#11 Flashback

517 64 6
                                    

Ayahnya bilang, tidak ada yang berubah dari rumah ini. Semuanya masih sama, seperti saat mereka semua meninggalkan rumah ini di hari yang sama pula. Hal itu juga yang membawa Suho ke pintu bercat putih dengan stiker planet Saturnus lengkap dengan animasi astronotnya.

Suho memutar knop pintunya, didorong pelan. Saklar lampu di samping pintu ditekan, seisi ruangan terlihat jelas. Kamar bernuansa biru, dipenuhi pernak pernik bertema antariksa. Planet di tata surya, menggantung di langit-langit ruangan. Dindingnya diisi ilustrasi luar angkasa. Berbagai macam alien pun tak luput terlukis di dinding.

Ah, Suho tak ingat pernah suka benda aneh semacam ini.

Pria itu masuk, mengamati seisi ruangan. Suho duduk di samping ranjang, mengambil sebuah pigura kecil di atas nakas. Ada fotonya memakai topi ulang tahun dengan kue tart di depannya, dipegangi oleh ibu dan ayahnya. Lilin yang menancap, menunjukkan bahwa saat itu usianya baru dua tahun.


Suho tak ingat banyak hal diusia sekecil itu.

Tok tok!

Suho menoleh ke arah pintu. Menemukan Siwon dengan piyama yang sama cerahnya dengan senyuman yang terpatri di wajah tuanya. Pria itu masuk, berjalan dengan dua tangan di belakang tubuh, mengamati seisi kamar.

"Kau ingat kamar ini?" Tanya Siwon.

Suho menghela nafas panjang, menaruh pigura foto di tempatnya lagi. "Aku tidak ingat apapun selain mayat ibu yang bersimbah darah di depanku. Lalu, wajah tak berdosa Donghae yang meninggalkannya saat sekarat."

Tangan Siwon terkepal mengingat balik kenangan yang membuat istrinya tiada dengan cara sadis, dan anaknya yang kehilangan kasih sayang ibu dan ayahnya. Segala ingatan itu selalu memancing emosi saat diingat.

"Kau trauma?"

Suho terkekeh sinis. "Tadinya iya, tapi, sekarang tidak lagi. Dia membuatku rutin bertemu psikiater, sekaligus melatihku tanpa ampun. Sekarang ... justru aku terbiasa melihat hal semacam itu."

Hening.

Cerita anaknya membuat hati Siwon tersentil. Mengingat musuh bebuyutannya lebih berjasa pada tumbuh kembang anaknya membuat Siwon kesal. Kenapa harus Donghae yang membuat anaknya setangguh ini. Apa dunia memang sesempit itu?

"Kau ... menganggapnya orang tuamu?"

Suho menoleh pelan. "Yang benar saja. Aku selalu menahan untuk tidak membunuhnya. Meski makanan dan uangku berasal darinya, aku tidak akan lupa bagaimana sadisnya dia membunuh ibuku."

"Ah ... begitu rupanya."

Siwon menghela nafas lega. Arah pandangnya tertuju pada pigura foto di tangan Suho. Foto itu, membuka kembali ingatannya ke tahun itu. Senyumnya merekah mengingat momen hangat keluarga kecilnya.

"Kau nakal sekali dulu." Siwon tersenyum kecut. "Ayah sampai pusing tiap kali kau berulah. Kau sampai menembak vas kesayangan ibu dengan pistol ayah karena mengira itu mainan."

Suho tak percaya mendengarnya.

"Ibumu sayang sekali padamu, sampai ayah tidak dibiarkan memarahimu atau menghukummu. Dia terus saja melindungimu dari ayah." Siwon terkekeh pelan, momennya lucu. Tapi, hatinya sesak mengingat itu. "Ibumu juga tiada demi melindungimu," tambahnya.

THE SECRET PRINCESS [Surene]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang