13

2.5K 424 48
                                    

Aku cinta kamu.

Satu kalimat itu sukses membuat Seungmin merinding. Rasanya seperti mimpi bisa mendengar Hyunjin menyatakan perasaannya di momen seperti ini.

Apa Seungmin tersentuh? Mungkin iya.

"Hyunjin..."

"Hm?"

Tiba-tiba Seungmin memukul dada Hyunjin berkali-kali. "Geli tau! Jangan ngomong gitu!"

Hyunjin bukannya kesakitan tapi malah terkekeh. Seungmin sangat menggemaskan saat sedang malu begini.

"Apanya yang geli?" tanya Hyunjin sambil menahan tangan Seungmin agar berhenti memukulnya.

"P-perut gue..."

"Geli gimana?"

"Kayak ada banyak kupu-kupu yang berontak pengen keluar," gumam Seungmin dengan begitu polosnya.

"Gue juga pernah ngerasain itu."

"Kapan?"

"Tiap lagi sama lo," jawab Hyunjin sambil menatap mata Seungmin. "Rasanya pengen meluk lo terus supaya gak kemana-mana."

Bisa dibilang ini adalah pertama kalinya bagi Seungmin bisa begitu dicintai oleh seseorang. Sayangnya rasa senang itu tidak bertahan lama. Lagi-lagi dia mengubur perasaan itu dengan rasa tidak pantas karena masa lalu yang kelam.

"Gue ngantuk," gumam Seungmin yang membuat Hyunjin bingung akan perubahan sikapnya.

"Tapi—"

Seungmin segera memunggungi Hyunjin lalu memejamkan mata. Hyunjin bahkan tidak sempat melanjutkan ucapannya.

Malam itu suasana terasa tidak menyenangkan. Seungmin tidur begitu saja sementara Hyunjin terus memikirkan kejadian tadi. Apa Seungmin menolaknya lagi? Padahal awalnya Seungmin terlihat senang tapi mendadak bersikap dingin.

Karena tidak bisa tidur, Hyunjin pun memutuskan untuk pulang. Dalam perjalanan Hyunjin terus berharap agar besok Seungmin tidak mengabaikannya seperti tadi.

🌸

Keesokan harinya saat jam istirahat, Seungmin memberanikan diri mendekati Hyunjin. Kejadian semalam benar-benar membuatnya kepikiran dan mungkin sekarang waktu yang tepat untuk memperjelas semua.

"Hyunjin, gue mau bicara sama lo."

Hyunjin berhenti main game dan mengiyakan ajakan Seungmin untuk bicara. Mereka pergi ke atap sekolah karena di sanalah tempat paling sepi untuk bicara serius.

"Ada apa?" tanya Hyunjin yang sejak awal sudah punya firasat buruk.

"Gue mau berhenti jadi pacar lo di depan kakek."

"Kenapa?"

"Lo bisa dapet yang lebih baik dari gue."

Tidak. Bukan ini yang Hyunjin harapkan.

"Seungmin, gue sukanya sama lo." Hyunjin terlihat panik.

"Tapi gue nggak," ucap Seungmin berbohong.

Hyunjin maju selangkah untuk meraih Seungmin namun dibatalkan karena pemuda itu kembali mengatakan sesuatu yang menyakiti perasaan Hyunjin.

"Selama ini gue cuma manfaatin lo karena lo kaya."

"Seungmin..."

"Gue udah beresin barang-barang buat pindah ke tempat yang dulu. Gue mau kembali ke kehidupan awal, tanpa lo dan semua tentang lo."

"Seungmin lo bercanda kan? Jangan kayak gini," kata Hyunjin memelas. Dia memegang kedua pundak Seungmin tapi tidak dipedulikan sama sekali.

"Makasih buat semuanya. Gue harap mulai sekarang kita— mmph!!"

Ucapan Seungmin terpotong karena Hyunjin langsung mencium bibirnya. Ciuman yang begitu kasar hingga Seungmin kewalahan. Dalam sekejap Seungmin jadi teringat dengan trauma akan masa lalunya. Seungmin sangat takut tapi tidak bisa melawan karena tenaga Hyunjin terlalu mendominasi.

Hyunjin memegang kuat kedua pergelangan tangan Seungmin. Bibir mereka masih bertautan sementara Hyunjin berusaha menyudutkan Seungmin ke tembok.

Seungmin terus memberontak hingga dia menyadari jika Hyunjin menciumnya sambil meneteskan air mata. Saat ciuman itu melemah, Seungmin langsung menarik tangannya lalu menampar pipi Hyunjin dengan keras.

Plak

Hyunjin terdiam. Jauh di lubuk hatinya dia tidak ingin menyakiti Seungmin. Sayang sekali Hyunjin tidak bisa berpikir jernih sehingga memilih jalan yang salah. Seungmin yang terlihat syok bergegas pergi ke arah tangga meninggalkan Hyunjin yang masih diam mematung.

Hyunjin mengacak rambutnya dengan kasar, menyesali perbuatannya barusan yang pasti akan membuat Seungmin membencinya. Apakah begini akhir dari hubungan mereka? Apa tidak ada sedikitpun kesempatan bagi Hyunjin untuk memperbaiki kesalahannya?

🌸

Seungmin benar-benar pergi dari Gong Palace. Apartemen luas itu kembali kosong, tanpa ada tawa ceria dari Seungmin. Hyunjin pun duduk di sofa sambil memandang langit-langit.

Saat dia kembali dari atap sekolah, Seungmin sudah tidak ada di kelas. Jinyoung bilang Seungmin permisi karena merasa kurang sehat. Hyunjin ingin menyusulnya tapi tidak tau harus mencari kemana. Handphone-nya juga tidak aktif.

"Seungmin... Gue kangen sama lo."

Pukul 18.30, Seungmin sedang berdiri di depan gedung apartemennya yang lama. Sayang sekali ternyata tempat itu sudah penuh. Seungmin jadi kebingungan harus tinggal di mana ditambah sekarang sudah makin gelap.

"Ke sauna aja kali ya?" tanya Seungmin sambil melihat jam tangannya.

Seungmin terus melangkah tidak peduli jika orang-orang menperhatikan dirinya yang sedang menarik koper. Mau bagaimana lagi? Seungmin tidak punya siapa-siapa dan tempat untuk dituju. Saat pikirannya kosong, tiba-tiba wajah Hyunjin yang sedang tersenyum terlintas begitu saja. Seungmin langsung menepuk kedua pipinya cukup keras.

"Sadar Kim Seungmin. Lo gak boleh goyah."

Akhirnya Seungmin tiba di halte bus. Dia terlihat lelah juga merasa lapar. Setelah tiba di sauna nanti dia harus segera makan dan memikirkan hari esok. Tidak ada waktu untuk bersantai. Seungmin harus fokus pada hidupnya.

"Mending nyari lowongan kerja part time dulu," gumam Seungmin kemudian merogoh saku celananya untuk mengambil hp.

Begitu hpnya diaktifkan, ada banyak chat, sms dan panggilan tidak terjawab dari Hyunjin. Tangan Seungmin gemetar, dadanya mendadak sesak hingga perasaannya tidak bisa dikendalikan lagi. Dia merindukan Hyunjin.

"Hiks... Maaf..." kata Seungmin sesenggukan. Dia merasa bersalah karena sudah melukai Hyunjin.

Seungmin membaca sms dari Hyunjin satu persatu. Semakin dibaca semakin deras air matanya menetes. Ternyata Hyunjin sangat mengkhawatirkan Seungmin.

Tiin tiin

Bunyi klakson mobil seketika membuat Seungmin mengangkat kepalanya. Sebuah mobil sedan berwarna hitam berhenti di hadapan Seungmin. Buru-buru Seungmin mengusap air matanya hingga dia bisa melihat dengan jelas siapa pengendara mobil tersebut.

"Hai manis, kenapa di sini sendirian?"

"Junkyu??"




Bersambung






Bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ctrl + S | HyunMin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang