Lisya POV.
Bel sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Hari ini aku akan pulang sendiri, meski tadi Jilki menawarkan pulang bareng. Aku menolaknya, karena aku masih kesal padanya.
Aku berjalan menuju halte, suasana sekolah hampir sepi, hanya ada beberapa anak eskul dan osis yang masih ada kegiatan di sekolah.
Hari ini, hari yang sial.
Baru sehat, malah kena hukuman dan ketika istirahat aku harus nahan hati, melihat kedekatan El dan Shela.
Aku tidak cemburu. Hanya saja, ada rasa aneh yang menghampiriku saat melihat Shela bergelayut manja di lengan El.
Entah itu rasa apa. Karena aku tidak mengerti dengan perasaanku sendiri.
Aku berdiri di halte hanya seorang diri. Tidak ada murid lain yang menunggu angkutan umum, mungkin mereka sudah pulang terlebih dahulu. Mengingatkan tadi aku piket kelas terlebih dahulu.
Saat aku mengamati jalanan, aku tersentak saat mendengar suara klakson.
Tid. Tid. Tid.
"Masuk" ku tolehkan padangan ke sumber suara, aku mengenal pemilik suara tersebut.
Mobil yang berhenti di depanku itu mobil yang tak asing bagiku. Aku bingung sendiri, kenapa dia ada di sini? Bukannya sudah pulang lebih dulu?
"Masuk, Val"
"Lo gak pulang?" ku bungkukkan badanku agar bisa melihat El yang berada di dalam mobil dengan jendela kacanya sudah di buka.
"Masuk, Val"
Eh! Tunggu dulu, siapa yang El panggil 'Val' itu? Aku mengedarkan pandangan, siapa tahu ada orang di belakangku. Namun nihil, hanya ada aku.
"Lo ngomong sama gue kan?" aku perlu memastikannya, takutnya aku sudah ge-er namun ternyata dia bukan berbicara padaku. Kan bisa malu sendiri.
"Iya, Valisya!" tekannya. Sebelum dia berubah pikiran karena keburu kesal, aku segera masuk kedalam mobil dan duduk di sampingnya.
Sebelum aku masuk, aku memastikan tidak ada orang yang melihat aku masuk kedalam mobil El. Jika ada kan bisa rumit.
"Tumben lo belum pulang? Biasanya juga udah sama Shela" ujarku namun tidak mendapatkan respon apapun darinya.
"Sorry" kata dia tiba-tiba. Aku mengeritkan dahiku, merasa bingung dengan kata 'sorry' yang El ucapkan.
"Buat apa?"
"Kita ke mall dulu. Beli perlengkapan buat nanti kemping" El malah mengalihkan pembicaraan.
"Tapi gue belum kepikiran buat beli apa ajanya. Nanti aja ke mall nya, sekarang mending pulang" tolak aku. Aku memang belum meng-list-apa saja yang harus di bawa dan apa yang perlu di beli.
"Pikir sekarang"
Dia kira mikir barang-barang perempuan itu tidak ribet apa? Meski aku tidak seperti kebanyakan perempuan lain, tapi paling tidak aku harus benar-benar membeli sesuatu yang pentingnya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gelsha Destiny
Teen FictionJudul awal 'TAKDIRKU' Mungkin ini takdirku. Hidup bersama seorang yang mencintai orang lain, terlebih itu adalah sahabatku sendiri. Terkadang aku ingin mengakhiri ini semua. Tetapi aku tidak bisa melakukanya, karena aku sadar bahwa ini semua adala...