Episode 10

17 9 0
                                    


...Dewa Kegelapan, nama aslinya adalah yami. Dia adalah musuh terbesar bagi ku" Lalu Hikaru menghentikan ucapannya dan mendengus pelan.

"Aku tak peduli soal itu, karena itu masalah pribadi untuk mu kau selesaikan sendiri. Aku tak mau ikut campur" aku mengangkat bahu tak peduli
"Ohh ya, ada sebuah pertanyaan yang sangat ingin aku tanyakan pada mu"

"Apa?"

"Pertanyaan pertama jelaskan identitas dirimu secara detail, kedua apa itu klan ketsueki, yang ketiga kejadian yang menimpa ibu Miena secara misterius, dan yang ke empat siapa vampir yang ku temui sebulan lalu" tanya ku kepada Hikaru yang menatap ku datar

"Pertanyaan yang bagus, baiklah aku akan menjawab satu persatu" Hikaru mulai berjalan mengelilingi ku.

"Jawaban yang pertama, aku adalah pendiri klan ketsueki dan aku dapat memanipulasi darah karena aku mendapatkan nya dari kalung yang kau pakai itu dan itu adalah kalung kutukan dari darah ayah dan ibu ku yang memiliki kutukan karena aku membunuh nya tidak sengaja. Aku di lahirkan di dunia nyata dan di besarkan di dunia fantasi. Itu karena ayah dan ibu ku yang suka sekali berpetualang di antara dunia ini. Tapi sebenarnya aku berasal dari dunia fantasi. Umur ku sudah seribu tahun nak

Jawaban yang kedua, klan ketsueki adalah klan yang dapat memanipulasi darah. Bukan berarti dia parasit seperti vampir, klan ketsueki dapat memanipulasi darah dari orang yang dia bunuh atau yang sudah di bunuh oleh orang lain. Tapi itu berlaku ketika di medan perang dan keadaan terdesak. Selepas itu tidak boleh, jika ada yang melanggar maka dia akan di kutuk, mati dengan darah ketsueki yang mengalir di dalam dirinya lalu meledak

Jawaban--waktuku tak banyak nak yurika, orang tua mu seperti nya sebentar lagi akan pulang ke rumah. Kalau begitu sampai jumpa, aku akan menjawab pertanyaan mu lain kali. Ohh ya ada satu pesan yang akan ku sampai kan, besok kejadian buruk akan menimpa kehidupan mu yang tenang dan akan berubah secara drastis" ucap Hikaru balik badan dan melambaikan tangannya menuju tembok tempat ia muncul tadi.
Aku mengangguk kaku.

" jangan pernah membenci seseorang yang sudah membuat mu sakit hati dan hancur. Siapa tahu dengan kesabaran dan kebaikan mu ia akan sadar dan menjadi sekutu mu yang paling banyak membantu" ucap Hikaru mengoceh lagi dan masih dalam posisi balik badan.

Seperti biasa objek di sekeliling ku mulai berubah dan digantikan dengan tempat dimana aku berada tadi, ruang tamu. Aku langsung terduduk lemas. Pandangan ku kabur. Aku mengucek mata ku dan.. darah lagi?.

Aku segera berdiri menuju kamar mandi untuk membersihkan darah yang ada di mata ku. Tak lama kemudian ayah dan ibu pulang. Untung nya aku sudah selesai membersihkan darah yang mengalir dari mataku.

                                        ***

"Hei Miena, yurika ayo kita ke kantin. Aku traktir" ucap hideki sambil mengacung kan dua lembar uang saku nya.

"Mentang mentang lagi banyak duit ya! Haha" ledek Miena

"Boleh juga, makasih yo!" Aku mengacungkan jempol.
Kami pun langsung bergegas ke kantin karena perut yang sudah meronta ronta ini. Aku sadar sakura dan yume dari tadi mengintai kami. Entah lah siapa yang membisikkan ku aku pun tak tahu. Aku tak peduli dengan mereka.

"Gawat!! Ramen nya enak banget!!" Miena memuji sambil mengangguk angguk, dia ini suka sekali dengan ramen.

"Soba ini juga enak sekali"  hideki juga ikut ikutan.
Aku diam saja tetap tenang sambil menyantap sushi buatan ibu. Sebenarnya aku hanya menumpang makan di kantin untuk menemani teman teman ku makan.

Ada yang membisikkan ku kembali, bahwa ada yang mengintai. Kali ini yang diintai adalah aku saja, Miena dan hideki tidak. Sebenarnya itu menggangu ku, aku merasa terusik tapi ya biarlah.

Diantara Dua Dunia「二つの世界の間」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang