Tragedy

2.7K 322 8
                                    

Pagi itu seperti pagi yang biasanya, Kai pergi dengan berjalan kaki menuju sekolah, kali ini ia tidak bisa pergi secara diam-diam seperti hari kemarin karena saat ia terbangun, Yeonjun sudah berbaring disebelah Kai entah sejak kapan. Kai dan Yeonjun berjalan menuju sekolah tanpa ada yang berbicara sepatah kata pun, tidak ada rasa canggung disana, hanya ada kesunyian yang terasa nyaman.

Mereka berpisah digerbang sekolah karena Yeonjun bertemu dengan teman satu club sepak bolanya dan harus membicarakan sesuatu. Kai berjalan sendirian menuju loker, membuka loker dan menukar sepatu, menutupnya dan berjalan menuju kelasnya. Murid - murid saat itu nampak sedang bergerombol dan membicarakan sesuatu dengan serius. Kai bukanlah anak yang serba ingin tau, dia biasanya cenderung tidak peduli dengan apa yang terjadi disekitarnya, tapi melihat raut wajah teman - teman sekolahnya membuat Kai penasaran, Apa yang sebenarnya terjadi.

Kai pun berdiri dibelakang kerumunan itu dan menguping pembicaraan mereka.

"Aku tidak menyangka ia melakukan hal seperti itu"

"Ia tidak terlihat sedang mengalami suatu masalah, ia nampak baik-baik saja kemarin"

"Lalu bagaimana mungkin ia melakukan tindakan bunuh diri?hidupnya sudah sempurna seperti itu"

Kai mengeryitkan dahinya, bunuh diri?siapa?

Karena penasaran ia bertanya pada seorang anak yang berdiri didepannya. Ia menepuk pundak anak itu,

"apa ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Kai.

"Lee Hana ditemukan meninggal dunia tadi pagi dikamarnya"

"meninggal?" "apa yang terjadi padanya?!"

"Desas - desusnya dia meninggal karena bunuh diri dengan banyak luka sayatan di kedua tangannya."

"Bunuh diri?bagaimana mungkin?!"

"Aku juga tidak percaya dia melakukannya, tapi tidak ada jejak orang lain dikamarnya, pisau yang ditemukan didekatnya pun hanya ada bekas sidik jari dirinya saja."

Kai tidak bisa percaya ini, baru saja kemarin ia terlibat dengan Lee Hana. Apa yang menjadi motifnya untuk melakukan hal seperti itu, dia bukanlah anak yang akan melakukan hal seperti itu, bagaimanapun juga hidupnya terlihat sempurna.

Nafas Kai terasa berat, entah kenapa ia merasa jika apa yang terjadi pada Lee Hana adalah karena dirinya. Tiba - tiba saja Kai merasa ada yang mencengkram bahunya.

"Kai, apa kau baik - baik saja?kau terlihat pucat"

"Aku baik - baik saja, Tae. Aku hanya sedikit terkejut dengan apa yang terjadi"

"Ya, Aku pun merasa terkejut. Lee Hana selalu mengikutiku kemana - mana. Sepertinya aku akan merasa kehilangan" Ucap Tae sembari menghela nafas. Mendengar hal ini membuat hati Kai terasa sakit.

"Ahh, maksudku.. karena aku menganggapnya sebagai teman ku maka aku merasa kehilangan" Ucap Taehyun yang menyadari perubahan wajah Kai.

"Tidak apa - apa, Tae. Kau tidak perlu menjelaskannya padaku"

"Bagaimana jika kita pergi ke pemakamannya bersama? sepertinya sekolah akan ditiadakan hari ini" Ucap Taehyun. Kai sebenarnya juga tidak menyukai Lee Hana dia tidak ada keinginan untuk pergi ke pemakamannya, tapi karena Taehyun yang meminta maka ia pun menyetujuinya.

Kai berjalan menuju ke kelas Yeonjun, ia ingin memberitahu Yeonjun jika mereka tidak bisa pulang bersama untuk hari ini.

"Apa Yeonjun Hyung ada dikelas?" Tanya Kai pada anak lelaki yang sedang mengobrol dan berdiri didepan koridor kelas Yeonjun. Anak lelaki itu memperhatikan Kai.

"Akan aku panggilkan" Ucapnya. Tidak lama kemudian Yeonjun keluar kelas, Ia nampak sedikit terkejut melihat Kai menghampiri ke kelas.

"Ada apa?kenapa tidak mengirimi aku pesan saja?jadi aku yang akan menenuimu" Ucap Yeonjun.

"Ah, aku hanya ingin memberitahu jika nanti kita tidak pulang bersama" Ucap Kai.

"Kenapa?"

"Aku akan pergi ke pemakaman teman sekelasku. Dia ditemukan meninggal pagi tadi." Ucap Kai. Kai merasakan perasaan tidak enak saat ia melihat raut wajah Yeonjun seperti menahan senyuman.

"Apa kau akan pergi dengannya?!" Tanya Yeonjun.

"Iya"

"Kenapa?"

"Tentu saja karena Lee Hana adalah teman sekelas kami"

Yeonjun menghela nafas.

"Aku tidak suka melihatmu dengannya, dia tidak pantas untukmu"

"Hyung, tidak bisakah kau menunjukan rasa simpatimu?kami hanya berteman. dan kami pergi kerumah duka bersama karena kami sekelas."

"Perempuan itu pantas mati" Ucap Yeonjun pelan

"Apa??"

"Baiklah. Setelah itu kau harus langsung pulang oke? jika saat aku pulang kau tidak ada dirumah, aku akan menyusulmu" Ucap Yeonjun mengacuhkan pertanyaan Kai.

Kai berusaha untuk fokus pada acara pemakaman hari itu namun ia tidak bisa melupakan raut wajah Yeonjun saat disekolah tadi. Raut wajah yang dipenuhi dengan kepuasan.

Saat itu sudah larut malam Kai belum juga tertidur, ia membolak - balik posisi tidur nya mencari posisi tidur yang nyaman. Saat Kai akan terlelap, ia merasakan sebuah tangan tengah mengusap - usap lembut rambutnya. Seketika itu mata Kai yang sudah terpejam, terbuka. Ia menoleh kearah asal usapan lembut itu.

Yeonjun tengah duduk disamping tubuh Kai, dengan senyuman yang menghiasi bibirnya. Satu jari telunjuknya berada tepat di depan bibirnya, mengisyaratkan agar Kai tidak mengeluarkan suara. Yang membuat tubuh Kai merinding adalah melihat tangan Yeonjun yang berlumuran darah. Saat Kai membuka mulutnya untuk berteriak, bibir Yeonjun sudah berada diantara bibir Kai, membuat Kai yang sudah terduduk dikasur terjatuh dengan posisi berbaring dan tubuh Yeonjun berada diatas tubuhnya. Kai tidak bisa menggerakkan tangannya, Yeonjun memegangi kedua tangannya, teriakan Kai hanya terdengar seperti gumaman karena Yeonjun melumat bibir Kai dengan lembut dan penuh gairah. Kai bisa merasakan jika jantungnya berdetak sangat kencang seperti akan meledak saat itu juga.

Yeonjun melepaskan ciumannya, nafas keduanya tersengal - sengal. Kai bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri.

"Tidak akan ada yang menyakitimu lagi, aku berjanji" bisik Yeonjun dengan bibir mereka yang nyaris menempel.

"Orang yang menyakitimu layak mendapatkan kematian yang perlahan dan menyiksa" Ucap Yeonjun sembari tersenyum.





Indecent Affection ~Yeonkai~ ~Taekai~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang