19

6.4K 596 6
                                    

"New, kamu apain Ggigie?!" Bentak Toy memasuki kamar New.

New terdiam. Dia masih berusaha mencerna apa yang terjadi. Otak nya sedang tidak bisa di ajak kerjasama.

"New!"

"Kak, apaan sih!? Aku ga tau!"

"Kamu kenapa sih, New!? Udah berani bentak kayak gini!?" Kesal Toy.

"Kakak sama Ggigie sama aja! Selalu kekang aku! Kalian ngangge aku ini masih kecil apa gimana sih!?" Bentak New.

"New!"

New kesal. Dia mengambil handphone dan dompet nya lalu berlari keluar rumah. Dia benar - benar kesal. Kakak nya terlalu menganggap New ini masih kecil.

"NEW! INI UDAH MALEM, KAMU MAU KEMANA!? NEW!!!" Teriak Toy.

New ga perduli. Dia berjalan tak tentu arah. Hanya satu tempat yang dia pikir kan.

Rumah Tay. New memesan taksi dan pergi ke rumah Tay. Katakan lah New tidak sopan tapi dia ga tau harus kemana lagi.

"Kak Tay..."

Tay membuka pintu nya. Dia terkejut melihat New di depan pintu dengan mata sedikit sembab." New! Anjirt, lo ngapain bego?!"

"Boleh aku masuk?" Tanya New.

Tay sedikit berpikir. Lalu dia mengangguk. Kasihan anak orang." Ya udah ayo masuk."

New masuk ke dalam rumah Tay lalu duduk. Tay ga berani nanya, karena pandangan New kosong. Takut nya New ini lagi kesurupan.

"Kak, aku boleh ga nginep di sini?"

Tay terkejut." Hah!?"

"Aku boleh ga nginep di sini, sehari aja..."

Tay bingung. Ini anak sebenar nya kenapa. Kayak nya tadi dia baik - baik aja. Kenapa sekarang mau menginap.

"Lo ga di cariin orang tua lo apa? Entar gue di tangkep lagi. Di kira gue culik lo ke sini."

New menggeleng." Ga kak. Plis. Sehari aja. Besok aku pulang."

Tay bingung.

"Yayaya?"

"Kagak ah. Jan aneh - aneh lo. Aneh banget. Kabur dari rumah?"

"Engga kabur. Lari doang."

"Sama aja. Kenapa sih lo?"

"Berantem sama kakak. Males di rumah. Please ya....."

"Ga."

New memasang puppy face nya." Yaayaya????"

Tay ga kuat kalo begini." Astaga. Iya dah."

New tersenyum lalu memeluk Tay spontan.

Tay gugup. Dia menghempas tubuh New." Apaan sih lo pegang - pegang?! Mau gua cincang tangan nya?!"

New memutar bola mata nya kesal."Ih ya deh."

"Ya udah gue mau tidur. Lu tidur di sini aja." Ucap Tay bersiap beranjak.

"Ga mau nonton film dulu?"

"Udah malem bego."

"ayo nonton apa gitu kek."

Tay menggeleng." Udah malem New. Tidur."

"Besok libur."

"Ga baik begadang."

"Ga asik ah." Gerutu New.

"Bodo ah."

"Please... Satu film aja. Yayay?"

Tay menyerah lalu mengangguk pasrah. New ini anak nya ga mau kalah. Bisa - bisa mereka bakal berdebat sepanjang malam.

Tay dan New duduk di sofa berdua. New sibuk memakan cookies sedang kan Tay mencari film nya.

Yang mau nonton siapa, yang mencari film nya siapa.

Mereka berdua menonton film dengan serius. Entah baru menit keberapa, mata New sudah sayu seperti ingin tidur.

"Kalo ngantuk tidur aja."

New menggeleng." Ga kak. Film nya belom selese."

"Besok pagi lagi."

"Kak, besok mau jalan - jalan ke dufan bareng aku ga?" Tanya New.

"Dih. Mau ngapain lo ke dufan?"

"Jualan balon."

"Ngapain lo jualan balon?"

"Ya main lah! Ngapain lagi emang nya?!"

"Males gue. Mau tidur."

"Ajak temen - temen kakak juga."

"Mager."

"Please.... Kalo lagi sedih aku harus jalan - jalan biar ga sedih terus.."

Tay mengangguk. Dia harus mengalah karena kasian anak ini seperti nya ada masalah.

"Ga ajak temen cewek lo?"

Raut wajah New berubah ketika Tay menyebut nama Ggigie. Seperti nya mereka berdua ada masalah.

"Engga."

"Ya udah ga papa. Gua tau lo belom siap cerita." Ucap Tay acuh lalu kembali fokus pada TV.

"Ggigie Confess ke aku."

"Ha?"

"Dia bilang dia suka sama aku."

Sedikit hati Tay seperti ga suka." Ohh. Bagus lah."

"Kok bagus?"

"Biar lo ga jomblo."

"Aku kan suka nya sama kakak. Tapi aku ga mau lama - lama marahan sama Ggigie."

"Kasih dia ruang, New. Jangan di rayu. Kalo lo rayu dia itu sama aja lo kasih harapan ke dia."

"Jadi kakak ga mau aku kasih harapan ke dia gitu?"

"Bukan gitu goblok. Kalo lo ga suka sama dia jangan kasih harapan. Kasian bego anak orang."

New mengangguk - angguk mengerti.

"Tapi seterah lo deh. Lo udah gede, harus ny bisa nyelesain masalah sendiri."

New mengangguk.

Tay kembali fokus pada TV yang masij menampil kan film yang mereka tonton.

"apa iya aku jahat sama Ggigie?"

Tay menatap New. Cowo itu seperti nya memikir kan sesuatu." Ga lo ga jahat. Siapa yang bisa tau kalo sebenar nya Ggigie bakal punya perasaan?"

New menghela nafas.

"Udah. Lo ga usah pikirin. Lo ga salah. Ggigie juga ga salah. Ini masalah waktu."

New menangis." Tapi aku bentak Ggigie, Kak. Aku takut dia kenapa - kenapa."

"Lo suka dia?" .

New menggeleng." Ga, Kak."

"Kalian sahabatan lama. Kalo Ggigie baper bukan salah lo. Kasih dia ruang, New."

New mengangguk." Tapi aku bentak dia. Jahat banget."

"Setiap orang punya titik marah nya masing - masing. Ggigie pasti ngerti. Dia ga bakal marah sama lo."

New masih menangis.

"Jangan kayak bayi. Udah jan nangis. Serem."

Tanpa permisi dan masih menangis, New memeluk tubuh Tay.

Tay gugup. Tapi dia mengatur nafas nya.

Tangan nya bergerak membalas pelukan New. Mengelus punggung anak itu.

Hanya ini yang dia bisa.

Apakah Tay sudah jatuh pada New?

Entahlah. Hanya waktu yang menjawab.
~~~~~~

Next gak??

Hate To Have -Taynew-(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang