3

9.1K 780 151
                                    

"Gila sih lo, Tay!"

Tay baru saja mendudukan dirinya di kursi kantin. Ia baru saja kembali dari ruang jahanam itu. Apa lagi kalo bukan ruang BK? Ia mengambil minuman botol di atas meja yang entah punya siapa.

"Dih. Apaan sih. Gua baru dateng udah di bilang gila." balas nya.

Singto, cowok berkacamata itu memukul kepala Tay." Sok keren anjing lo tadi. Muka kayak tai tupai aja bangga."

"Ih, apaan sih."

"Lo ngapain sih berantem-berantem? Kayak bocil tau ga? Lo udah gede bego! Ga malu sama dekel?" Ucap Off.

"Lagian gua kesel anjir. Ngapain sih bawa pasukan gitu? Kayak banci aja."

"Kalo lo ladenin, sama aja lo juga banci."

Tay menatap sinis si Bright." Itu bukan banci. Gentle. Udah ah ga usah di bahas lagi. Jadi males gua."

"Oh iya, tadi kek nya ada dekel yang misahin kalian. Gimana tuh?"

"Hah dekel?" Tanya Bright.

Singto mengangguk." Tadi pas dua anjing ini berantem ada yang misahin gitu. Dekel deh kayaknya. Soalnya gua belum pernah liat mukanya."

Off tampak berpikir. Dia berusaha mengingat." Oh, itu. Dekel imut."

"Bahasa lo imut-imut apaan anjir. Si Krist juga imut kali." kata Singto.

"Bacot Phi nong 8 tahun." Sindir Off.

Jleb.

Rasa nya benar-benar nusuk sampai ulu hati Singto. Sensitif sekali dengan kata ' Phi nong '

Singto memukul kepala Off dengan botol kemasan." Anjing. Ga usah bawa-bawa merk!"

"Ih tapi serius. Siapa? Berani banget dia misahin lo sama Earth." Sela Bright. Dia ga ada di sana tadi. Biasa. Nge bucin dengan Win.

"Itu. Namanya New Thitipoom. Dekel baru. Gua belum tau kelas nya dimana. Yang Tay gendong karena jatoh dari pohon di lapangan." Jelas Off.

"Lucu?"

"Liat aja. Ni. Gua dapet dari cewek gosip."

Off menyodorkan layar ponsel nya pada teman - temannya.

"Allahu! Imut banget anjing!" Teriak Bright lebay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Allahu! Imut banget anjing!" Teriak Bright lebay.

Singto memukul mulut Bright." Bacot! Jan keras-keras!"

"Eh, tapi serius imut banget. Lucu bgt woi gila!"

Tay menatap acuh sahabatnya. Dia sama sekali tidak tertarik untuk melihat atau nge kepoin adik kelas itu. Toh. Itu bukan urusan nya.

"Ih, Tay. Imut lho serius. Lo ga ada plan buat deketin dia gitu?"

"Ga."

"Sayang Tay. Imut, lucu, lembut gitu." ucap Off.

"Lo kira cloud bread? Udah ah ga usah mengada-ngada lo."

"L-lo belum bisa ya?" Tanya Off hati-hati.

Jujur, ini bukan sebuah bercandaan lagi. Pembicaraan ini sudah mengarah pada kata-kata ' mengejar dan menyukai ' Tay sedikit sensitif dengan kata-kata itu.

Tay berusaha mengatur ekspresi nya agar tidak terlalu terlihat sedih." Ga. Udah ah. Ga usah di bahas."

Singto, Off dan Bright hanya bisa diam dan melanjutkan acara makan mereka. Mereka bertiga takut jika Tay marah.

Tay sangat sensitif terhadap hal-hal seperti ini.
🏳‍🌈🏳‍🌈🏳‍🌈

Sementara itu, di kelas X-IPA-2, New dan Ggigie sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Jujur, walaupun baru hari pertama, New sudah sangat bosan. New tidak mengerti sama sekali tentang angka-angka abstrak di papan tulis.

"Gi," Panggil New sambil menyenggol Ggigie yang sedang menggambar di kertas sobekan.

"Hm."

"Gue pengen deketin Kak Tay."

"Udah tau."

New cemberut." lo ngga ada tips?"

Ggigie meletakan pulpen nya lalu menatap New." Lo gila ya, New!? Lo ngga lihat kemaren si Kak Tay gimana? Berantem anjir! Lo ngga takut apa?"

"Ngga lah. Orang ga gigit ko."

Ggigie mengacak rambutnya frustasi." Lo tuh kelewat goblok apa terlalu polos sih!? Bukan masalah gigit atau apa. Orang suka berantem ko di sukain si!"

"Emang nya kenapa?"

"Nalar aja deh. Lo ngga tau ya kalo Kak Tay itu famous. Kapten basket. Yang suka sama dia banyak. Musuh nya apalagi. Deket-deket dia ga bakal buat lo."

"Tapi gua suka sama dia, Gi. "

"Ya kadang lo harus merelakan sesuatu buat hidup lu aman."

"Ta-tapi ga ada salah nya mencoba, Gi. Lagian lo tau dari mana kalo gua bakal ga aman? Atau lo berharap gua kayak gitu?" New benar-benar tidak habis pikir kalau Ggigie ga bakal mendukung dia.

"Ih, bukan gitu. Gua cuman kasih tau. Circle dia ga baik. Lo mau deketin dia? Lo ga bakal baik-baik aja, New. Gua pernah di posisi lu. Dan gua ga mau kejadian yang terjadi sama gua terjadi juga sama lo."

New mengernyit." Lo tau dari mana kalo circle nya ga baik? Temen-temen nya?"

Ggigie menggeleng." Bukan. Kehidupan dia ya lebih dari yang lo liat."

"Circle nya ga baik bukan berarti dia ga pantas di dekati kan?"

Ggigie menggeleng. New seperti nya ga mengerti apa yang Ggigie maksud."Ngga gitu. Ya kalo lo mau deketin dia, lo harus nerima apa ada nya dalam hidup dia."

"Maksudnya?"

"Gini ya, New. Gua denger dia itu famous, sering berantem. Kalo lo mau deketin dia, lo harus terima dan siap kalo di serbu fans nya, nge lihat dia berantem. Maybe itu udah lumrah buat dia. Lo kuat ga? Gua ngasih tau ini karena gua tau lo ngga sekuat itu New."

New mengganguk mantap.

Ggigie tersenyum." Nah, begitu dong. Semangat kejar dia. Jangan menyerah. Kalo lo udah ada di titik terlelah, kasih tau gua dan gua bakal bantu lu buat mundur."

New mengangguk."Iya, makasih udah jadi sahabat gua, Ggigie manis!"

Ggigie tersenyum.

Tanpa New tahu, di balik senyum itu ada hati yang sudah ter cabik - cabik oleh kenyataan.
~~~~~

To be continue....

Hate To Have -Taynew-(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang