22 Rayga comeback

10 0 0
                                    


      Sudah sangat larut, namun Rayga tak kunjung terlihat batang hidungnya. Entah Naffa tidak mengerti kemana kakinya membawa sang kaka pergi, mustahil jika kakanya tersesat, sebab zaman sekarang android sudah memudahkan segalanya. Naffa benar-benar tidak bisa berfikir positif sama sekali, dia curiga Rayga berkunjung ketempat yang tidak-tidak.

Mengingat kata teman-teman Naffa yang sudah tinggal lama di Bali. Katanya ditempat ini banyak tempat yang negativ, dan itu cukup membuat Naffa sangat mencemaskan kelakuan tidak waras sang kaka,  yang suka seketika muncul dengan sendirinya. Jika mendapat godaan-godaan seperti yang ada dikota ini.

Sudah bayak panggilan yang coba Naffa lakukan untuk menghubungi kakanya, tapi nihil, tidak ada jawaban apapun. Dan Naffa sudah geram, ia pun langsung memutuskan untuk keluar mencari kakanya. Sudah tak ia fikirkan resiko apapun yang akan ia hadapi nantinya, ia sudah terlanjut kesal.


"Gw ga bisa diem aja, gw harus cari Rayga. Curiga gw dia main ditempat cabe-cabean sini, ga sudi gw" Ucap Naffa kesal.

Namun saat hendak menutup gerbang rumah, Rifky menghubunginya.

"Hai Rif? Ada apa?" Sapa Naffa.


"Lagi dimana?" Tanya Rifky.

"Ada dirumah, kenapa?" Jawab Naffa sesingkat mungkin.




"Ga papa, yaudah kamu jangan lupa istirahat" Ucap Rifky berpesan pada Naffa dengan penuh perhatian.


Tanpa membalas Naffa langsung menutup sambungan telfon dari Rifky, kemudian ia memesan taxi online untuk menyusuri jalan agar lebih aman.

Namun cukup lama ia mencari, tapi tak ditemukan juga kakanya. Naffa jadi kesal sendiri, mana mungkin kakanya yang sudah on the way tua bisa hilang diculik.



"Mba nya mau kemana sih? Kita udah muter-muter tapi ga sampe-sampe, ini udah mau malem Mba" Protes draiver taxi.





"Eh Bang gw kan bayar, kenapa bawel amat sih" Jawab Naffa ketus.



Ucapan Naffa berhasil membungkam mulut sang driver, padahal niatnya hanya mengingatkan, namun namanya juga Naffa. Jika moodnya sedang tidak bagus, makan dia akan sangat sensitif.



"Bang, Bang, Bang stop sini aja" Ucap Naffa.



Naffa melihat wajah sang draiver itu yang sedikit terganggu dengan ucapannya, Naffa langsung menghentikan driver itu. Dan memilih turun dari taxi itu, dan melanjutkan pencariannya dengan jalan kaki.


"Udah sampe Mba?" Tanya Si Draiver.



"Engga sih" Balas Naffa.



"Terus?" Tanya Si Draiver.



"Ga terus-terus, udah sampe sini aja" Ucap Naffa seadanya.



"Mba marah sama saya?" Tanya Si Draiver.



Naffa merasa bingung, pasalnya Naffa baru ngeh jika kelakuannya kini dapat dipehami oleh sang draiver.


"Bukan marah Bang, cuma ga enak aja liat muka Abangnya yang asem kaya barusan" Ucap Naffa jujur.



"Maaf Mba, saya tidak bermaksud" Ucap Si Draiver sopan.



"Ga papa, saya yang minta maaf, karena Ngomongnya sembarangan" Ucap Naffa.



"Iya Mba ga papa, udah biasa ko" Ucap Si Draiver ramah.






Setelah membayar uang taxi onlinenya, Naffa melanjutkan pencariannya. Meski sedikit malas dan cape, namun biar bagaimanapun, ia hawatir pada kakanya.












....

     Rayga sampai dirumah Naffa, tubuhnya terasa sangat lelah dan ingin segera beristirahat. Dan kebetulannya, sesampainya disana, rumah Naffa tak dikunci, jadi Rayga bisa masuk begitu saja.


"Nanaf.... Rayga kesayangan udah sampai nih" Teriak Rayga didepan rumah Naffa.




Namun tidak ada jawaban dari Naffa, sebab Naffa memang sedang tak berada dirumah.



"Nanaf? Aga pulang, lo dimana?" Teriak Rayga saat sudah memasuki rumah.



"Lah ga ada, kemana sih tuh bocah" Ucap Rayga kesal.



"Bodo amatlah, paling lupa dia kalo gw balik hari ini. Mending tidur enak" Lanjutnya.










....

    Naffa sudah merasa geram, sudah berjam-jam ia berkeliling mencari keberadaan sang kaka. Namun tak juga ia temukan. Decak kesal berulang kali Naffa eluhkan, tapi tetap tak membuatnya menemukan sang kaka.

Kakinya sudah terasa sangat berat untuk ia langkahkan. Ponsel yang ia bawa sudah tak memiliki daya lagi, semua habis karena berulang kali mencoba menghubungi Rayga. Alhasil Naffa harus terlontang-lantung dijalan sendirian.


"Aduh kaki gw pegel lagi, mana rumah masih jauh" Eluh Naffa.




"Udah malem juga, masa iya gw harus tidur dijalan sih ah?? Gara-gara sikampret aga ini awas aja ya dia" Tambahnya lagi kesal.






....

     Selang beberapa jam setelah itu, sebuah motor berjalan menuju kearah Naffa. Dan pada saat itu Naffa sudah benar-banar lelah, pandanganya sudah mulai kabur, kantuk kini menyerangnya. Dan saat pengendara motor itu sampai didepannya, Naffa sudah terlampau jauh dalam alam mimipinya.

Kemudian, Seseorang itu membopong Naffa, menaikannya keatas motornya. Entah siapa seseorang itu? Dan apa yang akan ia lakukan pada Naffa, yang jelas doakan saja orang yang membawa Naffa adalah orang baik,  agar Naffa pun akan baik-baik saja setelah itu.

Kurang dari saru jam, mereka sampai ditempat tujuan. Seseorang itu menghentikan motornya dan memarkirkannya kegarasi rumahnya. Setelah itu ia membawa masuk Naffa kedalam rumah tersebut, lebih tepatnya kedalam kamar seseorang itu.




"Kebiasaan, dasar Nanaf sikebo" Ucap seseorang itu. Dan dapat ditebak, dengan nada memanggil nama Naffa yang khas, dengan gestur tubuh dan aroma parfume itu, dia adalah Rama.





Saat ini Rama yang membawa Naffa, keadaan Rama sendiri sedikit kurang baik. Karena itu siapa pun cewek yang ia jumpai saat keadaanya seperti saat ini, apalagi ditambah cewek tersebut memiliki kebiasaan yang menyerupai cewek masa lalunya. Maka fikiran Rama akan langsung berarah ke sosok Nanaf'nya ( Naffa Lyra Nabilla ).

Karena itu saat ini Rama bisa membawa Naffa kerumahnya, tanpa Rama sadari apa yang baru saja ia lakukan. Seperti itulah Rama, mungkin sarafnya sedikit terganggu. Karena syok dan belum bisa menerima kenyataan, setelah kehilangan dua cewek yang paling ia cintai sekaligus.





"Tidur nyenyak ya Naff, jangan pergi lagi. Gw ga mau kehilangan lo. Entah untuk kedua kalinya atau ketiga kalinya, cukup sekali itu saja, gw ga akan sanggup" Ucap Rama. Sambil membelai lembut rambut Naffa yang sudah lepek karena keringat. Sedangkan Naffa sendiri, ia terlihat tenang-tenang saja.







"Gw ada lagu buat lo Naff, dengerin ya" Lanjut Rama lagi.



Song by : Lisa fiyan - Tentang hatiku.

Ini tentang hatiku, ku katakan saja padamu.
Ku sudah tak kuasa melihatmu ragu.
Ku katakan saja, Aku ingin bersamamu.
Mendekapmu, menyentuh lembut pipimu, jagamu sampai habis hembusan nafasku.





Seusainya Rama menyanyikan sepenggal bait lagu yang ia ciptakan sendiri, Rama memejamkan matanya disamping ranjang tempat tidurnya yang saat ini ditempati Naffa. Rama tidak perduli jika setengah badanya harus tergeletak dilantai tanpa alas, asalkan jemarinya senantiasa menggenggam erat Naffa, ia tidak masalah.

Cinta memang kerap menarik kita keluar dari karakter diri kita sendiri, kemudian menjadikan kita terkadang mengikuti setiap perlakuan yang ia inginkan. Meski menyakiti diri kita, dan membuat kita tak nyaman. Namun tetap saja kita lakukan, sebab cinta akan mudah membutakan sekaligus memperdayai penikmatnya.















Happy enjoyed.......

ASAL KAU BAHAGIA "When I Meet You Again"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang