10

2.5K 449 60
                                    

Pagi-pagi sekali Hyunjin sudah datang ke Gong Palace membawa banyak persediaan makanan. Mumpung sekarang hari Minggu, dia juga ingin sekalian mengajak Seungmin jogging. Hyunjin sudah memakai celana training abu-abu dan baju kaos hitam tanpa lengan yang menampakkan lengan sexy-nya.

Tak disangka saat berada di lobby, dia berpapasan dengan Jisung. Jisung tersenyum lebar melihat mantan pacarnya di sana. Setahu Hyunjin yang tinggal di Gong Palace adalah Felix.

"Wah pagi-pagi udah belanja aja."

"Ini buat Seungmin."

"Dih bucin," ledek Jisung.

"Lo ngapain di sini? Ketemu Felix?"

"Iya aku sering nginep di sini sekalian nugas bareng."

Hyunjin hanya mengangguk mengerti hingga Jisung kembali bicara.

"Kalo aku tinggal di unit 202 gimana?"

202... Itu berarti di samping unit milik Hyunjin.

"Buat apa? Bukannya rumah lo deket sekolah?"

"Setelah beberapa kali nginep di tempat Felix, aku ngerasa nyaman banget. Gak ada salahnya kan?" Jisung pun berjinjit untuk membisikkan sesuatu ke telinga Hyunjin, "Siapa tau nantinya aku bisa tinggal sama kak Minho di sini."

Mendengar ucapan Jisung refleks membuat Hyunjin meremas kantong belanjaannya. Bukan cemburu, dia hanya lelah pada Jisung yang selalu mencari kesempatan mengetes kesabarannya.

"Terserah lo aja gue gak peduli," ucap Hyunjin sambil berlalu. Dia sudah terlalu banyak membuang waktu di lobby.

Selama berada di dalam lift, Hyunjin berusaha mengontrol ekspresinya. Dia harus tampak ceria karena akan bertemu Seungmin. Begitu sampai di depan pintu apartemen, Hyunjin langsung menekan password lalu masuk dengan penuh semangat.

"Seungmin! Gue bawain bahan makanan!"

Yang dipanggil nampaknya belum bangun. Hyunjin pun melangkah ke arah dapur untuk memasukkan persediaan makanan itu ke dalam kulkas.

Saat Hyunjin sibuk dengan kegiatannya, Seungmin baru keluar dari kamar masih mengenakan piyama. Dia terkejut melihat Hyunjin berjongkok depan kulkas dengan baju kaos tanpa lengan. Pagi-pagi sudah disuguhkan pemandangan seperti itu.

"Pagi Hyunjin," sapa Seungmin sambil mengucek matanya.

"Pagi ju...ga..." ucapan Hyunjin terpotong saat melihat keimutan Seungmin yang memakai piyama motif stroberi di depan pantry.

" ucapan Hyunjin terpotong saat melihat keimutan Seungmin yang memakai piyama motif stroberi di depan pantry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo mau olahraga ya?" tanya Seungmin membuyarkan lamunan Hyunjin.

"Iya gue kesini sekalian mau ngajakin lo. Ayo ikutan mumpung cuacanya cerah."

"Bentar ya gue cuci muka dulu sama ganti baju."

Hyunjin pun mengangguk senang. Dia pikir Seungmin akan menolak ajakannya. Udah cukup dia ditolak sekali.

🌸

"Biasanya gue ke sini sama Kkami."

"Kkami?"

"Iya anjing peliharaan gue."

"Kenapa sekarang gak diajak?"

"Soalnya udah sama lo."

"Jadi maksudnya gue kayak anjing gitu?"

"Hm anak anjing yang gembul," ucap Hyunjin diikuti kekehannya.

Seungmin justru memanyunkan bibir sambil mempercepat kakinya berlari mendahului Hyunjin. Hyunjin tidak mau kalah begitu saja. Dia juga berusaha menyusul Seungmin hingga mereka saling beradu kecepatan seperti sedang berlomba.

Pada akhirnya Hyunjin lebih unggul dari Seungmin yang memang jarang olahraga. Mereka pun duduk bersama di kursi taman sambil mengatur napas masing-masing.

"Langitnya cerah banget," gumam Seungmin sambil mendongak melihat ke atas.

Hyunjin tidak ikut mendongak melainkan menatap Seungmin dari samping. Tiba-tiba Hyunjin mengusap leher Seungmin dengan punggung tangannya. Ada keringat yang mengalir dan perhatian kecil itu setidaknya berhasil membuat Seungmin salah tingkah.

Untuk sesaat mereka sibuk dengan pikiran masing-masing hingga sepasang kekasih lewat di depan mereka. Seungmin sempat memandangi pasangan itu dan Hyunjin menyadarinya. Iseng Hyunjin bertanya sesuatu pada Seungmin yang sedang melamun.

"Lo pernah pacaran gak?"

"Nggak."

"Pernahnya pacaran bohongan ya," ucap Hyunjin yang dibalas Seungmin dengan tatapan sinis.

"Mana ada yang mau sama gue."

"Gue mau kok."

Seungmin langsung memukul pundak Hyunjin cukup keras. "Jangan mulai deh!"

"Iya iya," sahut Hyunjin sambil mengusap lengannya yang sakit. "Tapi kenapa lo setuju jadi pacar bohongan gue? Selain karena uang ya."

"Gue pengen nyoba hilangin trauma."

"Trauma sama apa?" tanya Hyunjin pura-pura tidak tau.

"Gak semua laki-laki itu brengsek. Gue pengen buktiin kalimat itu. Dengan nyoba pacaran bohongan sama lo, siapa tau gue bisa nemu jawabannya."

"Terus udah nemu belum?"

"Udah. Lo bukan cowok brengsek," sahut Seungmin sambil menundukkan kepala. "Tadinya gue pendiem dan tertutup di kelas. Tapi sejak kenal lo, Junkyu sama Jinyoung gue ngerasa kembali ke sifat asli gue yang dulu."

Hyunjin tersenyum lega mendengar ucapan Seungmin. Pasti berat bagi Seungmin untuk melangkah menjalani kehidupan dengan diikuti bayang-bayang masa lalu.

"Gue boleh nanya sesuatu gak?"

"Boleh."

"Apa tiap turun hujan lo bakal ketakutan?" tanya Hyunjin dengan hati-hati takut menyinggung perasaan Seungmin.

"Nggak juga sih. Kalo lagi fokus sama sesuatu gue bisa gak peduliin hujannya tapi pas lagi sendirian dan gak ngapa-ngapain, yaa lo tau sendiri gimana kacaunya gue."

Hyunjin terdiam mendengar jawaban Seungmin. Seungmin sendiri heran kenapa dirinya bisa begitu terbuka pada Hyunjin. Jika begini terus bisa-bisa Seungmin memberitahu sesuatu yang seharusnya disimpan baik-baik.

"Gue mau beli minum dulu. Lo mau apa?" tanya Seungmin sambil berdiri kaku.

"Air mineral aja."

"O-oke. Tunggu di sini ya!"

Seungmin pergi ke mesin minuman yang jaraknya lumayan jauh dari tempat Hyunjin. Setelah sampai di sana, Seungmin mengusap dadanya karena masih gugup. Bukan gugup pada Hyunjin tapi karena takut membongkar rahasia sendiri.

"Gue harus lebih hati-hati," gumam Seungmin sambil memasukkan uang ke mesin minuman.

Setelah mengambil minuman yang dipilih, Seungmin berbalik tanpa menyadari jika di belakangnya ada seorang pria bermasker hitam yang sedang menatapnya dengan tajam. Seungmin langsung bergidik ngeri menyadari jika pria itu adalah om om aneh yang dulu mengikutinya ke tempat kerja.

"Lama tidak bertemu ya. Kamu makin manis," ucap pria itu yang seketika membuat Seungmin jijik. "Sekarang kamu pindah ke tempat yang sulit aku jangkau. Kalau begini apa sebaiknya aku membawamu ketempatku? Jadi kita bisa hidup bahagia bersa—."

"Jangan ngawur!" teriak Seungmin yang langsung melempar 2 botol minuman ke wajah pria itu dan kabur secepat yang dia bisa.






Bersambung

Ctrl + S | HyunMin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang