Tak
Jisoo membanting semua foto-foto itu ke atas meja yang berada di hadapan Jaehyun.
Jisoo menatap Jaehyun dengan tatapan marahnya. Sedangkan, Jaehyun hanya acuh pada amarah sang kekasih.
“Siapa itu?!”
“Dia pacarku,” jawab Jaehyun dengan semudah itu.
Jaehyun menatap Jisoo yang masih menatapnya.
“Aku juga berhak mencintai orang lain juga, 'kan? Selain dirimu.”
Jisoo menggertakkan giginya. Ia ingin menampar Jaehyun, tapi di lubuk hatinya yang terdalam, ia tak ingin Jaehyun terluka hanya karena satu tamparannya.
“Arraseo, kau boleh berpacaran dengan semua gadis. Tapi, jangan harap kau bisa berada di dekatku selama kau masih memiliki hubungan dengan gadis-gadis itu,” sergah Jisoo.
Buk
Jisoo menginjak kaki Jaehyun terlebih dahulu sebelum ia pergi meninggalkan Jaehyun sendirian di tempat itu.
—————
Keesokan harinya, Jaehyun berangkat seperti biasa menuju kampusnya.
Ia melewati para mahasiswa-mahasiswi yang ada di koridor.
Jaehyun tersenyum ketika melihat Jisoo.
Tapi seketika senyum Jaehyun luntur melihat Jisoo melewatinya dan tak memandangnya barang sedetikpun.
“Jisoo,” panggilnya. Ia terkejut ketika Jisoo sama sekali tak membalas panggilannya.
“Jisoo,” panggilnya lagi.
Jaehyun mengejar Jisoo yang berjalan semakin menjauh.
Greb
Jaehyun berhasil memegang tangan Jisoo agar tak menjauh lagi.
“Kenapa kau menjauhiku?” tanya Jaehyun.