Tay side flashback
Setelah mendapat telepon dari mama Namtan, Tay panik. Dia buru - buru ke rumah Namtan.
Pasti nya membawa si bocah, New. Alasan nya simple sih. Dia ga tega ninggalin New di depan warung. Dia tau banyak preman di sekitar sini.
Bukan nya khawatir sih, lebih takut kalo New di perkosa, Tay yang kena marah.
Itu doang. Suer.
Pikiran Tay kalang kabut saat itu. Dia sama sekali ga bisa berpikir jernih. Tanpa sadar juga dia membentak New.
Bodo amat lah, pikir nya. Masa begitu doang sakit hati.
Setelah sampai, tanpa ba bi bu, Tay langsung masuk ke dalam rumah. Meninggalkan New mematung di dekat motor.
"Nam." Panggil nya ketika melihat Namtan meronta - ronta di pelukan Papa nya.
Air mata Tay jatuh. Dia ga tega melihat Namtan yang dulu nya ceria, menjadi seperti ini.
Dia ga menemuka Namtan yang ceria lagi. Hanya Namtan yang penuh rasa trauma dan sedih. Tay kangen.
"JANGAN PEGANG - PEGANG NAMTAN! GAK! JANGAN!" Teriak Namtan makin menjadi.
Wajah nya memerah sembab dan penuh air mata. Bukan seperti Namtan yang Tay kenal.
Tay langsung memeluk Namtan. Erat sekali. Seperti tidak ingin kehilangan cewek itu. Perlahan, amukan Namtan ber angsur mereda. Namun isakan kecil masih terdengar.
"Ga mau, Te. Namtan ga suka dia. Ga mau...." Isakan Namtan terdengar sangat memilukan.
Tay menangis. Ini pertama kali nya dalam beberapa tahun Tay menangis lagi.
Tay lemah kalau sudah berkaitan dengan mental Namtan.
Hampir empat puluh lima menit Tay menenangkan Namtan yang terus menangis hingga gadis itu lelah dan tertidur dalam pelukan Tay. Pelan- pelan Tay membaringkan Namtan.
Tay memandangi wajah itu.
Masih sama. Wajah manis nya masih sama seperti Namtan yang dulu. Manis. Tetapi tertutupi oleh emosi dan tangisan.
Tay lupa. Benar - benar lupa. Dia membawa New kemari. Hari sudah gelap.
Tay keluar dari kamar dan menemukan New sedang duduk di ruang tamu.
"New. Udah malem. Lo pulang aja."
Wajah New terlihat bingung." Lha Kakak enggak?"
Tay menggeleng." Gua masih harus jagain Namtan."
Kelihatan sekali dar wajah New kalau laki - laki itu sedih. Sebenar nya, Papa Namtan sudah bilang Tay boleh pulang saja, namun Tay menolak. Dia ingin menginap menemani Namtan.
Brengsek memang. Sudah membawa anak orang, tidak mau di balikin lagi.
New akhir nya meng iya kan. Tay tau kalo cowok itu kecewa. Namun New bukan prioritas nya. Namtan adalah prioritas nya.
Lagian New anak cowok, masa pulang sendiri ga bisa?
Ada sedikit rasa bersalah di hati Tay. Namun dia berurusaha mengabaikan itu.
Namtan adalah prioritasnya sekarang.
Tay side flashback Off
"Tay, kamu ga cape?" Tanya mama Namtan.
Saat ini Tay sedang sarapan bersama orang tua Namtan dan adik nya. Semenyara Namtan masih tidur. Ke lelahan.
Tay menggeleng." Ga,tan. Aku berangkat dulu ya. Makasih ya om, tante. Ssing, gua pulang ya!"
Ssing, adik Namtan mengangguk." Hati - hati, kak."
Motor Tay melaju cepat menuju sekolah. Pagi ini Tay ada rapat bersama tim basket. Jadi dia harus datang pagi.
Tay memakir kan motor nya. Saat ingin masuk ke dalam sekolah, Tay berpapasan dengan New.
Mereka bertatapan cukup lama, sampai Tay membuang pandangan nya dan melanjutkan jalan nya menuju dalam sekolah.
Sementara New.
Hati makin sakit ketika Tay hanya membuang pandangan nya dan pergi.
Elah, New. Sadar apa dia itu ga perduli sama lo.
Goblok, New.
Entah sudah keberapa kali nya New mengatakan goblok untuk diri nya sendiri. Tapi itu fakta.
Tay bahkan tidak menanyakan kabar nya padahal Tay menyuruh nya pulang sendiri tadi malam.
Hati nya di porak - porandakan oleh seorang Tay Tawan.
New bego. Dia ga menyerah. Dia bakal mengejar Tay sampai Tay sadar bahwa ada yang perduli sama dia.
"New, ayo masuk."
Ggigie merangkul bahu New seolah memberi semangat. New menunduk lemas.
Sudah empat hari dan belum membuah kan hasil apa pun. Tay malah makin sinis pada nya.
Sepanjang pelajaran, New hanya diam bengong. Dia tidak menyimak pelajaran sama sekali. Wajah nya lemas seperti belum di beri makan sebulan.
Ggigie memilih diam. Iya. Lagi - lagi diam. Dia dari tadi hanya mengumpati seorang Tay Tawan si bajingan goblok itu.
Bisa - bisa nya dia menyakiti New.
"New. Kenapa sih lo ga pernah mau cerita sama gua? Gua ini sahabat lo lho." Ungkap Ggigie akhir nya.
"Cerita apa?"
"Lo belom cerita soal kemaren. Tay ngapain lo emang nya?"
"Makan di pecel lele doang."
"Boong. Masa abis makano hujan - hujanan sambil nangis gitu. Mau cosplay jadi drama goblin lo?"
New menggeleng." Ngga, Gi."
"Why!? Kenapa lo ga mau? Gua ini sebenar nya apa sih buat lo?" Tanya Ggigie.
"Sahabat."
"Terus? Kenapa lo ga mau share keluh kesah lo sama gua?"
"Ga papa. Kemaren gua cuma makan sama Kak Tay."
"Lo boong. Gua ga bego, New!" Ggigie meninggikan suara nya. Untung suara nya teredam oleh obrolan siswa.
New mengacak rambut nya. Dia ingin cerita ke Ggigie. Namun cewek seperti nya sudah kesal duluan. Dia jadi takut Ggigie bakal apa apain Tay.
"New!"
"Ga semua masalah gua, gua harus cerita sama lo, Gi. Please jangan desak gue."
New nyerah. Dia bangkit dan meninggalkan kelas. Dia benar - benar butuh sendiri. Di mana ga ada yang menghakimi dia.
Ggigie mematung.
New marah.
Apa salah nya? Ggigis cuma mau diri nya menjadi keluh kesah New.
Tanpa sadar New mematahkan hati nya. Lagi.
~~~~~Next gak nie
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate To Have -Taynew-(END)
Fiksi Penggemar" 𝐀𝐤𝐮 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐥 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐫 𝐊𝐚𝐤 𝐓𝐚𝐲 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞 𝐤𝐚𝐤𝐚𝐤 𝐬𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐢𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚" -𝐍𝐞𝐰 𝐭𝐡𝐢𝐭𝐢𝐩𝐨𝐨𝐦- "𝐆𝐮𝐚 𝐠𝐚 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐥𝐨. 𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐠𝐮𝐚 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐥 𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 𝐥𝐨." -𝐓𝐚𝐲...