Destruction

2.1K 278 38
                                    



Kai terbangun disebuah ruangan asing, kepalanya terasa sakit akibat pukulan lelaki tadi, Kai mengingat - ingat kembali hal yang terjadi pada dirinya. Ruangan Kai berada memiliki tembok berwarna putih dan tidak ada furniture apa pun disana, ada sebuah pintu berwarna coklat yang sudah pasti terkunci dari luar dan juga jendela kecil, ruangan itu diterangi oleh lampu kecil berwarna orange.

Apakah aku akan mati?! Batin Kai.
Ia tertidur meringkuk dengan kedua tangannya terikat kebelakang. Kai mencoba berdiri meskipun sulit dengan tangannya yang terikat, Kai menumpu bahunya pada dinding. Setelah mampu berdiri Kai berjalan kearah jendela kecil itu, mencoba mendobraknya dengan bahunya.

"Apa yang kau lakukan?!" Ucap lelaki yang membawa Kai sudah berdiri diambang pintu.

"Bisakah Kau tenang sedikit?Kau harus dalam kondisi baik saat mereka datang kemari" Ucap Lelaki itu

"Mereka?Siapa??"

"Pembelimu"

"Apa?Kau menjualku?" Ucap Kai. Dia bukan saja terlibat penculikan tapi juga perdagangan manusia, Kai tidak tahu jika hal ini terjadi didunia nyata bukan hanya ada dalam cerita film laga.

"Aku tidak mengenalmu, kenapa Kau lakukan ini padaku?!"

"Kau harus mengalami ini karena ulah kakakmu. Dia melupakan aku setelah hidup enak sekarang. "

"Siapa Kau?apa hubunganmu dengan Yeonjun Hyung?!!"

"Bisa dibilang aku ini dewa penolongnya?! aku yang menolong Yeonjun dan ibunya mencari sesuap nasi" Ucap Lelaki itu.Kai sudah 5 tahun mengenal Yeonjun ia tidak mengetahui bagaimana hidup Yeonjun sebelum Ia tinggal dirumah Kai. Meski saat melihat Yeonjun pertama kali, Ia tau jika Yeonjun tidak terlihat seperti kebanyakan anak seumurannya saat itu, Ia terlihat seperti menanggung beban yang sangat berat. Jika Kai bertanya tentang bagaimana kehidupannya saat itu Yeonjun selalu bersikap seolah Ia tidak ingin membahasnya

"Aku tidak tahu apapun tentang masa lalunya" Gumam Kai.

"Tentu saja Dia tidak akan cerita padamu karena Ia malu memiliki seorang ibu yang bekerja sebagai pelacur dan Yeonjun mengotori tangannya dengan menjadi pencuri cilik" Ucap Lelaki itu.

"Berarti Kau yang membantu ibunya menjajakan diri?kau membuat hidup mereka berdua menderita!"

"Apa kau bilang?mereka seharusnya bersyukur karena aku membantunya sehingga mereka tidak akan mati kelaparan dijalanan. Kehidupan diluar itu sangat sulit. Anak yang terlahir kaya raya sepertimu tidak akan mengerti. Namun sayang, Kau juga akan menerima nasib yang sama dengan ibunya sebentar lagi" Ucap Lelaki itu tertawa - tawa.

"Seharusnya saat ibunya mati, Yeonjun yang harus aku jual sebagai pembalasan budi atas bantuanku. Tapi aku kehilangan jejaknya karena ayahmu menemukannya. Namun saat aku menemukan dia lagi, Dia telah berani melawanku. Inilah hukuman yang harus ia terima karena telah berani menentangku!"

Kai merasa kesal, ia menabrakan dirinya sendiri pada lelaki itu membuat keduanya jatuh tersungkur. Kai berusaha untuk bangun dan menendang perut lelaki itu, lelaki itu memegangi perutnya sembari meringis kesakitan. Kai berlari menuju pintu yang terbuka namun lelaki itu memegangi kakinya membuat Kai terjatuh, lelaki itu menarik satu kaki Kai agar mendekat padanya.

"Berani - berani nya Kau!" "Mengingat Kau adalah laki - laki mereka tidak akan tau jika Kau masih perawan atau pun tidak ( Jika masih perawan rumah pelacuran akan membeli dengan harga tinggi) tidak ada salahnya jika aku mencicipimu dulu, lagipula Kau berwajah cantik seperti wanita" Ucap lelaki itu sembari terkekeh, Ia membalikkan tubuh Kai yang tadi tengkurap, ia menduduki kedua paha Kai agar tidak bergerak. Tangan Kai yang terikat kebelakang terasa sakit dengan posisi seperti itu.

Lelaki itu membuka satu persatu kancing kemeja Kai, matanya dipenuhi dengan nafsu melihat tubuh bagian atas Kai yang terbuka, Kai meronta - ronta. Lelaki itu mendekatkan bibirnya pada leher Kai.

"Aroma tubuhmu wangi sekali. Tuan muda memang beda"

Saat laki - laki itu akan menyentuh Kai, terdengar suara dobrakan pintu depan.

"Ck, Anak sialan itu sudah sampai rupanya"

Pandangan Kai sudah kabur karena air mata saat melihat Yeonjun sudah berdiri diambang pintu ruangan Kai berada. Raut wajahnya dipenuhi dengan amarah, terlebih melihat Kai seperti itu. Lelaki itu bangkit berdiri seperti puas melihat kemarahan Yeonjun.

"You dare touch what's mine." Yeonjun menatap lelaki itu dengan tatapan membunuh. Tangan Kanannya memegang sebuah pisau.

"Kau bajingan kecil. Berani melawan ku hanya berbekal sebuah pisau?!" Ucap lelaki itu.

"Aku akan membunuhmu" Ucap Yeonjun penuh kebencian.

Yeonjun melangkah maju, mengayunkan pisau itu seakan ia mahir melakukannya. Ayunan pisau Yeonjun berhasil menyayat perut lelaki itu. Kai terkesiap saat lelaki itu menendang perut Yeonjun yang tengah menusuk perutnya membuat Yeonjun terjatuh. Pisau yang dipegang Yeonjun menancap diperutnya, lelaki itu mencabut dan membuangnya asal. Ia mendekati Yeonjun, mencengkram kerah kemeja dan melayangkan tinju tepat dipipi Yeonjun membuat sudut bibir Yeonjun berdarah. Ia memukuli Yeonjun beberapa kali sebelum Yeonjun menekan bekas luka diperut lelaki itu, Ia melepaskan cengkramannya. Yeonjun menendang kencang tepat diluka yang ada diperut lelaki itu membuatnya jatuh tersungkur. Melihat lelaki itu tidak berdaya, Yeonjun menghampiri Kai, membuka ikatan ditangan Kai dan menutup tubuh bagian atas Kai dengan jas sekolahnya.

"Maafkan aku, Kai" Gumamnya.

"Hyung, Awas!!" Melihat lelaki tadi sudah berdiri dibelakang Yeonjun. Namun terlambat, lelaki itu memukul kepala Yeonjun dengan balok kayu.

"Hyung!!!" Teriak Kai.

Lelaki itu mencengkram lengan Kai agar berdiri dan menyeret tubuh Kai keluar ruangan, lutut Kai terasa lemas melihat tubuh Yeonjun tidak bergerak. Kai menendangi lelaki itu secara asal, tapi ditepis olehnya dengan mudah. Lelaki itu menjambak rambut belakang Kai dan menyeretnya.

Bugh

Lelaki itu jatuh tersungkur mendapat sebuah tendangan keras dipunggungnya. Kai merasa lega melihat Yeonjun, Ia memukuli dan menendangi lelaki itu secara brutal.

"Ampun. kumohon hentikan." Lelaki itu memelas.

"A-aku sudah menganggapmu seperti anakku sendiri, bukankah aku selalu membantumu dulu?!" Ucapnya.

"Persetan" Yeonjun terus memukuli nya hingga lelaki itu tidak bergerak.

"Hyung, Cukup hentikan!" Ucap Kai

"Hyung! itu tidak sepadan. Kumohon hentikan" Ucap Kai memeluk pinggang Yeonjun.

"Kumohon Hyung. Aku tidak ingin kau menjadi seorang pembunuh" Gumam Kai pelan.

"Hyung, aku mohon kita panggil polisi dan ambulan saja" Ucap Kai melihat Yeonjun terluka, Kai sudah menangis dibahu Yeonjun

"Baiklah jika itu mau mu" Ucap Yeonjun membalas pelukan Kai.

.
.

Yeonjun duduk dibelakang mobil ambulan dengan seorang petugas yang tengah mengobati luka di kepalanya. Sedangkan Kai berusaha menenangkan ibunya yang telah tiba di tkp. Ibu Kai memeluk Kai erat - erat. Kai menatap kearah Yeonjun dari balik bahu ibunya, Yeonjun juga tengah menatap Kai. Bibir Yeonjun bergerak mengatakan sesuatu tanpa suara, Kai bisa menangkapnya dari gerakan bibir Yeonjun.

I love You

Sebelum Yeonjun jatuh tersungkur membuat petugas ambulan panik. Yeonjun tidak sadarkan diri.

Indecent Affection ~Yeonkai~ ~Taekai~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang