Ia selalu mengharapkan reuni yang indah. Diiringi tangisan, pelukan erat yang hangat, juga tawa bahagia. Ia tak melakukannya saat bertemu kembali dengan Hwaryun 6 tahun lalu. Ia tak menangis. Memeluk si gadis pun hanya sebentar, sekedar untuk melegakan perasaan bahwa ia tidak sendirian di kehidupan ini. Bahkan ia tak terkejut sama sekali dengan kemunculan si gadis pemandu.
Seperti di kehidupannya yang lalu. Viole tak lagi terkejut jika si gadis merah muncul tiba-tiba di hadapannya.
Dambaan akan reuni yang mengharukan lagi-lagi harus pupus begitu saja. Harapan untuk sekedar memeluk mereka yang pernah berjuang bersama dengannya tak bisa terpenuhi sama sekali. Mereka tak mengingat masa lalu, ia hanya akan terlihat seperti seorang freak jika tiba-tiba memberi pelukan pada orang yang tak mengenalinya.
Ia bahkan tak bisa menunjukkan betapa rindunya dirinya pada sosok biru di hadapannya sekarang. Tangannya berulang kali terkepal di pangkuan, mencegah untuk bergerak begitu saja dan meraih sosok itu, menghapus jarak di antara mereka. Membawa si biru dalam dekapan terdalam, menyembunyikan tubuh itu di dalam pelukannya, sehingga siapa pun bahkan Dewa sekali pun tak akan bisa mengambil si biru lagi darinya.
Tapi ia harus dihadapkan dengan kenyataan yang sekarang. Seberapa besar rasa rindu yang ia tahan untuk si biru, sebanyak apa pun ungkapan cinta yang ingin ia berikan pada si biru, pada kenyataannya si biru bukan lah miliknya lagi seperti dahulu.
Mengingatkannya akan sesuatu yang menyakitkan di masa lalu. Tentang ia yang tak berhasil menjaga si biru di kehidupan yang lalu. Kegagalan terburuk yang sampai detik ini masih menghantuinya.
Lalu apa yang membuatnya berpikir Dewa akan memberikan kepercayaan lagi padanya untuk menjaga si biru?
"Aguero, ada sesuatu di wajahmu."
"Huh?"
"Bodoh, di sebelah kiri."
Seandainya itu adalah tangannya, yang bergerak untuk membersihkan sisa makanan di sudut bibir Aguero. Sendainya itu dirinya yang menerima ucapan terima kasih yang begitu pelan hingga hampir tak terdengar. Seandainya ia yang ada di depan sana, mendapatkan kursi terbaik untuk menyaksikan senyuman malu yang tersungging di wajah itu.
Dewa memberikan kesempatan pada orang lain untuk mendapatkan semua itu. Mendapatkan semua yang pernah diterima oleh dirinya di kehidupan yang lalu.
Dan orang itu adalah salah satu orang terbaik lainnya di dunia ini. Di kehidupan yang lalu, maupun kehidupan yang sekarang. Wangnan akan tetap menjadi orang yang baik dan selalu mendapatkan keberkahan dari sang Dewa.
Bukankah itu artinya Dewa memberikan Aguero pada orang yang pantas?
"Oh ya, sedikit melenceng sih kalau aku mengatakannya sekarang. Aguero, kau ingat kan seminggu lagi Yuri akan mengadakan pesta ulang tahunnya?"
Yuri?
Ia menemukan yang lain, lagi. Orang dari kehidupannya yang lalu. Ha Yuri, salah satu Putri Jahad yang selalu membantunya menaiki menara. Tuan Putri yang selalu penuh semangat dan sudah seperti sosok kakak perempuan baginya.
"Ya, aku sudah mendengarnya dari Endorsi."
Aguero sudah mengenal Endorsi?
Apa lahir di kota kecil membuatnya ketinggalan begitu banyak dari orang-orang masa lalunya?
"Kalau tidak salah tema yang diusung oleh pesta itu adalah Masquerade Ball. Dan ada ketentuan kau harus membawa pasangan untuk acara dansa."
"Aku bahkan tak percaya perempuan barbar seperti Yuri memasukan sesi dansa di pesta ulang tahunnya."
Ternyata Yuri pun tak banyak berubah. Lalu Endorsi, melihat gadis itu ada di layar televisi membuatnya mengambil kesimpulan bahwa gadis itu juga tak banyak berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bamkhun's Journey
RandomThey said, "We have something to tell you about our pages. Will you desire to open our journey?" Hanya kumpulan ide-ide BamKhun yang langsung dituangkan dalam cerita sebelum ide menguap.