27. Racauan si penggila Naffa

8 0 0
                                    


"Lo cantik hari ini, Naf" Ucap Rama barusan.


Mendengar ucapan Rama, Naffa langsung saja memeluk tubuh Rama yang masih sangat lemas terbaring dikasurnya. Lalu mengutarakan betapa cemasnya ia saat mendengar kabar jika Rama barus saja terjatuh dari motornya dengan keadaan mabok, namun menolak saat dibawa kerumah sakit, sampe ia benar-benar tak sadarkan diri.

"Gua mau mati tau denger lo jatoh dari motor, dalam keadaan mabok pula. Gua khawatir Rama sama lo, ngerti ga si???" Ucap Naffa, sudah dengan genangan air matanya.

"Maaf Naff, gua ga bermaksud" Ucap Rama terlirih-lirih. Sebab menahan sakit tubuhnya karena terkena beban, badan Naffa yang lumayan berat juga lengannya.

"Lo kenapa? Ko suaranya kaya orang kesakitan gitu" Tanya Naffa masih dalam posisinya.

"Badan gua masih belom mampu menopang beban berat nih, Naff. Tahan dulu nafsu Lo untuk beberapa hari buat ga pengen meluk gua ya" Sindir Rama pada Naffa. Yang kemudian Naffa langsung mengangkat lengannya dan duduk seperti biasa.

"Sorry gua lupa, masih sakit semua ya?" Tanya Naffa cemas.

"Sebenarnya luka dibadan mah ga seberapa sakitnya, gua aja ga terlalu ngerasain. Lebih sakitan luka semalem, Naff. Sakitnya ga bisa ditahan, ibaratnya kaya Lo pengen boker, tainya udah diujung, tapi ga ada air. Gimana tuh rasanya" Jelas Rama, dengan menggunakan perumpamaan yang sangat menjijikan.



"Ih Rama, jorok banget sih" Ucap Naffa kesal.




"Tapi Lo sayang kan sama gua?" Tiba-tiba saja Rama melontarkan pertanyaan tak seharusnya itu pada Naffa.




"Pertanyaan macam apa itu, huh?" Tantang Naffa, sambil mencubit hidung Rama sambil tertawa kecil menghibur Rama.

Dengan raut wajah berseri Rama tersenyum sumringah, lantas begitu saja ia mencium pipi Naffa yang kebetulan begitu dekat dengan wajahnya. Sungguh ini adalah obat terampuh dari segala obat dokter manapun yang Rama minum.

Reaksinya sampai kejantung hati, berdegup kencang dan mulai keringat dingin bercucuran mungkin. Namun bukan Rama yang berreaksi tapi malah Naffa, sebab seolah tidak terbiasa dengan perlakuan Rama kali ini, Naffa selalu saja gerogi, meski ini sudah bukan yang pertama kalinya.

"Nyolong star, curang harusnya kan gua yang cium lo duluan" Ucap Naffa, membalas ciuman Rama, langsung pada bibirnya. Uh betapa luar biasanya getaran yang terjadi pada tubuh Rama, ia sangat merindukan sapaan bibir Naffa ini.



Hangat, romantis dan seru. Iya mungkin itulah gambaran cinta mereka, tak akan membuat bosan siapapun yang melihat. Namun saat bersama Rifky pun, tak kalan gemesnya pada saat Naffa dengan Rama.

Sebab itu Naffa, sering kali ia diserang dilema luar biasa atas perasaannya ini. Satu sisi ia sangat mencintai Rama dan itu selalu, namun sisi lain ia begitu sangat menghargai Rifky yang telah menerimanya dan membuatnya bangkit sampai kini bisa bertemu kembali dengan Rama.

Rifky sempurna sebagai seorang laki-laki dimata Naffa, tapi Rama jauh lebih menyenangkan dari Rifky dibalik kekurangannya yang terlalu emosional.

Rifky, sangat romantis dan ideal dalam prorsi memanjakannya dan membuatnya tersanjung setiap saatnya. Namun jika denganRama, Naffa tak perlu menjadi orang lain untuk dicintai. Selama Naffa tersenyum dan tertawa, akan bertingkah sekonyol dan seslengekan apapun Rama tak keberatan, sebab bagi Rama imagenya tak perlu diatur oleh orang lain, sebab menjadi diri sendiri itu lebih enjoy.

Berbeda jauh dengan Rifky, yang penuh privasi, imagenya terlalu baik untuk real karakter Naffa yang slengekan. Tapi Rifky sangat dewasa dan membimbing Naffa, kemudian sabarnya itu tidak terbatas. Jauh dengan Rama yang emosional dan labil.

Bayangkan saja, dihadirkan dikirim sekaligus dua laki-laki yang mungkin jadi idaman semua wanita, bagaimana pendapatmu? Mungkin jika Naffa bukan wanita baik, ia akan memilih keduanya dan mempertahankan keduanya pula.

Akan tetapi Naffa bukan cewek maruk yang akan memilih keduanya sekaligus, tentu dia harus memilih salah satunya. Lalu mengikhlaskan yang tidak ia pilih, harus.




....

    Malam ini Naffa memutuskan untuk menginap ditempat Rama, namun tentunya didampingi sang Kaka Rayga. Meski awalnya Rayga keberatan, namun bukan Naffa jika tidak bisa membujuknya.

"Ram makan Yo" Bujuk Naffa pada Rama yang masih sibuk terlelap.


"Ga ah sakit" Sahut Rama malas.

"Katanya jagoan jatoh segitu aja sakit" Ledek Naffa.



"Tai lo namanya gw manusia Naff ada sakitnya" Protes Rama tidak terima, sambil menahan rasa sakitnya.



Naffa tertawa menertawai jawban Rama baru pertama kali ini Naffa melihat Rama kalah dengan lukanya, sampai ia harus merintih terus-terusan merasakan sakit ditubuhnya.

"Lo makan sono Naff, ajak Rayga juga noh" Ucap Rama.




"Ga ah males" Sahut Naffa seolah mengulang kembali ucapan Rama pada saat ia meminta Rama untuk makan.


"Alah perut gentong kaya Lo mana mungkin mogok makan Naff. Jangan sampe perut Lo ngerengek ntar gw ketawain mau" Ledek Rama, yang memang sudah sangat hafal dengan kelakuan Naffa.



"Lo makan juga makanya, ya. Biar makan bareng gitu wkwk" Ucap Naffa lucu sekali.




Sedangkan dari balik pintu sana sudah ada Rayga, dia tertegun melihat tawa renyah diwajah Naffa adiknya. Sudah sangat lama ia tak melihat Naffa sebahagia ini. Lagi-lagi Rama orang yang berhasil melakukan itu, orang yang sangat ia benci.

Rayga selalu mencoba berdamai atas luka hatinya melihat adiknya terluka, namun upayanya selalu saja gagal. Terlebih saat melihat kembali adiknya menangis bila teringat dengan Rama dan kenangan sadis beberapa tahun lalu. Rasanya Rayga ingin sekali memusnakan Rama dari bumi ini.

Namun bukannya memusnakan kini ia harus kembali mempertemukan Rama dengan Naffa. Pertemuan yang sama sekali tidak pernah terduga, Bahakan tidak pernah terrencanakan.


"Hust... Tahan Naff, ada yang ngintip ga enak" Ucap Rama sadar dengan keberadaan Rayga dibalik pintu sana.

"Lo fikir gw mau ngapain?" Protes Naffa.

"Lo mau nyosor gw kan, liat aja posisi Lo sekarang mepet banget sama gw" Ucap Rama tak hentinya menggoda Naffa.


Naffa benar-benar gemas dengan godaan Rama. Tapi yang dikatakan Rama memang benar juga, Naffa selalu berani melakukan apapun pada Rama. Bahkan untuk memulainya sendiri pun Naffa berani, seperti memeluk, mencium atau bahkan bermanja.

Entahlah rasanya bersama Rama, Naffa menemukan dirinya dan rasa nyaman. Tidak pernah takut untuk hal apapun, atau tidak pernah ragu selalu yakin.

Lukanya, air matanya sudah kering. Ia sudah melupakan semuanya yang menyakitkan tentang Rama dulu, yang tersisa kini hanya Rama dan rasa bahagia dan nyaman bersamanya. That it.

"Gw bakal selalu jadi yang ternyaman dalam hidup Lo, gw janji Naff" Ucap Rama. Bersusah payah mengangkat tangannya untuk mengelus Pipi Naffa.


"Lo sakit juga masih bisa modus aja ya, Ram" Ucap Naffa, sudah dengan mata yang sangat berbinar.


"Rama sayang Nanaf, muach" Ucap Rama, sambil mengkrucutkan mulutnya, gemas sekali.





Naffa tertawa renyah, dia mecubit pipi Rama gemas. Laki-laki gila dihadapannya ini, adalah manusia paling menarik dan menggemaskan yang pernah Naffa temui. Dia sangat mengagumkan, biarpun tampangnya seperti orang tak waras, tapi hatinya dan perasaanya benar-benar sehat dalam mencintainya.

Naffa akan semakin sulit meninggalkan Rama, bahkan mungkin sudah merubah haluannya. Cinta pertama memang bukan berarti takdir, tapi kenyataannya adalah cinta pertama adalah rasa cinta yang benar-benar jujur. Tidak memandang fisik, bahkan melupakan kekurangan. Sebab itu Akan sulit dilupakan dan akan selalu memberi harapan.

"Gw cinta sama Lo Ram, selamanya" Batin Naffa berucap.







@lalalisaa.a

ASAL KAU BAHAGIA "When I Meet You Again"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang