9

2.4K 472 89
                                    

"Seungmin, gue pengen kita pacaran beneran."

Hening...

Seungmin tidak bereaksi apa-apa. Pandangannya masih tertuju pada ramen yang sedang dimasak. Tak lama kemudian Seungmin mematikan kompor lalu berputar membelakangi Hyunjin. Seungmin menunduk karena dalam sekejap pikirannya bercampur aduk. Dia sama sekali tidak mengharapkan ada seseorang yang menyukainya terlebih lagi Hwang Hyunjin. Seungmin merasa tidak pantas.

"Seungmin..." panggil Hyunjin.

"Maaf Hyunjin tapi gue gak bisa."

"Kenapa?" tanya Hyunjin sambil berdiri.

Seungmin hanya menggeleng, "Lo pantesnya dapet yang lebih baik dari gue."

"Tapi gue suka sama lo, gue pengen bahagiain lo."

Seungmin buru-buru mengusap air matanya yang mulai mengalir. "Rasa suka itu cuma sesaat."

Hyunjin bermaksud untuk menghibur Seungmin tapi tangannya lebih dulu ditepis sebelum mencapai pundak pemuda manis itu. Hyunjin jadi bertanya-tanya apa sebegitu tidak sukanya Seungmin pada dirinya?

"Oke kalo itu yang lo mau, gue gak akan berharap banyak sama lo. Anggap aja yang tadi itu gak pernah terjadi. Kita balik temenan kayak biasa, ya?" ucap Hyunjin selembut mungkin supaya Seungmin tidak terbebani dengan perkataannya tadi.

Akhirnya Seungmin mengangguk meskipun perasaannya masih terguncang. Hyunjin berusaha bersikap sebiasa mungkin agar Seungmin merasa nyaman. Dia meminta Seungmin duduk dan menyantap ramen yang sudah matang barusan. Entah kenapa Hyunjin merasa ada yang disembunyikan oleh Seungmin. Apapun itu Hyunjin harus mencari tau.

🌸

Saat pulang ke rumah, Hyunjin menemui asisten kakeknya untuk minta tolong. Hyunjin menginginkan informasi tentang Seungmin, latar belakang, keluarga, dan masa lalunya. Dengan begitu siapa tau Hyunjin bisa mendapatkan alasan atas sikap Seungmin selama ini.

"Tapi tolong rahasiakan ini pada kakek."

"Baik saya mengerti."

Keesokan harinya,

Sore sepulang sekolah, Hyunjin menemui asisten kakeknya di tempat yang terbilang sepi. Hyunjin masuk ke mobil dan dia diberikan sebuah amplop cokelat besar yang berisi semua hal tentang Seungmin. Ada silsilah keluarga, nama orang tua dan bagaimana mereka meninggal. Di mana Seungmin tinggal, tak lupa sekolahnya dari TK sampai SMA.

"Jadi sebelum pindah ke sekolah yang sekarang dia ikut sekolah online?"

"Benar sekali."

Hyunjin kembali mengambil sesuatu dari dalam amplop. Isinya sebuah artikel di internet tentang kasus pemerkosaan terhadap siswa SMP.

"Foto pria yang buram adalah pamannya dan siswa SMP berinisial S itu adalah... Seungmin"

"Gak mungkin," gumam Hyunjin tidak percaya. Dalam sekejap dia tak bisa merasakan kedua kakinya dan kepala Hyunjin seperti kosong.

"Maaf tuan muda, tapi semua data ini memang cocok."

Sejak kehilangan kedua orang tua, Seungmin tinggal bersama paman dan bibinya. Pamannya seorang pecandu alkohol sementara bibinya suka berjudi. Kehidupan Seungmin sangat berat tapi dia juga tidak punya pilihan lain, dia masih terlalu muda untuk hidup sendiri. Hingga suatu hari saat Seungmin baru pulang dari rumah temannya, hal buruk itu pun terjadi.

Di tengah hujan berpetir, Seungmin masuk ke rumah lalu melewati kamar pamannya. Semua baik-baik saja, paman Seungmin tidak mengamuk seperti biasa. Seungmin yang sudah berada di kamar, bermaksud untuk mandi karena tadi kehujanan. Saat itulah paman Seungmin tiba-tiba membuka pintu kamarnya dengan kasar dan langsung menyerang Seungmin. Pria bejat itu melakukannya berkali-kali hingga Seungmin pingsan.

Lalu bagimana aksi pria itu bisa ketahuan? Bibinya peka terhadap perubahan sikap Seungmin dan sikap suaminya yang lebih lembut pada Seungmin. Di saat Seungmin sedang mencuci piring, suaminya juga pergi ke dapur hanya untuk melecehkan Seungmin. Sang bibi  memergoki mereka dan saat itu Seungmin langsung menangis. Suami istri itu bertengkar hebat hingga si wanita yang sudah terbawa emosi nekat menusuk perut suaminya dengan pisau hingga tidak sadarkan diri.

"Aku berhutang pada orang tuamu, maaf jika aku tidak bisa melindungimu."

Ucapan bibinya membuat Seungmin semakin tersiksa. Seungmin sangat membenci mereka hingga rumah tersebut. Dia bergegas pergi ke kamar, mengambil barang-barang penting termasuk buku tabungan ayahnya yang sejak dulu dia simpan baik-baik. Seungmin pun kabur dari rumah dan pergi ke kantor polisi.

Setelah kasus itu diselidiki dan pamannya yang sudah tewas ditetapkan sebagai tersangka, Seungmin memilih berhenti sekolah. Dia tinggal di pusat rehabilitasi remaja untuk berlindung dan mengobati traumanya. Syukurlah di sana dia juga bisa sekolah lewat online hingga jenjang SMA.

Semakin lama semakin banyak remaja yang bisa keluar dari pusat rehabilitasi. Seungmin pun ingin melakukan hal yang sama. Dia harus pindah ke daerah lain dan memulai hidup baru. Dengan uang tabungan dari ayahnya, Seungmin memilih melanjutkan sekolah di SMA yang sekarang dan tinggal di tempat sederhana seorang diri.

🌸

Hyunjin masih tidak percaya dengan apa yang diberitahu asisten kakeknya. Karena itu Hyunjin memilih memastikannya sendiri dengan pergi ke rumah di mana dulu Seungmin tinggal bersama paman dan bibinya. Benar saja, ternyata rumah yang ada di hadapannya sekarang adalah rumah tua yang sudah lama kosong dengan garis polisi di depan pagar. Melihatnya langsung membuat dada Hyunjin terasa sesak. Membayangkan betapa menderitanya Seungmin hidup di rumah tersebut.

Meski pria brengsek itu sudah tewas karena kehilangan banyak darah dan bibinya dipenjara karena membunuh, tetap saja hal itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang Seungmin pikul hingga sekarang.

"Pantes aja lo gak suka hujan. Pantes aja lo ketakutan sama pria yang lebih tua..." isak Hyunjin sambil mengingat semua memori tentang Seungmin.

Tiba-tiba handphonenya berdering menampakkan nama Seungmin di layar. Hyunjin pun tersenyum tipis sambil menerima panggilan itu.

"Iya Seungmin?"

"Hyunjin, lo di mana?"

"Masih di luar. Kenapa?"

"Gue boleh ke mini market gak? Pengen nyemil es krim."

"Jangan! Biar gue yang beliin. Lo mau es krim apa?"

"Es krim stroberi sama kalo ada yang oreo. Eh tapi kenapa suara lo serak gitu?"

"Ehem, gue gapapa kok. Tunggu ya gue beliin sekarang. Jangan kemana-mana!"

"Ehehehe makasih Hyunjin."

Hyunjin menghembuskan napasnya begitu sambungan terputus. Untuk sekarang dia tidak akan memaksa Seungmin membuka hatinya. Hyunjin ingin lebih dekat dengan Seungmin, membantu Seungmin mengobati luka lamanya. Meski berat dan butuh waktu, Hyunjin tidak akan melepas Seungmin begitu saja.



Bersambung




Bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ctrl + S | HyunMin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang