2

3.1K 511 38
                                    

Meski sudah sebulan menjadi teman sekelas, ini adalah pertama kalinya mereka berinteraksi. Hyunjin duduk di pojok belakang sedangkan Seungmin paling depan. Selain itu Hyunjin juga belum siap membuka hati untuk orang lain setelah putus dari mantannya.

Malam ini Hyunjin menjemput Seungmin dengan mobil ferrari putih. Sebenarnya Hyunjin gak mau pamer tapi kakeknya bilang kalo jemput pacar harus totalitas. Akhirnya gini deh.

Harus diakui Hyunjin terpesona melihat Seungmin. Dia makin cantik kalau berdandan. Di dalam mobil Seungmin hanya diam memandang lurus ke depan. Untuk mencairkan suasana, Hyunjin pun bermaksud mengajak Seungmin bicara.

"Kalo nanti kakek gue nanya sesuatu, lo diem aja ya. Biar gue yang jawab semua."

"Iya."

"Kenapa lo setuju sama tawaran gue? Padahal gue gak bilang jumlah uang yang bakal lo dapet."

"Gue gak peduli soal uang."

"Terus?" Hyunjin menoleh sebentar lalu kembali fokus menyetir.

"Ada sesuatu yang gak bisa gue ceritain ke orang lain."

"Ah— maaf, gue gak akan nyinggung soal itu."

Sesampainya di rumah Hyunjin, mereka langsung masuk dan memberi salam pada sang kakek. Beliau terlihat bersemangat menyambut Seungmin. Hyunjin pikir Seungmin akan tetap bersikap jutek tapi nyatanya Seungmin bisa menyesuaikan diri dan banyak tersenyum pada beliau.

Acara makan malam mereka berjalan lancar. Seperti yang direncanakan, semua pertanyaan mengenai hubungan mereka dijawab oleh Hyunjin. Hingga tibalah pada satu pertanyaan yang membuat Hyunjin tersedak.

"Jadi kapan kalian akan menikah?"

"Kenapa kakek bertanya soal itu lagi? Aku dan Seungmin bahkan belum lulus SMA."

"Kalau terlalu lama ditunda bisa-bisa Seungmin direbut pria lain. Kau harus bergerak cepat."

Hyunjin berusaha tetap tenang menghadapi kakeknya. Seungmin sendiri terlihat kaget mendengar ucapan beliau. Menikah? Hubungan mereka bahkan hanya pura-pura. Seungmin tidak tau soal pernikahan itu.

"Seungmin, apa kau mencintai cucuku?"

"Iya," jawab Seungmin singkat tanpa menunggu aba-aba dari Hyunjin.

"Kalau begitu kau pasti bahagia jika menikah dengan Hyunjin."

"Tentu saja kakek," jawab Seungmin lagi. Kali ini Hyunjin berhasil dibuat terdiam. Aktingnya Seungmin boleh juga.

🌸

"Jinyoung gak bilang kalo makan malam ini sebegitu pentingnya," kata Seungmin begitu mereka masuk ke mobil.

"Maaf, harusnya gue jelasin lebih detail."

Seungmin tidak menyahut melainkan melamun melihat keluar jendela. Dia bukan kesal, hanya sedikit terkejut karena kejadian barusan.

"Alasan gue nyari pacar boongan supaya kakek gak jadi jodohin gue sama orang pilihannya. Iya gue emang konyol tapi cuma ini satu-satunya cara yang bisa gue lakuin."

"Apa jawaban gue tadi bisa ngeyakinin kakek lo?"

"Semoga."

Seungmin melirik Hyunjin yang sekarang sedang fokus menyetir. Dari perilakunya sejauh ini Seungmin bisa menilai jika Hyunjin pemuda yang baik. Hyunjin juga begitu menyayangi kakeknya meskipun beliau terus menggoda Hyunjin dengan masalah pernikahan.

"Kenapa kakek bersikeras supaya lo nikah?" tanya Seungmin memecah keheningan.

"Kakek pengen lihat gue berkeluarga sebelum beliau tutup usia. Selama ini cuma kakek yang gue punya. Kalo kakek gak ada otomatis gue hidup seorang diri."

Seungmin hanya mengangguk dan kembali melamun. Entah apa yang dia pikirkan. Hyunjin sendiri tidak ingin mengusik Seungmin. Dia sudah sangat berterima kasih karena Seungmin bersedia membantu.

Sesampainya di depan gedung apartemen tempat tinggal Seungmin, Hyunjin tidak langsung pulang. Tadi Hyunjin tidak sempat memperhatikan gedung itu karenanya sekarang dia terlihat memandangi bangunan tinggi tersebut. Tempat itu terbilang kecil untuk ditempati satu keluarga. Selain bangunan yang sudah tua, harga sewanya juga pasti murah.

"Kenapa?" tanya Seungmin.

"Lo tinggal sendiri?"

"Iya."

"Orang tua lo dimana?"

"Gue yatim piatu."

"Ah— maaf."

Tiba-tiba Seungmin mengulurkan tangan seperti meminta sesuatu. "Mana bayaran buat gue? Setelah gue pikir-pikir ternyata gue emang perlu uangnya."

"Astaga hampir aja gue lupa. Gue transfer ya?"

Seungmin mengangguk lalu menyebutkan nomor rekeningnya. Hyunjin terlihat serius pada layar hp hingga Seungmin tersenyum tipis melihat nominal uang yang telah dia terima.

"Udah."

"Thank you."

Saat Seungmin beranjak ingin masuk, Hyunjin tiba-tiba memanggil namanya.

"Seungmin!"

"Apa?"

"Sampe ketemu besok," ucap Hyunjin yang hanya dibalas dengan sebuah senyuman oleh Seungmin.




Bersambung

Ctrl + S | HyunMin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang