Pernahkah kalian melihat seseorang yang selalu menggunakan sarung tangan kemana pun? Atau bahkan enggan mengulurkan tangannya untuk sekedar berjabat tangan?
Aku tahu apa yang ada di benak kalian. Pasti semua pemikiran kalian akan tertuju pada satu kelainan. Obsesive-Compulsive Disorder. Bahasa awamnya adalah kau memiliki kelainan pada cara berpikirmu yang membawamu melakukan sesuatu yang berulang-ulang. Penyakit mental ini sangat terkenal dengan ciri yang satu ini. Gila kebersihan dan enggan bersentuhan dengan apa pun yang dianggap kotor.
Sayangnya kau salah. Jika kau tersinggung dengan para pengidap OCD, itu tak akan menjadi masalah bagiku. Tapi jangan pernah kalian menggolongkan diriku dalam bagian tersebut. Karena OCD masih bisa disembuhkan, namun apa yang kuderita? Sama sekali tidak.
Ya, aku adalah salah satu dari sekian banyak orang yang selalu menggunakan sarung tangan di setiap saat. Bahkan di rumahku sendiri. Gila? Kalau kau mendengar alasan dibalik aku mengenakannya mungkin kau akan mengubah penilaianmu. Kau akan memutarnya menjadi seratus delapan puluh derajat. Entah akan iba kepadaku, atau malah iri kepadaku.
Tapi sungguh, harusnya kau tak pernah berpikiran untuk iri kepadaku sama sekali.
Aku adalah Khun Aguero Agnis. Hanya pemuda yang cukup sukses di karirnya dalam usia yang cukup muda, 20 tahun. Hei, tak ada salahnya menyombongkan diri kan? Toh aku pemeran utamanya di sini.
Jika kalian mendengar nama Khun sebagai nama keluargaku, kalian pasti mengenalnya sebagai seseorang yang berasal dari keluarga bangsawan dengan pengaruh yang besar di dunia. Membuat sebagian dari kalian berpikir aku hidup dengan segala macam hak istimewa yang kudapatkan dari lahir dan akan kubawa hingga mati.
Dengar, sebaiknya kalian tak begitu mudah iri dengan seseorang yang terlahir dengan darah bangsawan. Kalian tak tahu sekotor apa yang ada di balik layar kan?
Lupakan tentang Khun, dan kembali kepada inti kenapa aku menceritakan semua ini pada kalian. Tentang mengapa aku selalu menggunakan sarung tangan dan menghindari segala jenis kontak fisik.
"Kau sudah siap?" Itu kakakku, ngomong-ngomong. Yang baru saja membuka pintu kamarku tanpa mengetuk terlebih dahulu. Khun Hachuling, yang sudah siap dengan setelan jas biru keperakannya tengah berdiri dengan santai di depan pintu kamar.
"Tunggu sebentar."
Aku menyelesaikan sentuhan terakhir pada rambutku, sebelum meraih sarung tangan yang sudah siap di atas nakas. Mengenakan sarung tangan berwarna putih gading senada dengan jas yang kupakai hari ini.
Ini adalah salah satu malam dimana para keturunan bangsawan akan memamerkan kekayaan mereka dalam sebuah gala, pesta besar yang lumrah diadakan oleh para bangsawan. Aku dipaksa untuk menemani Hachuling. Jika aku tak mengenal siapa si pemilik hajatan, mungkin aku memilih bersantai dengan sebuah buku di taman belakang rumah.
Hanya aku, Hachuling, dan Asensio yang berangkat. Harusnya. Aku tak tahu akan berakhir menemukan Ran yang sudah duduk dengan tangan terlipat di dada saat membuka pintu mobil.
"Seingatku kau menolak ajakan Hachuling minggu lalu."
Aku mengambil sisi kosong di sebelah Ran. Merapihkan dengan benar jasku agar tak tertekuk dan meninggalkan lipatan yang mengganggu.
Ran memiliki kebiasaan irit bicara. Biasanya ia lebih terbuka dengan saudaranya, meski hanya yang terpilih yang akan mendapatkan perlakuan seperti itu. Tapi tampaknya ini adalah salah satu waktu dimana Ran enggan berbicara bahkan dengan saudaranya.
Karena Ran tiba-tiba melepas sarung tangan di tangan kananku. Membiarkan ujung jemarinya menyentuh ujung jemariku.
"Kudengar si keturunan Grace akan datang. Aku tak akan membiarkannya mendekatimu sepanjang pesta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bamkhun's Journey
AcakThey said, "We have something to tell you about our pages. Will you desire to open our journey?" Hanya kumpulan ide-ide BamKhun yang langsung dituangkan dalam cerita sebelum ide menguap.