27 Juni 2020
"Haruskah ada seseorang yang selalu merusak setiap rencana yang sudah dibuat?
Haruskah ada orang ketiga yang mencoba memperebutkan satu sama lain?
Haruskah seorang perusak itu selalu hadir?
...
Aku sudah muak dengan kehadiran orang ketiga
Aku lelah bukan karena aku sudah menyerah
Namun, aku hanya tak ingin semua rencana yang telah dibuat gagal begitu saja hanya karena orang ketiga"
Hari ini semestinya hari dimana aku dan dia akan bertemu untuk pertama kalinya dalam masa pandemi. Pada tengah malam, Kiki menghubungiku lalu membicarakan hal buruk tentang Algi. Aku sudah berusaha untuk tidak mendengarkannya, tapi dia terus menggangguku.
Kiki adalah orang yang cukup dominan dalam masalah tugas kelompok, tapi sifat dominan yang dia miliki justru mengganggu kenyamanan aku dan rekanku. Bahkan dia sama sekali tidak pernah membantu dalam mengerjakan tugas kelompok. Aku sudah berkali-kali mengatakan kalau dia seharusnya bisa membantu walaupun hanya sedikit, tapi tidak mengerti cara menggunakan komputer selalu menjadikannya alaan untuk tidak mengerjakan apapun. Alasan itu selalu menjadi pembelaannya ketika dia malas untuk melakukan sesuatu. Hingga akhirnya aku dan rekanku muak lalu mendiamkan dirinya setiap kali mendominasi.
Tengah malam, saat itu aku benar-benar tidak bisa tidur semalaman karena Kiki terus meneror tentang tugas kelompok di group WhatsApp. Aku sudah mengatakan padanya puluhan kali, aku ingin menjadwalkan ulang pertemuan karena ingin menjaga keamanan dan tidak terjangkit virus COVID 19. Jujur, Kiki bukan lagi keras kepala tapi dia adalah monster. Iya, monster yang tidak akan puas ketika keinginannya tidak terpenuhi.
Sudah cukup dengan terror saat itu, aku hanya ingin tidur dengan tenang dan memikirkan lebih jauh lagi:
Kiki: "p"
"Woy, besok kumpul ya jam 9:20 di rumah Naswa"
"Respon"
"P"
Aku dan yang lain memang sudah benar-benar muak dengan kelakuannya yang tidak bisa menerima keadaan.Aku mengenal dia sejak lama. Aku memang pernah dekat dengannya pada saat menjadi mahasiswa baru. Dulu, dia seperti malaikat yang menemani setiap saat. Lambat laun, sifat aslinya mulai tergambar dengan jelas. Dia ingin mendapatkanku hanya untuk membanggakan dirinya kalau dia mendapatkan wanita yang pintar. Tidak, aku tidak pernah menginginkan hal seperti itu. Aku hanya ingin dicintai dengan tulus.
Sejak aku menjalin hubungan dengan Algi, Kiki sudah diluar kendali. Dia merasa marah ketika dia tahu kalau aku sudah jatuh hati pada orang lain. Ada sebuah alasan mengapa aku jatuh hati kepada Algi daripada Kiki, alasan itu adalah karena aku merasa bahwa waktuku terbuang sia-sia sat aku menjalin kedekatan dengan Kiki. Dia sama sekali bukan tipe orang yang aku idamkan. Bahkan, dia sama sekali tidak bisa perhatian kepada seseorang.
Aku rak habis pikir dengan apa yang sudah dia lakukan. Aku sempat berpikir kalu dia hanya ingin memanfaatkan keadaan. Terror itu benar-benar membuatku berpikir tanpa henti. Masalahnya adalah, aku sudah berkali-kali menolak. Aku adalah ketua, dan seharusnya akulah yang menentukan keputusan. Tapi, mengapa dia yang mengambil keputusan? Seharusnya, dia bisa setidaknya bertanya dulu padaku. Dia benar-benar tidak memiliki etika.
Mataku sudah seperti mata panda. Tak ada sedetikpun aku memejamkan mata. Aku hanya terbaring dan berpikir tentang semua keadaan. Aku takut bagaimana jika Kiki benar-benar mendatangi rumahku tanpa seizinku. Aku sudah meminta untuk melakukan jadwal ulang, tapi dia sama sekali tidak mau mendengarkanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You
LosoweNaswa, seorang gadis pecinta es krim dan kopi yang suka sekali membaca buku dan menuliskan perasaannya lewat kata-kata yang bermakna. Ia hanyalah gadis yang terjebak dalam masa lalunya. Kehidupannya penuh dengan kegelapan, dia berusaha untuk mencoba...