#5 Troublemaker

905 103 39
                                    

Perasaan dongkol yang bersarang di dadanya membawa Suho ke mari. Ke tempat yang tak seorang pun tahu terkecuali komplotan kecilnya yang tak seberapa. Entah kenapa rekannya ini suka sekali membuat gaduh.

Gudang kecil kokoh di pinggiran kota dipilihnya sebagai tempat diskusi masa itu. Terpencil, tak terawat dan jauh dari perhatian masyarakat setempat. Suho mendorong pintunya tak santai, membuat seorang pria yang duduk di dalam gudang tersentak kecil.

"Long time no see, Suho."

Pria bermata sipit itu bangkit, menepuk bokongnya yang sedikit berdebu. Lantas, ia menutup pintu gudang sebelum ada yang melihat mereka berdua. "Bagaimana kabarmu?"

Tatapan tajam Suho tak terbantahkan. Pria bersetelan jas itu bergeming, memperhatikan lawan bicaranya yang terkekeh kecil. "Tenanglah, aku hanya ingin bicara sebentar. Kau terlalu tertutup akhir-akhir ini."

"To the point saja, Kang Daniel."

"Oh, like father like son." Daniel menyeringai. Ia berdiri membelakangi Suho, menatap interior lusuh gudang sederhana ini dengan lamat. Tak ada yang menarik, semuanya kosong dan monoton.

Suho mendengus pelan. "Katakan saja apa maumu. Aku harus cepat pergi sebelum ada yang menyadari keberadaanku."

"Why? Kau takut?" Daniel tertawa.

Tawanya terdengar mengejek. Suho benci seseorang yang bertele-tele. Jika saja Daniel tak handal melakukan pekerjaannya, Suho enggan sekali berurusan dengan orang seperti Daniel. Entah apa alasan ayahnya memilih Daniel untuk bergabung dalam misi.

"Aku pergi!" Suho melangkah keluar, tak peduli lagi dengan apa yang ingin dibahas Daniel.

"Tunggu sebentar!" Daniel berseru, menghentikan langkah Suho diambang pintu. "Katakan dulu apa rencanamu, Suho. Aku muak terus menunggu perintah yang tak kunjung datang. Kenapa kau tertutup sekali tentang misi ini?"

Nada bicara Daniel sama sekali tak enak di dengar. Tanpa berbalik menatap Daniel, Suho menjawab, "Seharusnya kau senang. Diam dan menunggu misi pun kau tetap menadapat bayaran mahal. Untuk apa repot-repot seperti ini?"

Sepasang alis Daniel menukik tajam. "Kenapa tidak katakan saja kalau kau akan melakukan semuanya sendiri. Kau tak butuh bantuan kami, right?"

"Belum saatnya, Kang."

Sepasang bola mata Suho terpejam. Tangannya terkepal menahan gejolak emosi yang meningkat perlahan mendengar suara Daniel.

"Kau terlalu bertele-tele, kami bisa melakukannya tanpamu. Waktu kita sudah banyak yang terbuang. Kau tahu itu?"

"Aku tahu."

"Lalu?!" Daniel menaikkan suaranya satu oktaf. "Kenapa tetap diam? Kau sama sekali tak memberi perintah apapun. Menunggu sampai kapan? Sampai Donghae berhasil merenggut semuanya?!"

Bugh!

Suho meninju rahang Daniel sampai empunya terhuyung. Ia sudah tak bisa lagi menahan amarahnya. Suho bergerak menarik kerah pakaian Daniel. "God damn! Kang Daniel, seharusnya kau berhenti menghubungiku karena aku masih dalam pengawasan Bae Donghae. Berhenti. Bersikap. Bodoh!"

Daniel meludah, rasa anyir darah di sudut bibirnya sangat mengganggu. "Kenapa tidak katakan saja kalau kau pengecut! Kau takut melakukan pergerakan!"

Bugh!

Satu pukulan kembali mendarat di wajah tampan Daniel. Suho mendengus seraya memalingkan wajah. "Berhenti bermain-main denganku. Aku tidak punya waktu."

"Kau---"

"Apa? Kau akan melakukan semuanya sendiri? Kau pikir kau bisa, eoh?" Kali ini Suho yang meremehkan Daniel. Lebih tepatnya mengatakan fakta sebenarnya.

THE SECRET PRINCESS [Surene]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang