau nolongin lo."
"Lo baik banget. Gue jadi bingung gimana balesnya."
"Mungkin lo bisa nerima cinta gue?" goda Hyunjin yang langsung mendapat cubitan di perutnya.
"Jangan ngomong gitu!" Seungmin bergegas pergi ke arah dapur sambil menangkup kedua pipinya yang merona, "Lo pasti belum makan. Gue masakin sesuatu ya."
Hyunjin malah terkekeh karena berhasil membuat Seungmin salah tingkah. Kata orang cinta datang karena terbiasa. Maka dari itu Hyunjin ingin membuat Seungmin terbiasa dengan kehadirannya. Siapa tau di kemudian hari Seungmin bisa membalas perasaan Hyunjin.
Semoga.
Bersambung
Guys aku publish ff hyunmin yang baru. Bisa langsung cek di workku ya 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Ctrl + S | HyunMin ✔
FanfictionBagi Hyunjin, semua tentang Seungmin sangat berarti. ⚠️ bxb, non baku 12-8-2020 s/d 4-10-2020 © 2020 by hwangsoul