Akhirnya, Kita Resmi Jadian

12 2 0
                                    

7 Juli 2019

"Aku masih belum puas menikmati waktu bersama beberapa hari lalu. Terbawa arus namun hidup ini berubah menjadi penuh makna. Banyak pelajaran hidup yang bisa dipetik darinya, aku jadi belajar untuk lebih menghargai diriku sendiri dan belajar menerima bahwa setiap manusia pasti memiliki kelemahan dan itu normal.

Aku menuliskan surat cinta ini. Mungkin, surat ini akan cukup panjang. Surat ini mungkin akan sampai satu atau dua halaman, aku ak tahu pasti. Surat ini kutulis dengan setulus hati, bahkan aku rela untuk tak tidur demi memikirkan apa saja yang ingin aku tulis untuknya.

Permintaanku itu tak lebih, aku hanya ingin dicintai secara sederhana. Aku tak mau dunia luar mempengaruhi duniaku. Aku ingin nyaman berada didekat orang yang mengerti keadaanku, mengerti bagaimana caranya menyayangi tak hanya sebatas materi. Mungkin, orang itu akan sangat langka, tapi aku yakin pasti ada.

Aku pikir masih banyak wanita diluar sana yang lebih baik, lebih cantik, bahkan lebih cerdas dariku, tapi dia tetap memilihku sebagai wanita yang dia sayang. Ternyata, alam semesta tidak sebercanda yang aku pikirkan, alam semesta menyusun berbagai cara untuk menyatukan kita berdua yang mungkin seharusnya kita sudah bersatu sejak lama.

Tak ada banyak yang bisa aku lakukan, aku hanya bisa duduk lalu menikmati indahnya matahari terbenam sambil membayangkan dia ada di sampingku dan berkata bahwa aku miliknya. sebuah halusinasi yang selalu aku harapkan nyata, dan kemungkinan besar memang itu nyatanya.

Tak pernah kusangka dia bisa membuat hariku begitu berwarna. Canda tawanya selalu menghanyutkan hati yang pernah terluka pada masa lalu. Dia bukanlah seorang yang bertransformasi dari masa lalu, berbeda sekali. Dia seperti pendatang baru lalu mencari hati yang bukan hanya sekedar untuk singgah, namun dia mencari hati yang bisa ia sayangi dan mendampinginya dalam keadaan apapun.

Dia berhasil membuka pintu hati yang telah aku kunci rapat. Iya, hanya dia yang berhasil membuatku tertawa lepas dengan segala humornya walaupun terkadang aku tak mengerti apa yang dia bicarakan. Begitulah, proses pertemuan yang bahagia pasti akan memiliki akhir yang bahagia,

Jika kau membaca surat ini, aku hanya berharap kau tahu bagaimana perasaanku yang sebenarnya. Aku tak tahu kata apa lagi yang harus aku berikan disini. Setidaknya, aku sudah berani menuliskan apa yang sudah aku lalui bersamamu.

-Naswa"

Sebuah surat yang aku tulis malam tadi, sebuah surat yang aku tulis sambil meneteskan air mata bahagia, berharap dia segera membacanya. Firasatku berkata kalau dia pasti akan membaca surat ini cepat atau lambat.

Jantungku berdebar, aku merasakan ini sejak pagi. Aku berpikir alam semesta pasti akan menyampaikan pesan melalui hujan hari ini. Aku yakin itu Langit terlihat berwarna abu-abu, itu artinya akan ada hujan besar hari ini. Aku penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh hujan.

Pesan untuk hujan yang akan mengguyur:

"Tolong, jangan membuatku mengkhawatirkannya. Aku harap kau menyampaikan kabar baik, hanya itu yang aku harapkan. Jantungku berdebar sejak pagi, aku sudah tak bisa menenangkan diriku lagi. Bagaimana caranya aku meyakinkan diriku sendiri kalau dia akan baik-baik saja? Aku akan menunggu jawaban itu lewat hujan deras yang dikirimkan oleh alam semesta hari ini"

Matanya tak bisa membohongi diri ini. Jika aku disampingnya, aku mungkin akan melihat pergerakan matanya. Kini ku khawatir, aku terus memeriksa ponselku dan berharap dia mengirimkan pesan padaku.Sepertinya menunggu terlalu lama menyita waktuku, jadi aku berpikir dia baik-baik saja.

aku hanya duduk menikmati hujan deras sambil menyelesaikan salah satu novel yang saat ini sedang aku baca. Hujan yang turun semakin deras, dan ditambah dengan petir yang kencang seolah dia meminta diriku untuk ada di sampingnya sekarang. Aku jadi semakin khawatir dengan keadaannya, aku kembali memeriksa ponselku, berharap dia mengirimkan pesan padaku.

Dear YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang