11 Maret 2019
Kini sudah memasuki tahun yang baru, artinya aku harus mengembangkan diriku menjadi lebih baik lagi. Saat ini merupakan semester kedua aku berkuliah, semester kemarin sudah cukup memuaskan namun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Jadikan hal yang perlu diperbaiki itu sebagai pembelajaran, karena aku yakin kita akan menggunakan ilmu suatu saat nanti. Aku akan terus berekembang dan akan terus menggai ilmu baru untuk masa depanku.
Saat itu kami sedang menunggu kelas, sepertinya dosen akan datang sedikit terlambat, tapi tak apa karena ini masih hari pertama. Aku hanya bisa menunggu dan kunikmati waktuku sendiri. Aku tahu ini aneh, seharusnya aku sudah mulai berbaur dengan yang lain tapi aku masih saja asyik sendiri, sejujurnya aku memang tak terlalu pandai berbaur. Inilah sulitnya menjadi seorang introvert, terkadang menikmati sunyi dan kadang juga butuh berbaur namun tak tahu bagaimana caranya.
......
Biarkan aku menjelaskan sedikit tentang aku, aku adalah anak biasa yang memiliki kekurangan pada mataku, aku seharusnya menceritakan ini di awal namun aku malu untuk membahasnya. Hal itu membuatku sangat minder untuk berteman dan memilih untuk menjadi introvert, karena hanya orang-orang istimewa yang akan mengerti apa yang saat ini aku rasakan.
Banyak orang meremehkan aku tak akan bisa melakukan apa-apa, aku pernah ingin balas dendam kepada orang-orang yang mengatakan itu kepadaku. Setelah sekian lama aku merasa bahwa balas dendam hanya membuang-buang waktu, aku memutuskan untuk meniti karir sedikit demi sedikit. Sejujurnya karir yang aku inginkan sangat menyimpang dengan jurusanku, aku berkuliah di jurusan sistem informasi karena paksaan orang tua, sedangkan hobiku adalah menulis, membuat journal, bahkan ingin mencoba bisnis atau membaca seputar psikologi. Terkadang aku merasa bukan orang yang pantas untuk berada dalam jurusan ini karena aku tak secerdas orang-orang disini. Salah satu hal yang aku sering lakukan adalah lebih baik mencoba daripada tak melakukan apa-apa, ini sulit tapi aku yakin aku mampu melewati badai rintangan ini.
Serangkaian rintangan ini belum berakhir disini saja, aku harus siap menangani penolakan tugas dari dosen yang aku tak tahu kapan aku akan mengalaminya. Sebenarnya mentalku belum begitu kuat untuk menghadapi ini, tapi karena waktu demi waktu memaksaku untuk lebih dewasa aku haus mampu melakukan ini.
Wanita zaman sekarang hanya memikirkan cinta dan bagaimana cara mempertahankannya, aku juga berpikiran begitu tapi aku harus bisa menyeimbangkan antara hubungan asmara dengan perkuliahanku. Aku tak mau menyombongkan diri, tapi aku akui aku wanita tangguh yang mau bertarung demi masa depan. Aku harap akan ada seorang laki-laki hebat yang mau mendukung ketangguhanku melawan para pembenci yang selalu mengurusi kehidupanku. Aku tak mau sembarang lelaki, tapi aku menginginkan lelaki yang istimewa. Aku tak perlu seberapa banyak uang yang ia punya, aku hanya memerlukan seberapa lama orang itu akan bertahan dan menemaniku dalam menghadapi situasi sulit, seberapa sering ia mendorongku dengan segala rencanaku, dan seberapa banyak rasa cinta yang dia berikan agar aku bisa merasakannya disaat aku menghadapi situasi yang tak aku inginkan.
Mungkin hanya ini yang sementara ini aku berikan, aku memang tak mau terburu-buru mengambil keputusan. Aku takut aku berada di jalan yang salah ketika aku mengambil keputusan tanpa aku memikirkannya dua kali. Aku mungkin terlalu banyak berpikir, tapi aku melakukan ini agar aku tak mengulangi ratusan kesalahanku yang pernah aku buat pada masa lalu.
Orang berpikir aku hanya gadis biasa yang tak akan mendapatkan cinta yang tulus dalam hidupku. Aku memang terlalu sibuk berkuliah sampai tak memikirkan hal itu, tapi entah mengapa hati ini bergerak untuk menemukan orang yang sebenarnya aku cintai.
Aku memang mencintai seseorang saat ini, aku tahu aku bisa masuk ke dalam kehidupannya ketika ia memiliki hubungan yang longgar. sungguh, itu hal yang sebenarnya cukup mudah, namun aku tak mau melakukan itu karena aku tahu bagaimana rasanya ketika hubungan yang sudah dibangun sejak lama seketika rusak hanya karena ada seseorang yang ikut campur dalam masalah percintaan. Menurutku ketika kita mengalami masalah percintaan hanya antara kita dan pasangan saja yang mengetahuinya, tak perlu ada orang ketiga yang mendamaikan karena itu akan berisiko besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You
RandomNaswa, seorang gadis pecinta es krim dan kopi yang suka sekali membaca buku dan menuliskan perasaannya lewat kata-kata yang bermakna. Ia hanyalah gadis yang terjebak dalam masa lalunya. Kehidupannya penuh dengan kegelapan, dia berusaha untuk mencoba...