Kim Taehyung menatap dengan penuh tanya tatkala Jimin duduk di sampingnya saat menghadiri kelas Mr. Park, yang biasa mereka hadiri bertiga. Harusnya ada Jungkook di sana, duduk di antara mereka dan menengahi perdebatan kecil yang mereka buat guna usir suntuk sebab materi yang membosankan. Walaupun seringkali Jungkook justru menghancurkan wajah sekaligus nilai mereka sebab dosen tambun kesayangannya itu tersinggung setelah Jungkook menjawab pertanyaannya, lama-lama Jimin berpikir Mr. Park diam-diam menyimpan dendam pada mereka, sebab entah sekecil apapun pergerakan mereka selalu saja mengundang lelaki tambun itu untuk menatap mereka. Rasa-rasanya tiap kali keluar dari kelas Mr. Park, Jimin merasa terbebas setelah jadi batu selama ber jam-jam lamanya. "Kenapa, sih?" tanya Jimin pada Taehyung yang masih menatapinya. "Di mana si Tengil?" Taehyung bertanya sembari menyelidiki wajahnya, terlalu dekat sampai-sampai Jimin gemas untuk mendorong mukanya.
Jimin ragu soal memberitahu Taehyung yang sebenarnya atau menutupinya dengan kebohongan persoalan Jungkook yang tak ditemukannya bahkan di pagi-pagi buta. Jimin bangun pagi sekali, sebab khusus di hari Selasa alarm nya berbunyi lebih awal ketimbang hari biasa. Begitu membuka mata dan tak mendapati kehadiran Jungkook di sisinya, jujur Jimin bertanya-tanya, kemana kiranya Jungkook pergi hingga dia bahkan tak mau repot membangunkannya? Tapi, kemudian Jimin berpikir persoalan malam sebelumnya. Mungkin Jungkook butuh waktu, pikirnya, sebab apa yang Jungkook alami memang tak mudah buat di lalui. Lagipula alih-alih harus menghawatirkan Jungkook secara berlebihan, Jimin pikir ada untungnya juga Jungkook tidak hadir dalam kelas, sebab biasanya Jungkook lah yang jadi alasan akan keterlambatannya. Bocah itu tidak ada takut-takutnya dengan Mr. Park malah cenderung meremehkannya, sampai-sampai dia tak perlu repot bersiap buat datang ke kelasnya.
"Kumarahi dia dan kubuat dia mendekam di rumah, sambil merapikan kamar yang selamam kalian buat berulah." Bisik Jimin pelan sekali, sebab takut Mr. Park yang baru masuk mendengar suara kecil yang ia keluarkan. "Huh? Kau bahkan bisa marah?" tanya Taehyung meragukan, sementara Jimin cuma beri satu senyuman kemudian bilang, "tutup mulutmu sialan, atau kutonjok kau seperti semalam." Sukses, sih, buat Taehyung diam, tapi tidak sukses buat pemuda itu berhenti menatap dan memicingkan mata.
Jimin yakin Taehyung menyesal akan perbuatannya, setelah melihat bagaimana pemuda itu menatap tatkala ia masuk ke dalam kelas yang lenggang tanpa Jungkook di sampingnya. Kasihan sih, melihat Taehyung seperti itu, gundah dan kesal setengah mati, separuhnya Jimin yakin mereka hanya korban kesalahpahaman, dan seratus persen yakin bahwa hal itu terjadi sebab Jungkook yang tak pandai menjelaskan, atau terlalu malas buat beri penjelasan, selayaknya Jungkook yang selalu berucap, ah sudahlah kau tidak akan mengerti, sebab Jungkook memang tak pandai buat ekspresikan diri.Kelas bersama Mr. Park hari itu terasa damai sekali, sebab tak ada Jungkook yang tiba-tiba bedecih atau menyangkal apa yang dikatakan Mr. Park. Kalau ditanya apakah Jungkook punya dendam pada dosen itu, Jimin akan menjawab tidak, sebab Jungkook berlaku seperti itu pada semua orang, semua dosen di semua mata kuliah yang dia ambil semester itu. Aduh, Jimin juga tidak mengerti sih, sebetulnya maksud Jungkook itu apa. Jungkook memang suka main-main kalau di dalam kelas, lebih suka sok tidak memperhatikan sebab merasa dia sudah lebih bisa dari siapapun yang ada di sana, sampai-sampai Jimin takut sendiri kalau ada yang bilang bahwa Jungkook adalah pemuda yang tak beretika, tapi toh Jungkook masih jadi favorit semua orang, masih dipuja sana-sini sebab kesempurnaan yang disandang.
Jimin pun Taehyung sempat ketar-ketir tatkala Mr. Park memandang mereka dari kejauhan, bertanya sembari menurunkan kacamatanya, "di mana si Tengil?" yang membuat mereka diam seketika dan tersendat tatkala menjawabnya. Ah, lucu sekali persoalan panggilan Tengil yang Mr. Park lekatkan pada Jungkook. Pernah suatu hari setelah keluar dari kelas Mr. Park Jungkook mengomel sendiri sembari bertanya dengan mata yang memelototinya. "Aku Tengil dari mana sih? Seenaknya sekali mengganti panggilan orang. Tidak tahu apa bla bla bla....." pokoknya kalau menyangkut panggilan si Tengil yang di beri Mr. Park itu Jungkook jadi sensi sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bear the Brunt (Jungkook)
FanfictionBear the brunt [IDM] Put up with the worst of some bad circumstance. Sebab, kala keangkuhan itu runtuh, hancur dan rubuh, yang Jimin lihat hanyalah bocah sembilan belas yang memohon untuk satu dekapan hangat yang utuh. Jungkook Brothers Series Publi...