Right now, I don't think i can hold him even if i manage to catch him..
.
."Ah, maaf. Aku pikir Kau adalah seseorang yang ku kenal." Ucap Kai melepaskan tangan seorang lelaki yang menatapnya dengan tatapan terkejut sekaligus heran.
Entah sudah keberapa kalinya Ia melakukan hal itu, salah mengenali orang lain dengan seseorang yang sangat dikenalnya. Kai selalu mengejar seseorang yang memiliki perawakan yang sangat mirip dengan Yeonjun, tinggi badan, potongan rambut dan warna rambut juga cara orang itu berpakaian.
Kai membalikkan tubuhnya dan berjalan cepat menjauhi lelaki itu. Ia memperlambat langkah kakinya saat sudah berada cukup jauh dari lelaki tadi. Kai pun merasakan hal itu lagi, perasaan bahwa seolah Ia tengah diawasi oleh seseorang. Kai memandangi sekelilingnya, tidak terlihat ada seseorang yang mencurigakan. Kai menaikkan hoodie yang Ia pakai hingga menutupi kepalanya, kedua tangannya berada disaku hoodie itu. Dengan kepala tertunduk, Kai menggerakkan kaki - kakinya kembali.
Kai membalikkan tubuhnya, Ia benar - benar mendengar dengan jelas suara langkah kaki yang bergerak dibelakangnya, apalagi saat itu suasana didekat kompleks rumahnya sedang sepi, sehingga Kai bisa mendengar jelas suara langkah kaki selain dirinya. Namun tidak ada orang lain selain dirinya dijalan itu.
"Hyung?" Kata itu meluncur begitu saja dari bibir Kai, berharap seseorang yang mengikutinya itu keluar dari tempat persembunyiannya.
Hening
Menghela nafas, Kai membalikkan tubuhnya dan kembali berjalan.
"Yeonjun Hyung?!" Tubuh yang bersembunyi dibalik dinding pagar rumah itu tersentak kaget saat mendengar ada yang memanggil namanya. Matanya membulat kaget saat melihat seseorang yang tengah berdiri tidak jauh dibelakangnya.
Kaki - kakinya bergerak cepat mendekati orang yang memanggil namanya itu. Dengan cukup keras, Ia mendorong tubuh orang itu hingga punggung orang itu menabrak dinding.
"Jangan berteriak." Ucapnya membungkam mulut orang itu dengan tangannya. Orang itu pun menganggukkan kepalanya, menuruti apa yang diperintahkan oleh orang yang berada dihadapannya.
Dengan perlahan Yeonjun menjauhkan tangannya dari mulut orang tersebut.
"Jadi selama ini Kau selalu membuntutinya, Hyung?!" Ucapnya dengan suara pelan.
"Begitulah."
" Ia selalu mencarimu. Mengapa selama ini Kau bersembunyi?"
"Ini lebih baik bagiku, memperhatikannya dan melindunginya dari jauh."
" Kau tidak perlu mengkhawatirkannya lagi. Mulai sekarang aku yang akan melindunginya dan selalu berada disampingnya."
Yeonjun terkekeh pelan seolah meremehkan ucapan yang dikatakan oleh orang dihadapannya itu.
"Bukankah kau terlalu besar kepala, Taehyun?, didunia ini tidak ada orang yang lebih baik dariku untuk selalu berada disisinya dan melindunginya! Apa kau bisa mempertaruhkan nyawamu untuk melindunginya? Atau membunuh orang yang menyakitinya bila perlu."
"Hyung, aku selalu merasakan bila ada sesuatu yang aneh pada dirimu. Membunuh seseorang itu bukanlah hal yang sepele, tapi Kau dengan mudah dapat melakukannya. Ada sesuatu yang salah dikepalamu, kau perlu seseorang untuk meluruskannya. Terutama perasaan yang Kau miliki itu, terobsesi pada adikmu sendiri yang memiliki hubungan darah denganmu. Bukankah itu menjijikkan?Apa orang tua kalian mengetahuinya? Bagaimana jika orangtua kalian mengetahuinya?
"Jangan mengetesku! Jangan berani - berani Kau mengatakannya jika tidak ingin terjadi hal buruk padamu!" Mata Taehyun membulat kaget, merasakan sebuah benda dingin yang menyentuh lehernya. Ia benar-benar tidak mengetahui apakah pisau itu memang sejak tadi sudah dipegang oleh Yeonjun atau Yeonjun baru mengeluarkannya saat mendengar ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indecent Affection ~Yeonkai~ ~Taekai~
Mystery / ThrillerYandere Half Brother Yaoi contain explicit sex scene ~Yeonjun x Hueningkai ~Possesive & Obssesive ~Mental illness ~Violence, murder, forced love ~BoyxBoy YOU HAVE BEEN WARNED