Part 1

54K 2.1K 48
                                    

23 Oktober 2020

•••

"Saya akan membayar Anda sebanyak apa pun, tapi pastikan berita soal kehamilan putri kami tertutup rapat dan bekerja samalah kepada kami soal ini!" kata wanita dewasa itu dengan wajah angkuhnya, ia melipat kakinya di atas paha sedemikian rupa.

Sang pria di sisi lain menyerahkan koper, meletakkannya ke atas meja, dan kala terbuka lembaran merah membuat mata pria tua di hadapan mereka berkaca-kaca bahagia.

"Tentu saja, Anda bisa menyerahkan itu semua pada saya," kata pria itu, tersenyum semringah ke arah ketiganya.

Ya, mereka bertiga. Seorang pria dewasa, wanita dewasa, dan di tengah-tengah mereka seorang perempuan yang kelihatan berandalan meski berwajah frustrasi sambil memegangi perutnya.

"Oh, dan satu lagi!" kata pria itu. "Manora, kamu ingat bukan siapa yang menghamili kamu?"

Manora mendengkus, mengangguk. "Saat itu, malam reuni SMA kami. Dia ada di sana, kami sama-sama pesta pora dan mabuk. Aku mungkin mabuk, tapi aku bisa liat siapa di depan sana. Dia ... si kutu buku yang sarangnya di perpus." Mendengar itu, si pria tua terlihat terkejut.

"Nah, Pak, mungkin Anda sudah tahu apa yang harus dilakukan, bukan?" tanya wanita itu, tersenyum lebar.

Si pria tua terdiam selama beberapa saat, kemudian melihat tumpukan uang di atas meja ia mengangguk paham. "Saya pastinya akan mengeluarkan dia dari sekolah ini."

"Ah, itu tidak cukup, kami ingin lebih. Itu pasti Anda lakukan kalau tahu hal begini, itulah kenapa saya membayar Anda lebih." Ia tersenyum lebar. "Anda memiliki banyak koneksi di universitas lain, bukan? Kami punya koneksi di beberapa tempat. Anda tahu yang harus Anda lakukan?"

"Ah, begitu ...." Ia kelihatan ragu-ragu.

"Buat dia ter-blacklist dengan alasan bukan karena menghamili anak saya, pokoknya pastikan semua sekolah enggan menerimanya selayaknya saya membuat semua pekerjaan menolaknya!" Mendengarnya, si pria tua menenggak saliva. "Paham, Pak?"

"Ah mmm ... Bu, Pak, apa tidak perlu tes DNA lebih dahulu?"

Si pria tua tersenyum semringah, senyum mengerikan yang membungkamkannya. "Anda meragukan ungkapan anak saya? Atau uang ini?"

Langsung, ia menggeleng. "Tentu saja, Pak. Tentu saja tidak!"

Keduanya tertawa kecuali anaknya yang di tengah-tengah. "Tenang saja, tidak perlu melakukannya sekarang, kita akan menunggu hingga anak ini terlahir."

Mendengarnya, si gadis terkejut. "Tapi aku mau aborsi!"

"Diamlah, Anak Sialan!" bentak sang ibu, membuat nyalinya ciut dan benaknya teriris.

"Kami berencana, membuat ayah dan anaknya bersama, dan mereka mati berdua dalam kesengsaraan karena hadir di dunia." Dengan senyum lebar, pria itu tersenyum, membuat si pria tua berkeringat dingin.

Rencana yang mengerikan ....

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

NERD DADDY [Brendon Series - Q]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang