"Pangeran Khun Ran telah kembali dari perjalanannya! Putra kerajaan ke-6 Khun Ran telah kembali dari pembuktiannya!"
Pengumuman yang digemakan oleh panglima pasukan yang menemani perjalanan putra keenam dari Raja Khun Eduan membuka jalan. Wilayah kota yang sebelumnya ramai dengan orang berlalu lalang dengan kesibukan masing-masing kini bersih, dengan semua orang yang menyingkir bersamaan ke sisi jalan. Memberi jalan bagi rombongan yang ikut ekspedisi pertama Khun Ran, putra kerajaan yang baru saja resmi mendapatkan gender keduanya.
Sudah menjadi tradisi di kerajaan La Foudre, baik putra maupun putri kerajaan yang menerima alpha sebagai gender kedua untuk melaksanakan ekspedisi keluar. Mereka harus berhasil membawa kepala beruang, singa, dan seekor burung rajawali untuk membuktikan kepantasan mereka menyandang sebagai calon pimpinan klan. Tradisi ini akan terus berjalan sampai sang Raja memutuskan siapa yang akan menjadi putra mahkotanya untuk menggantikan kedudukannya di singgasana dan memimpin La Foudre.
Dua minggu, itu waktu yang dibutuhkan untuk putra termuda Raja Eduan menyelesaikan ekspedisinya. Waktu yang sama cepatnya dengan putri kerajaan ke-1, Khun Maschenny yang merupakan kakak kandung dari Ran. Untuk sekarang, Ran berhasil mengukuhkan posisi pertama diantara kandidat putra kerajaan yang lain.
Tapi remaja 15 tahun itu tampaknya tak begitu peduli, dengan ritual yang tengah berlangsung untuk menyambut kepulangannya. Iris bulat gelap itu hanya menatap malas rentetan ritual yang terjadi di depannya. Sesekali kaki itu membuat irama ketukan di lantai. Menghitung sudah berapa lama waktu yang terbuang percuma hanya karena ritual ini.
"Bosan, adikku?"
Ran melirik kecil sosok wanita di sampingnya. Berdiri anggun dengan gaun biru muda yang menyapu lantai, selendang seputih salju tersampir di kedua bahunya, dan mutiara biru menghiasi rambut panjang berwarna lebih terang yang terurai ke bawah. Dengusan kecil terdengar.
"Kapan ini akan berakhir?"
Tawa pelan terdengar, sebelum yang lebih tua membungkuk untuk lebih leluasa berbicara tanpa ada yang mendengar. "Mau kuajari cara kabur dari acara membosankan seperti ini?"
Senyuman yang penuh rahasia itu begitu mengundang. Maka ketika kepala itu mengangguk dua kali, itu lah kode bagi Maschenny untuk mengajari adik kecilnya cara-cara licik agar bisa bertahan hidup lebih lama di lingkungan politik seperti ini.
Pelajaran pertama: menyusup keluar diam-diam dari sebuah acara penting.
Dan adiknya menjalankannya dengan sempurna.
Kini Ran berlari ke area belakang kerajaan. Meninggalkan Maschenny yang sibuk menghandle para penggila politik di sana. Lagipula ayahnya saja tak ada di sana, untuk apa sambutan semeriah itu diadakan? Hanya karena ia berhasil membawa satu kepala beruang, kepala singa, dan seekor burung rajawali?
Kaki itu berhenti berlari ketika maniknya menangkap pemandangan kuda putih yang melompati rintangan setinggi dua meter di depannya. Menyambut kuda hitam yang melakukan hal yang sama dari arah berlawanan dan bertemu di tengah arena.
Ia tak ketinggalan terlalu lama ternyata. Pertarungan ini jauh lebih menyenangkan daripada acara membosankan itu.
Kedua penunggang kuda itu ditutupi helmet perak, dengan google yang juga dikenakan sebagai pelindung mata. Meski begitu, surai biru muda dan biru gelap yang mencuat di balik helmet itu memperlihatkan siapa yang tengah bertarung di sana. Keduanya mengenakan vest berwarna biru gelap untuk melindungi bagian dada mereka. Pedang dengan pangkal yang berbeda sudah ditarik dari sarungnya sejak kuda-kuda itu melompati rintangan di depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bamkhun's Journey
DiversosThey said, "We have something to tell you about our pages. Will you desire to open our journey?" Hanya kumpulan ide-ide BamKhun yang langsung dituangkan dalam cerita sebelum ide menguap.