15

6.9K 652 32
                                    

Pertandingan pun berjalan. Tay yang memang sangat jago dalam bermain basket, mampu mengalahkan tim lawan dengan brutal.

Yah, ga Tay doang sih. Bright dan Off juga. Sementara New, dia sangat deg - degan memperhatikan permainan basket Tay.

Ga sih. Ngeliatin wajah Tay yang hot sih. Iyalah. New mana mengerti permainan basket begitu. Mentok - mentok New cuman bisa dribble.

Saat itu, salah satu orang dari tim lawan ingin memasukan bola ke dalam gawang, namun Tay dengan cepat melompat tinggi. Berhasil. Bola itu tidak jadi masuk.

Tapi, Tay jatuh ke lantai dengan keras. Lutut nya langsung mengenai lapangan basket yang keras.

Semua penonton dan tim Tay terkejut. Terutama New. Off langsung menghampiri Tay.

"Eh, udah mundur dulu."

Wasit lapangan segera mengistirahat kan para pemain. Tay di tarik ke ujung lapangan. Di tempat duduk. Tay mengaduh kesakitan.

"Itu lo ke medis aja deh." Off lalu membantu Tay berjalan menuju medis di belakang lapangan.

New yang khawatir, mengikuti Tay secara diam - diam.

Setelah di periksa, Lutut Tay lebam berwarna biru. Dokter menyuruh Tay untuk tidak ikut babak selanjut nya.

Iyalah. Mau jadi kayak apa kaki Tay kalo di lanjut?

"Gua ga papa. Gua ikut tanding." Ucap Tay batu.

"Ga usah idiot lo. Kaki lo jadi warna daster emak gua gitu mau ikut? Rontok dah kaki lo." Kata Off.

"Ih ga papa. Biru doang."

"Doang, anjing. Yang ada nyusahin orang. Gua ga mau gendong lo, ya. Lo berat anjing." Ucap Off.

Tay berdecak." Ck."

"Ga usah ngeluh. Kalo lo ikut yang ada kalah."

"Ga ada temen."

Off memutar bola matanya kesal. Selain bajingan, dia ini punya sisi manja toh." Manja. Cewek laki?"

"Marah mulu, njir."

"Udah tunggu sini. Gua panggilin New aja buat temenin lo. Sekalian lo cuddle ama dia di sini."

Tay menggeleng tidak terima." Dih. Enggak!"

"Banyak mau lo kayak bayi setan. Udah diem atau gua giling kaki lo!?" Ancam Off tidak main - main.

Tay diam. Dia hanya pasrah.

Off keluar untuk mencari New, namun cowok dengan jaket itu ada di depan ruang medis.

Perhatian banget. Off sampai ga nyangka kalo ada yang sesayang ini sama Tay.

"New, lo temenin Tay di dalem gih."  Kata Off pada New.

New kaget." Hah!?"

"Ih udah sana. Gua kasih nih kesempatan. Kasian tuh bocah setan. Gua tanding dulu ya." Off menepuk bahu New lalu berlari menuju lapangan.

New ga bisa nolak. Dia masuk ke dalam dan mendapati Tay sedang duduk di brangkar.

Tay menengok dan menyadari keberadaan New." Apa lo liat - liat!?"

New dengan santai duduk di sebelah Tay.

"Apaan sih. Jauh - jauh lo!"

"Ini udah jauh. Apa mau deket lagi?" New menggeser tubuh nya mendekati Tay.

Tay menjauh. Dia mengibaskan tangan nya.

New menahan tangan Tay. Entah kenapa serangan New yang tiba - tiba membuat Tay panik.

"e-eh lepas!" Tay menghempas tangan New. Tay ga tau kenapa tiba - tiba dia panik.

Gay panic? Entahlah.

"Itu ada luka di tangan kakak." Ucap New polos.

"Ya terus?"

"Sini aku obatin."

"Ga usah."

"Ih. Ga usah sok gengsi. Entar tangan nya busuk jangan salahin aku."

"Emang lo siapa?"

"Calon pacar kakak."

Tay mendengus kesal." Emang gua mau sama lo?"

"Iya. Ga sekarang. Besok - besok mungkin."

"Never!"

"Ga enak kemakan omongan sendiri." Kekeh New.

"Ih jangan sampe!"

"Iya. Berdoa aja terus. Tapi kalo Tuhan nya mau kakak sama aku, kakak bisa apa?"

Skakmat.

Tay benar - benar ga tahu mau jawab apa lagi.

"Au ah."

New mengambil paksa tangan Tay lalu memangku tangan itu. Tay ingin menarik tangan nya tetapi New menahan nya.

"Pelan - pelan anjing. Lo mau bunuh gua ya!?" Ucap Tay sambil meringis.

New berdecih." Oh ini yang awal masuk udah berantem. Masa gini doang sakit."

"Yah itu beda lagi. Kan langsung brutal, jadi ga kerasa."

"Coba sini aku tonjokin kakak."

"Ayo."

New menggeleng." Ga ah. Kak Tay lagi sakit."

"Lo kira gegara sakit gini gua lemah!?" Kata Tay tak terima. New polos - polos begini buat naik darah juga.

"Bukan gitu. Kalo kaki kakak sakit, kakak ga bisa bawa motor abis tuh ga bisa ajak aku ke pecel lele lagi."

"Mau punya jet pribadi juga, gua ogah anterin lo lagi."

New kesal. Dia memencet luka Tay.

"Anjing!" umpat nya. Sementara New hanya memandang ke arah Tay.

Tay gugup. Tatapan New ga tajam. Malah lembut. Tapi buat Tay gugup banget kayak mau ujian PNS.

Tay membuang pandangan nya." Sakit bego. Mau meninggal pasien nya lo gituin."

"Emang aku mau jadi dokter?"

"Terus?"

"Jadi uke nya Kak Tay lah."

Tay memukul kepala New." Gaje bocah."

New selesai mengobati Tay. Dia menaruh kembali kotak P3K di tempat nya. Dia duduk di sebelah Tay.

"Capek?" Tanya Tay melihat New mengeluarkan keringat.

"Iya."

"Lemah. Paling naik taksi lo ke sini."

New menggeleng." Kata siapa?"

"Terus naik apa?"

"Bajaj."

Tay kaget." Bisa naik bajaj juga lo. Naik motor aja ga pernah."

"Ini demi Kak Tay kali. Aku panas - panasaan ke sini." ucap New.

"Siapa suruh?"

"Ga ada. Kak Tay is always the reason I try something I haven't tried yet." ucsp nya tulus.

Deg.

"Lemah."

"Ga itu doang. Aku lari kejar kakak terus, tapi kakak ga pernah berhenti atau bantuin aku."
~~~~~

Next gak???

Hate To Have -Taynew-(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang