8

6.4K 647 26
                                    

"New, lo kenapa lagi?"

New baru saja keluar dari kamar mandi dan menemukan Ggigie di depan kamar mandi laki-laki. Santai saja. Ggigie itu cukup tomboy, jadi dia ga bakal sok sokan malu.

New menggeleng. Untung saja New sudah cuci muka dan menambahkan sedikit chusion pada bawah mata nya agar tidak terlihat sembab.

Dia bukan nya tidak percaya pada Ggigie. Bukan. Ggigie adalah salah satu orang yang paling dia percayai. Namun kalau dia memberitahu Ggigie, cewek itu pasti akan memarahi nya habis-habis an.

Yang paling parah, Ggigie pasti akan menyuruh New mundur untuk mendekati Tay

Dan New ngga mau.

"Serius lo ga papa?"

New mengangguk." Ngga papa, bego. Udah ayok ke kelas."

New dan Ggigie berjalan menuju kelas. New masih malu. Beberapa orang menatap nya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"New, seriously? Gua tau lo kenapa-kenapa."

New sekali lagi menggeleng.

Mereka akhir nya sampai di kelas. New duduk di kursi nya sambil menatap keluar jendela.

Emang dia se menjiji kan itu ya?

Apa dia salah suka sama Tay?

Memang pantas ya New di perlakukan seperti ini?

Dan pertanyaan- pertanyaan lain nya yang masih berputar di kepala New.

Ggigie tahu pasti ada yang terjadi saat istirahat tadi. Tapi Ggigie tidak mau memaksa biar kan saja New bercerita sendiri.

"Ggigie! Psst!"

Tiba-tiba Janhae menyenggol Ggigie. Ggigie menoleh pada teman cewek nya itu.

"Iya, Jan?"

"Lo udah tau tadi New kenapa?"

Ggigie menggeleng." Belom. Bocil ini ngga mau cerita."

New ngga sadar kalau dia lagi di omongin karena diri nya sibuk melamun.

"Jadi, tadi dia kasih makanan ke Kak Tay, di tolak sama kakel itu. Abis itu Kak Tay buang kotak makan nya New. Gua ga bisa jelasin secara rinci. Inti nya, Kak Tay mempermalukan New di depan umum." Jelas Janhae.

Ggigie benar-benar kesal. Bisa-bisa nya bajingan macam Tay menyakiti New. Dan New juga tidak cerita kepada nya.

Ggigie ingin sekali memarahi New dan menyuruh bocah itu untuk mundur saja. Bukan nya tidak mendukung atau apa, Ggigie tidak ingin New menyakiti diri nya sendiri.

Namun Ggigie memilih diam. New pasti tidak akan mau. Ujung-ujung nya pasti anak itu bakal marah dan Ggigie ga mau itu terjadi.

"New, kalo ada apa-apa cerita ke gue ya. Kita ini sahabatan. Gua pasti tau kalo lo ada apa-apaan."

Hanya itu yang Ggigie ucapkan.

Iya. Agar New melihat bahwa Ggigie sebenar nya ada.

Ggigie tetap mendukung New walau lagi-lagi hati dia yang harus mengalah.
🏳‍🌈🏳‍🌈🏳‍🌈

"Woi, maaf."

Setelah pergolakan batin dan pertengkaran dengan teman-teman nya, Tay memutuskan untuk minta maaf pada New.

Yah, sebenar nya dia sangat malas berurusan dengan New lagi. Tapi ya begitu. Kalo dia ga minta maaf, Off pasti bakal ngambek.

Kata-kata itu dia lotarkan pada New yang sedang duduk di kursi taman.

New mendongak. Dia kaget. Karena baru kali ini, Tay berbicara baik-baik pada nya. Yah, walaupun ga baik-baik banget sih.

"Kakak ngomong sama aku?"

"Ga. Sama pohon."

"Lah?"

Tay membuang nafas kesal. New selain menyebalkan ternyata bolot juga." Ya sama lo lah. Emang ada siapa lagi di sini."

"Bener juga ya. Kakak kenapa minta maaf?"

"Maaf kemaren udah marah sama lo. Udah permaluin lo."

Mata New berbinar senang." Serius!?"

Tay mengangguk sambil memasang wajah aneh.

"Iya, ga papa, Kak."

"Bagus deh."  Tay baru mau meninggalkan tempat itu kalau tidak ter interupsi suara New.

"Ga gratis, Kak."

"Lah?"

"Kakak harus nemenin aku makan."

Tay terkejut."Apa-apaan sih lo!? Ga, ga mau!"

"Kan kata nya mau minta maaf. Masa minta maaf begitu doang?"

Tay sama sekali ga ngerti kalau per minta maafan nya ini di salah artikan.

"Kalo lo ga mau maafin juga sebener nya ga papa. Ga ada rugi dia gua. Gua juga minta maaf karena di suruh."

Deg.

Hati New mencelos. Dia kira Tay me minta maaf karena pure rasa bersalah nya sendiri. Ternyata Off yang menyuruh nya.

Sakit.

Entah sudah ke berapa kali nya hari ini Tay sudah menyakiti perasaan nya. Dan mengacak-acak hati nya.

"Ya kakak harus temenin aku makan. Sekali aja."

"Apaan sih, ga!"

"Ya udah, aku bilangin kak Off."

Tay mengacak rambut nya kesal." Dih apaan sih lo!? Ga mau ya ga mau!"

Tay tidak dapat membaca ekpresi New saat ini.

"Kenapa? Sekali aja. Kakak bisa anggep ini per minta maafan kakak sama aku."

"Sebener nya kenapa sih gua harus minta maaf sama lo? Lo adu domba in gua sama Off gitu!?"

New menggeleng.

"Sekali."

"Ga."

"Makan di mana aja, Kak."

"Orang ga mau kok maksa sih!?" Kesal Tay.

New mendesah kecewa. Terlihat sangat raut kecewa dari wajah anak itu.

Jujur aja, Tay ngga tega. Tapi gimana lagi, dia ga mau.

Tay berdecak kesal." Ya udah! Besok! Sekali."

Mata New berbinar walau hanya tiga kata keluar dari bibir Tay.

New reflek memeluk Tay." Yeay! Makasih Kak Tay!"

Tay kaget. Serangan New sangat tiba-tiba.

"Apaan sih lo!" Tay menghempas tubuh New.

Gugup.

Satu kata yang menggambarkan Tay.
~~~~~~

To be continue....

Hate To Have -Taynew-(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang