Babak Perkuliahan dimulai

41 4 8
                                    

17 September 2018

pagi itu aku terbangun hampir menuju siang, aku begitu lelah saat acara kemarin. Entah apa yang aku inginkan hanyalah tidur. Untung saja tidak ada kelas hari ini. Aku masih belum merasakan perbedaan apa yang terjadi saat ini.

Aku tak kunjung berhenti memikirkan apa yang berbeda dari diriku, rasanya perbedaan itu sudah terhempas oleh angin yang bertiup pagi itu. Mungkin hanya berbeda kelas saja, aku tak akan pernah tahu apa yang membedakan.

Aku pergi ke dapur dan mengambil sarapan, hari ini aku hanya ingin memakan sereal dan susu. Aku masih belum bisa menerima keadaanku di dunia yang baru. Bagiku semua tampak sama, semua hanyalah orang-orang biasa yang berkeliling dan berkumpul lalu membentuk rumpun baru.

Tak mudah bagiku untuk melaksanakan hal-hal sulit, menurutku perkuliahan adalah hal tersulit yang pernah aku alami. Sebenarnya aku belum mencobanya namun aku sudah memiliki gagasan seperti itu.

Setelah berpikir panjang aku bergegas mandi dan mengecek apa yang harus aku lakukan. Sebenarnya aku sudah mendapatkan jadwal matakuliah pada saat aku belum memasuki masa orientasi, tetapi kembali lagi aku ingin memastikan bahwa apa yang harus aku persiapkan sudah benar.

Aku memang ingin belajar lebih teliti pada masa kuliah ini.Aku sedikit ceroboh namun aku bisa mengubahnya secara perlahan. Tak ada hal yang mustahil jika kita memiliki dorongan yang kuat untuk mengubah diri menjadi lebih baik.

.......

Hari sudah semakin siang, siang itu mendung sesuai dengan pikiranku. Jalan pikiranku sangat gelap sehingga aku membutuhkan cahaya penerang dalam hidupku dan akan bertahan terus menerus. Aku berjalan keluar dan menikmati hembusan angin yang melambai dan berkata bahwa aku mampu mengawali masa-masa ini sendirian.

Hujan mulai datang menghampiri, hujan mengirimkan sebuah pesan untukku. Ia berkata bahwa ketika aku mengalami rasa sakit berarti tuhan saat ini sedang mengujiku. Aku percaya itu, karena aku tahu bahwa tuhan sedang menyiapkan sebuah hadiah terindah bagi orang-orang yang mampu bertahan.

Malam sudah datang, besok aku harus menghadiri kelas pagi yang berlangsung pada pukul 07:45. Sebelum aku tidur aku menyempatkan diri untuk membaca materi yang akan disampaikan. Aku kurang paham dengan pembelajaran yang akan diberikan besok. Wajar, mungkin karena ini akan menjadi hari pertama.

Aku merangkum materi pembelajaran yang akan diberikan besok, pada saat ini semangatku sangat amat bangkit. Aku mencoba membacanya secara perlahan dan aku perlahan mengerti. Aku memang membutuhkan waktu yang lama untuk mencerna sesuatu tapi itu tidak akan mematahkan semangatku.

Aku merasa sudah cukup untuk merangkum materi pembelajaran, waktunya aku bergegas untuk tidur karena aku tak boleh terlambat di hari pertama sebagai mahasiswa baru.

18 September 2018

Aku bangun pukul 5:30 pagi, aku bangun tidur dengan sedikit resah. Aku masih gugup untuk menjalani hari pertama. Aku masih belum bisa menempatkan diriku dengan keadaan yang aku hadapi saat itu.

Kelas pagi siap menanti, itu artinya aku harus bersiap lebih cepat lagi. Aku bergegas turun kebawah untuk mengambil baju dan segera mandi. Setelah mandi aku bergegas sarapan dan menghabiskan susuku.

Sedikit percakapan singkat saat sarapan:

Mama: "kok diem aja? ngobrol dong"

Aku: "ga apa-apa ma, aku diem karena aku masih ngantuk aja kok"

Mama: "nanti jangan tidur dikelas ya. masa masih baru jadi maba udah tidur dikelas"

Aku: "oke, ma"

Dear YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang