Bab 04

9K 507 17
                                    

Part 04 - Richard

Richard POV

Saat ini usiaku sudah menginjak 33 tahun, siapa sangka diusiaku yang sekarang aku sudah memiliki seorang putra yang sudah menginjak usia remaja, putraku sudah masuk SMA. Putraku bernama Zavier, saat ini usianya menginjak 15 tahun, tapi badannya mengikutiku,dia  sudah kekar dan bidang. Dia juga tampan, kalau kata orang putraku itu benar-benar mirip sekali denganku, segala yang ada padaku seolah menurun pada Zavier.

Diusiaku sekarang aku belum menikah dan memang belum pernah menikah, karena aku belum ingin menikah. Zavier adalah anakku dengan Rani dari sebuah kecelakaan pada malam di mana aku sedang mabuk berat dan secara tidak sengaja melakukan hal tercela pada Rani. Entah aku menyebut diriku sendiri sebagai apa, apakah julukan duda beranak satu tepat untukku? Pada kenyataannya aku belum pernah menikah. Tapi apa statusku sekarang? Pria lajang beranak satu? Entah lah apa pun sebutannya, aku tidak peduli. Sekarang yang aku pedulikan adalah masa depan putraku, aku ingin dia bisa tumbuh dengan baik meskipun sejak kecil tidak pernah mengenal sosok seorang ibu.

Meski Zavier adalah anak yang pada awalnya tidak aku inginkan karena memang aku menganggap perbuatanku dimasa lalu adalah sebuah kesalahan. Namun, itu semua bukan berarti aku tidak menyayangi dia, aku sangat menyayangi putraku itu. Walau kerap kali orang lain salah sangka pada kami, mereka selalu mengira bahwa kami adalah kakak beradik bukannya ayah dan anak.

Orangtuaku tinggal di luar Negeri karena memang mereka mengurus bisnis yang ada di sana. Walau pun begitu, beberapa kali mereka sempat datang ke sini untuk menengok cucunya karena mereka sangat menyayangi Zavier.

Saat ini aku sedang mengemudikan mobilku menuju rumah sepulang kerja dari kantor. Satpam rumahku segera membukakan pintu saat melihat mobilku berada di depan gerbang. Sesampainya aku di halaman rumah, aku segera memarkirkan mobilku dan bergegas masuk ke rumah.

“Anak Mama, kamu baru pulang?” kata seorang wanita yang tiba-tiba saja berada di rumahku, siapa lagi kalau bukan mamaku. Aku sampai kaget karena mama tidak memberitahu lebih dulu kalau dia mau datang ke rumah, padahal kalau dia memberitahu kan aku bisa menjemputnya di bandara.

“Mah, kok ke sini gak bilang-bilang sih, Mama  sama siapa ke sininya?” tanyaku pada mama

“Mama datang ke sini mau nengokin Zavier dan kamu, tapi maaf Mama cuma satu hari doang di sini karena Mama harus pergi ke Semarang untuk menghadiri acara pernikahan anaknya sahabat Mama.” Mama menjelaskan alasannya sementara aku hanya mengangguk saja.

“Oh, begitu, lantas di mana Zavier?” tanyaku ketika melihat tidak ada Zavier di sana.

“Dia ada di kamar sedang belajar,” jawab mama.

Aku meletakan jas serta tas kerjaku di meja yang berada di ruang keluarga, kemudian aku duduk di samping mama.

“Richard, Mama mau ngomong sesuatu sama kamu, ini penting, Sayang. Saat ini usiamu sudah kepala tiga, tapi kamu belum mau menikah, Mama mau kenalin kamu sama beberapa anak sahabat Mama yah?” kata mama yang nampak khawatir padaku. Padahal aku saja yang menjalaninya santai, tapi kenapa kedua orangtuaku selalu meributkan soal hal ini. Padahal menurutku kalau aku tidak menikah pun tidak masalah, toh aku sudah memiliki seorang putra yang akan menjadi penerusku. Lagi pula aku masih belum bisa membuka hatiku untuk wanita lain.

“Aku sudah punya Zavier, Mah. Lalu untuk apalagi aku menikah?” jawabku.

Memang apa gunanya lagi menikah? Toh ada Zavier yang bisa menjadi penerusku kelak, dan alasan sebenarnya aku belum mau menikah adalah karena aku belum bisa sepenuhnya melupakan tentang wanita itu.

Flora Gayle, satu-satunya wanita yang aku cintai sedari masa mudaku dulu.  Aku hanya mau menikah dengannya karena aku hanya mencintainya seorang. Tapi entah di mana sekarang dia berada, apakah dia masih hidup atau— ah, semoga saja dia masih hidup.

Way of Life Stepmother! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang