4

2.6K 476 26
                                    

"Makasih ya."

"Buat apa?"

"Yang lo taruh di meja gue."

"Aish ketahuan ya." Hyunjin salting.

Seungmin hanya tersenyum, "Gue boleh pinjem catatan matematika lo gak? Tadi gue gak masuk kelas."

"Boleh kok." Hyunjin lalu mengeluarkan buku catatannya dari dalam tas. "Ini."

"Senin gue balikin, besok kan Sabtu."

"Santai aja kali."

Mereka pun melanjutkan langkah di koridor. Jinyoung sudah pulang duluan karena harus pergi ke tempat bimbel.

"Lo mau part time lagi ya?" tanya Hyunjin.

"Iya."

"Semangat." Hanya itu yang bisa Hyunjin katakan.  Seungmin pun mengangguk hingga tanpa sadar mereka sudah sampai di lobby sekolah.

"Mendung..." gumam Seungmin.

Hyunjin ikut melihat ke langit. Andai saja dia mengendarai mobil, pasti sekarang dia bisa menawari tumpangan untuk Seungmin.

Tiba-tiba hujan turun begitu saja dengan deras. Kedua pemuda itu terjebak di lobby. Tidak ada yang menyangka jika sekarang akan turun hujan.

"Aish," umpat Hyunjin lalu melirik Seungmin yang terlihat gemetar.

Seungmin seperti ketakutan. Kakinya mundur dua langkah seolah takut terkena hujan.

"Lo kenapa?" tanya Hyunjin.

Seungmin semakin panik. Dia sampai menutup kedua telinganya dengan telapak tangan. Hyunjin jadi bingung harus melakukan apa disaat seperti ini.

"Seungmin?" panggil Hyunjin sambil menyentuh pundak Seungmin.

"Jangan!" teriak Seungmin yang langsung menjauh dari tangan Hyunjin. Tak lama kemudian Seungmin meneteskan air matanya. Dia menangis dengan wajah panik lalu berjongkok karena kakinya terasa lemas.

"S-Seungmin..."

Bruk

Seungmin pingsan. Hyunjin yang masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi akhirnya memutuskan untuk membawa Seungmin ke rumah sakit.

🌸

Hampir sejam lebih Hyunjin menunggu di IGD hingga Seungmin sadarkan diri. Pemuda itu terlihat lemas melihat sekeliling dengan tatapan sayu.

"Lo udah sadar?"

"Gue di mana?"

"Rumah sakit, tadi lo pingsan di lobby sekolah."

"Lo yang bawa gue ke sini?"

"iya, naik taksi."

Seungmin lalu berusaha bangun dibantu oleh Hyunjin.

"Kayaknya lo ga bisa kerja dengan kondisi begini."

Seungmin terdiam memperhatikan infus yang  menancap di punggung tangannya. Sejak pagi perutnya hanya terisi susu dan roti dari Hyunjin. Ditambah dia mengalami syok hingga hilang kesadaran.

"Gue gak maksa lo buat cerita tapi untuk sekarang lo harus istirahat, jangan kerja dulu."

Seungmin pun mengangguk, "Gue mau hubungi bos supaya dia gak marah."

Hyunjin lalu menyerahkan handphone milik Seungmin yang tadi sempat dia amankan. Setelah ini Hyunjin akan mengantar Seungmin pulang.

🌸

"Kenapa melamun begitu?"

Hyunjin melirik sang kakek yang baru datang dari main golf.

"Gapapa kek."

"Jangan bohong, apa ada masalah dengan Seungmin?"

"Nggak."

Hyunjin berhenti menopang dagunya kemudian pergi ke arah kulkas mengambil sekaleng soda.

"Kakek."

"Kenapa?"

"Wajar gak sih takut sama hujan?"

"Setiap orang punya ketakutan akan sesuatu. Kau sendiri takut hantu kan?"

"Ck jangan bahas itu dong kek," kata Hyunjin yang kembali meneguk soda.

"Kenapa kau masih di sini? Tidak sekolah?"

"Sekarang hari Sabtu. Aku mau jalan-jalan sama Kkami."

Seperti yang direncanakan, pagi ini Hyunjin mengajak Kkami ke taman. Niatnya dia ingin sekalian mengalihkan pikiran dari Seungmin. Bisa dibilang berhasil karena untuk sementara Hyunjin hanya terfokus pada anjing peliharaannya.

Sejak semalam Hyunjin terus kepikiran Seungmin. Setelah mengantar Seungmin pulang, mereka tidak berhubungan lagi. Hyunjin ingin menanyakan keadaan Seungmin tapi mereka tidak cukup dekat untuk saling khawatir satu sama lain.

"Kkami, apa sebaiknya gue telpon Seungmin sekarang?"

Kkami tidak peduli dan terus mengendus rumput.

"Jangan deh, nanti gue dikira sok akrab."

Di waktu bersamaan, Seungmin sedang bersiap pergi ke tempat kerja part time. Kondisinya sudah membaik dan karena kemarin dia libur, hari ini dia harus kerja full dari pagi sampai malam. Tak lupa dia minum vitamin yang disarankan dokter. Semoga hari ini Seungmin bisa bekerja dengan maksimal.

Selama melangkah di jalan, Seungmin merasa ada seseorang yang mengikutinya. Saat berada di dalam bus juga Seungmin merasa tidak nyaman. Begitu menoleh ke belakang, semua orang terlihat biasa. Seungmin berusaha positif thinking dengan mendengarkan musik.

Seungmin melalui harinya di tempat kerja dengan lancar. Tidak terasa sudah sore dan teman part timenya pamit pulang. Seungmin masih harus bekerja sampai malam. Awalnya Seungmin tidak ingin ambil pusing tapi ada seorang pria yang sudah lama berada di meja paling pojok seorang diri. Seingatnya pria itu memesan minuman pada pukul 1 siang dan sekarang sudah pukul 5 sore. Entah kenapa perasaan Seungmin menjadi tidak enak apalagi sekarang dia sendirian karena teman part timenya satu lagi tidak datang bekerja.

Seungmin berusaha tenang dan berharap akan ada pelanggan yang terus datang. Akhirnya pria misterius itu berdiri. Seungmin sudah lega karena dia pikir pria itu akan pergi nyatanya tidak. Pria itu mendekat ke arah Seungmin dan memesan minuman lagi. Mau tidak mau Seungmin harus melayani pesannya.

'Gue harus apa? Gimana kalo dia punya niat jahat sama gue?'




Bersambung




Ctrl + S | HyunMin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang