GD. 14

490 51 1
                                    

Hari minggu.

Di weekend kali ini, Lisya akan menghabiskan waktunya bersama Jilki.

Jilki sendiri sudah berjanji pada Lisya, akan mengajak jalan.

"El, gue pamit keluar ya" sebelum pergi Lisya pamit terlebih dahulu pada Gelvan yang tengah menonton televisi.

"Hm" Gelvan hanya bergumam. Matanya masih fokus pada televisi yang sedang menayangkan film favoritnya. Apalagi jika bukan anime?

"Bye. Kalau mau keluar pintunya kunci ya" Lisya segera keluar karena sudah mendengar suara motor, yang Lisya yakini milik Jilki.

Oh ya. Minggu ini Mang Jojo tengah pulang pada anak istrinya.

Tanpa sepengetahuan Lisya, Gelvan diam-diam memperhatikan gadis itu yang tengah bercengkerama dengan Jilki, lalu tidak lama gadis itu memegang bahu Jilki sebagai tumpuan untuk naik ke atas motor.

"Shit!" entah kenapa Gelvan marah melihat semua itu.

...

Lisya POV.

Setelah kejadian di mana Shela berkunjung ke rumahku, aku kembali memantapkan hati. Aku akan berusaha tidak lagi melibatkan perasaan dalam hubungan ini.

Aku tersenyum pada Jilki yang sudah menungguku, kami mengobrol sebentar untuk merencanakan kemana tempat yang akan kami kunjungi.

Setelah itu, aku naik pada motornya dengan tangan yang memegang bahu Jilki sebagai tumpuanku.

"Lo udah nge-list apa aja yang akan di belikan?" kami pergi ke mall untuk membeli barang yang akan di bawa kemping nanti.

Semalam aku sudah membereskan sebagian barang yang akan di bawa. Dan sebagian laginya, barang tersebut aku belum punya, seperti tas gunung, dan lain-lainnya.

"Udah. Yok ah, sekalian gue pengen beli sesuatu"

Jilki menatapku curiga. Dia selalu takut jika aku bilang mau beli sesuatu, karena itu berujung memakan waktu.

"Gak bakal lama kok, yuk ah. Mikir mulu deh!" aku segera menarik tangan Jilki agar segera masuk ke dalam mall.

"Abis belanja kita nonton gimana?" aku menatap Jilki yang berjalan di sampingku, menunggu jawabannya.

"Jangan yang menye-menye" dia itu tidak suka dengan film yang berbaur romantis, katanya sih terlalu alay. Padahalkan bagi kita kaum perempuan itu manis, membuat kita baper.

"Comedy gimana?"

"Oke" untung saja aku juga suka film yang berbaur comedy, meski comedy tetapi ada saja tentang percintaannya. Itu sih pengalamanku menonton.

"Kita ke toko sepatu dulu, gue mau beli"

"Yalah beli, yakali lo mau nyolong" tidak peduli dengan cibiran Jilki, aku langsung menarik Jilki kedalam toko sepatu.

"Buat apa sih lo beli sepatu?" pertanyaan yang tidak bermutu keluar dari mulut Jilki.

"Lo tau jawabannya" aku malas meladeninya, lebih baik aku memilih sepatu mana yang cocok denganku.

Terdengar suara tawa yang berasal dari sampingku. Itu sudah pasti suara tawa yang berasal dari Jilki.

"Lo mau beli juga gak?" aku menanyakannya, siapa tau dia juga ingin membeli sepatu.

"Di bayarin sama lo?" sepertinya aku menyesal telah bertanya padanya.

"Nanti kalau gue udah kaya"

Gelsha DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang