Tay mengusap peluh di dahi nya. Tay baru saja selesai latihan basket untuk turnamen minggu depan. Ia mendudukan diri nya di kursi penonton. Cewe-cewe gatel langsung mengerubuni nya untuk memberi Tay minum.
Tay ngga suka. Dia gerah dan capek sekarang. Tanpa aba-aba, Tay mendorong cewek-cewe gatel itu dan pergi dari sana.
Tay kasar. Emang. Banget malah. Ngga cewe, ga cowo di kasarin semua. Bahkan teman-teman nya sering menjadi sasaran pelampiasan Tay.
Tay duduk di ujung lapangan. Di dekat teman-teman nya biar ngga di godain cewe aneh tadi.
"Cewek-cewek gatel banget anjing. Jiji." Kesal Tay pada Singto yang duduk di sebelah nya sambil membaca buku.
Singto menggeleng sambil tertawa." Sok jual mahal lo. Najis."
"Harus jual mahal. Biar gue tau mana yang berjuang beneran mana yang berjuang ecek-ecek."
"Canggih juga kata-kata lo. Dapet dari twitter?"
Tay menggeleng." Dari Off Jumpol Teguh."
Singto tertawa." Udah ah. Mau ngapel dulu."
"Ngapel sama ' nong ' lu ya?" Sindir Tay sambil tertawa.
"Fakyu!" Singto lalu berjalan meninggalkan Tay di lapangan.
Off dan Bright? Mereka berdua lagi latihan sekarang. Tay mah ga usah. Udah jago.
"Kak Tay!"
Suara nyebelin. Bukan suara cewe. Suara cowo. Iya, siapa lagi kalau bukan New?
Tay menatap malas anak itu. Tadi cewe-cewe , sekarang cowo? Udah lah Tay mau nyebur aja.
"Ini, aku bawain air !" New menyodrokan Tay sebotol air mineral yang dia beli tadi.
Sama seperti sebelum nya, Tay hanya memandang botol itu tanpa ada niatan untuk mengambil nya.
"Apaan sih lo. Udah gua bilang berapa kali ga usah."
"Ih, aku udah beli ini. Mubazir."
"Kasih Off."
"Ga mau. Orang aku beli nya buat Kakak. Masa kasih ke Kak Off sih?"
Tay berdecak kesal. Muka nya polos tapi ga mau kalah anaknya." Ya ga mau. Gua juga ga suruh lo beli kan?"
"Emang engga. Tapi aku mau Kak Tay terima."
"Gua bilang ngga ya engga. Kenapa sih lo? Permintaan terima kasih? Udah ga usah, ga perlu. Ikhlas."
New menggeleng." Ngga kok."
"Terus?"
"Karena aku suka sama kakak!"
Tay kaget. Se umur-umur dia baru lihat ada orang seperti New. Ga pake apa-apa langsung bilang suka.
Untuk ini, Tay bisa bilang New punya keberanian ini.
"Apaan sih lo. Sumpah gua aneh banget deh sama lo. Kayak nya gua ga pernah ngapa-ngapain lo deh."
"Tapi aku suka kakak."
"Kenapa?"
"Ga ada alasan. Rasa nya tiba-tiba aja dateng."
"Ga ada yang tiba-tiba. Lo masih kecil. Gua ga bakalan lihat lo."
Kata-kata itu menusuk namun New berusaha tersenyum." Iya ga papa. Sekarang emang belum."
"Ga akan pernah." Tay meninggalkan New dan melanjutkan latihan basket nya.
Off melihat itu. Dia membiarkan Tay dan New memiliki waktu berdua. Dia ingin Tay sadar bahwa ada New yang akan mengejar dia.
Off selalu punya feeling bahwa perjuangan New bukan perjuangan kaleng-kaleng seperti cewe cabe-cabean itu.
Lima belas menit berjalan, New masih setia menunggu Tay di kursi penonton. Jujur, Off dan Bright yang melihat kasihan. Dia seperti nya ke capekan.
Dan si bajingan Tay itu sama sekali tidak perduli. Melihat saja tidak.
Bruk!
Saat ingin memasukan bola ke dalam ring, Tay terjatuh lengan dan lutut nya langsung mengenai lapangan yang kasar.
"Tay!" Teriak Off dan Bright. Mereka berdua langsung menghampiri Tay yang mengaduh kesakitan.
"Ayo ke UKS!" mereka berdua memapah Tay ke UKS. New yang berada di belakang, khawatir dan mengikuti mereka bertiga.
"Shit! Dokter nya udah pulang!" umpat Bright ketika melihat meja dokter sudah kosong.
Pantas. Pelajaran telah usai. Dan hari sudah hampir sore.
"Um.. Kak, aku bisa obatin luka kok!" ucap New memberanikan diri.
Off mengangguk lalu mendudukan Tay di berangkar. New mengambil kotak P3K di laci.
"Gua haus mau beli minum." ucap Off.
"La-lah?"
Off memelototi Bright." Ohh, iya. Gua aus. New jagain bentar ya!"
"Eh, tunggu!"
Belum sempat Tay mengkilah, mereka berdua sudah pergi. memang teman-teman nya itu keturunan setan sekolah.
New mulai menaruh antiseptik pada kapas lalu mengoles nya ke lutut Tay.
"Ah, pelan-pelan!"
"Ih, udah pelan-pelan. Demen nya berantem, masa begini doang sakit."
"Dih. Berani banget sama kakak kelas."
"Udah kakak diem. Atau mau peluk aku aja biar ga sakit?" Tanya New.
Jujur, kalau cewe yang melakukan Tay pasti jijik. Tapi kali ini.... Kenapa New sangat menggemaskan? Mata nya berbinar ketika melihat Tay.
"Najis banget gombalan lo. Klasik abis."
"Heheh. Ini aku dapet dari google."
Gemes.
"Karena kakak lagi sakit, besok aku bawain makan ya."
"Ga!"
"Harus. Kalo ga ya harus. Aku ga nerima penolakan dalam bentuk apa pun."
"Kok maksa?"
"Iya, biar Kakak mau."
"Kalo ga gua makan?"
"Aku suapin."
Tay mengernyit heran. Dia baru menemukan orang aneh yang blak-blakan tentang perasaanya.
"Apaan sih. Gua udah gede kali."
"Aku juga masih sering di suapin mama kok walau udah besar."
"Bocil."
"Biarin aja."
"Percuma lo mau gombali kayak apa juga ga bakal mempan sorry."
"Oke."
"Gua ga mau sama lo."
"Ya udah. Cukup aku aja yang ngejar kakak. Kakak cukup diam aja di tempat jangan kemana-mana."
~~~~~To be continue....
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate To Have -Taynew-(END)
Fanfiction" 𝐀𝐤𝐮 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐥 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐫 𝐊𝐚𝐤 𝐓𝐚𝐲 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞 𝐤𝐚𝐤𝐚𝐤 𝐬𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐢𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚" -𝐍𝐞𝐰 𝐭𝐡𝐢𝐭𝐢𝐩𝐨𝐨𝐦- "𝐆𝐮𝐚 𝐠𝐚 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐥𝐨. 𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐠𝐮𝐚 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐥 𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 𝐥𝐨." -𝐓𝐚𝐲...